Apakah kita benar benar 'kita'?

23 4 0
                                    

"YA! Kau berbohongkan padaku?!"

Aku terdiam ditempat, menoleh kearahnya dan tidak jadi membuka pintu kamarku. Ia terlihat sedikit marah. Apakah dia tahu bahwa ini hanya sandiwara? Tapi apa mungkin orang bodoh seperti dia dapat menyadari sandiwara seorang aktor sepertiku.

"Kau berbohong kepadaku! Kau belum melupakan masalah kita kan? Kau belum memaafkanku kan? W-walau aku tidak tahu itu masalah seperti apa, tapi kumohon berhentilah seperti ini" aku terdiam, pikiranku menjadi kacau karena kata-katanya. Apa yang dia magsud berhentilah seperti ini? Aku memang seperti ini dan lagi, mengapa tiba-tiba dia berkata aku belum melupakan masalah kita?

"Apa maksudmu?" Tanyaku yang kini berjalan menghampirinya. Ia kini berdiri dan menatapku yang sedang berjalan menghampirinya.
"K-kau belum melupakan masalah kita yang entah itu apa, buktinya kau menyuruhku tidur diSoffa" langkahku terhenti saat mendengar Soffa, sekarang aku mengerti kenapa dia berkata seperti itu.
Aku memaksakan senyumku kepadanya, lalu menarik dirinya kedalam kamarku.

"Tidurlah, tidur cepat tidur!" Ucapku sesampainya dikamar. Ia menatapku dengan kesal lalu berbaring di ranjang ku.

"Kalau bisa tidak perlu bangun lagi!" Ucapku pelan seraya meninggalkannya dikamar.

Ini sungguh menyulitkan, lebih baik menampung ratusan hewan daripada dirinya yang nampak bodoh seperti itu.
Aku berbaring di sofa dan meletakan lengan kananku diatas kening. Aku bahkan tidak bisa tidur di Soffa, ini sungguh menyulitkanku untuk tertidur, sedangkan besok aku harus berangkat pagi untuk memulai syuting film.

Dari dulu aku memang tidak bisa tidur diSoffa, entah mengapa itu membuatku sedikit tidak nyaman. Mau sudah sangat ngantuk pun aku tetap tidak bisa datang ke alam mimpi. Arrghh, aku tidak tahu harus bagaimana jika sudah seperti ini, apa aku harus mengusirnya? Sepertinya tidak mungkin karena dia orang yang bodoh, dan jika bertemu orang bodoh dia akan semakin bertindak bodoh. Apa aku harus menghafal dialog untuk diriku besok yang akan memulai syuting? Aah aku tidak menyangka diriku akan terlibat dalam cerita ini.

"WonSo-ya, biasanya apa yang harus kulakukan dipagi hari?" Seorang wanita duduk disebelahku dan bertanya tentang aktivitas yang semestinya ada dipikirannya sendiri.
Ini masih pagi, tapi dia sudah membuat perutku sakit akibat pertanyaan konyolnya itu.
"Diam, aku sungguh lelah" jawabku dengan malas.
"Lelah? Memang apa yang kau lakukan?" Dia mendekatkan dirinya terhadap diriku sedangkan aku hanya meliriknya sekilas.
"Kau, hal yang biasa kau lakukan...." Aku terdiam memikirkan sesuatu, lalu ide yang lumayan baik datang ke dalam pikiranku.
"Biasanya kau seberisik ini, dan kau sungguh sangat tidak dapat diandalkan saat pagi, siang, ataupun malam. Maka dari itu aku sangat kecewa dengan Aktivitasmu yang kurang berguna" kataku. Dia mengembungkan kedua pipinya.
"Kurasa aku tidak seperti itu! Aa tapi aku akan banyak diam dan rajin mulai saat ini!"

Syukurlah jika dia mau banyak diam dan sedikit berguna, kita tinggal lihat hasilnya saja.
"A, satu lagi! Aku lelah karena aku tidak bisa tidur diSoffa. Dulu kau sangat tahu tentang itu, bahkan semalam pun aku tidak memejamkan mataku. Aku harap kau mengerti dan membolehkanku memakai kamar miliku" lanjutku.
"Ommo, aku tidak tahu. Mianhae, nanti malam aku yang akan tidur diSoffa" ia menunjukan ekspresi khawatirnya.

Ternyata sekarang aku bisa mengendalikan dirinya dengan baik serta aku dapat memanfaatkannya pula. Mungkin ini memang terlihat jahat, tapi inilah yang sedari dulu aku tunggu-tunggu.

Karena ini sudah pagi dan menunjukan pukul delapan, aku bergegas memakai jaket, masker dan topi lalu pergi berangkat menuju lokasi, walau aku ragu meninggalkan dirinya ditempatku, aku berfikir akan seperti apa nantinya saat aku pulang syuting? Apa tempatku ini akan menjadi seperti perahu terbelah? Aniya, untuk saat ini aku harus membuang pikiran negatif ku jauh jauh agar aku tidak membuat jam kerjaku berantakan.

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang