chapter 17

11.1K 588 36
                                    


"Fagal. Tapi sebenarnya alasan mu apa?" Tanya mas Guntur yang membuyarkan lamunanku.

"Bukan apa apa. Aku hanya ingin istirahat dengan hubungan ini. Mas mau ngertiin aku kan?"

"Aku tau. Pasti kamu menyimpan sesuatu,"

Aku melihat ke arah langit.

"Ah! Mas, sudah ku bilang, aku gaada alasan apa apa,"

"Baiklah Fani,"

Aku menengok ke arah mas Guntur.
'FANI'?. Mungkin aku lebih suka di panggil FAGAL dari nya, daripada Fani.

Kulihat mbak Dwi menuju ke arah kami berdua dengan sepeda motornya.
Pasti ngajak pulang.

"Dek. Ayo!"

Aku berdiri.

"Mas. Aku pulang dulu ya Assalamualaikum," aku menarik tangannya ke arah keningku.

Mas Guntur mengusap kepala ku lembut.

"Pikirkan baik baik. Jika ada masalah, ayo kita selesaikan bersama tanpa ada kata perpisahan." Bisik nya yang membuat bulu kuduk ku merinding.
His! Apa apaan mas Guntur ini! Selalu bisik bisik yang membuatku merinding.

"Waalaikum salam Fani. Hati hati." Mas Guntur.

"Buntut. Aku duluan ya, bye!" Mbak Dwi menancapkan gas nya. Aku masih melihat mas Guntur disana, didekat penjual jagung bakar tadi.
Agak kasihan juga. Karena aku gak beritahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Dek. Si buntut tadi bisik in kamu apa? Pasti ngomongin aku ya?" Tanya mbak Dwi saat kami tiba di rumah.

"Iya." Jawab ku berbohong.

"Kasih tau dong!"

"Kepo banget sih,"

"Yaudah. Kamu bicarain aku, nanti yang dosa juga kamu,"

"Iya deh iya. Tadi mas Guntur bilang, mbak Dwi jemput aku cepet amat. Padahal lagi asyik asyik nya," kata ku bohong lagi.

"Dih! Kamu ini, "

"Hehehe,"
Sebenernya aku lagi sakit hati.

Sms mas Guntur ah! Apa dia masih di taman pancasila, atau udah balik ke asrama nya.

Loh? HP ku mana ya?.
Aku cari cari disaku celana gak ketemu.
Jangan jangan, HP ku hilang di jalan?

"Mbak Dwi!" Aku memanggil mbak Dwi yang baru saja memasuk kan motor nya kedalam rumah.

"Apa?"

"HP ku ilang!" Kata ku ketakutan.

"Loh?kamu ini gimana sih? Tadi terakhir kamu bawa kemana?"

"Tadi di dekat penjual jagung bakar. Mbak, HP ku gimana?"

"Ya gak mungkin kita balik lagi. Toh kalau balik lagi, HP mu pasti udah di temuin orang lain,"

"Ah! Gak mau mba."

"Sek. Tunggu sek,"
Mbak Dwi membuka HP.

"Nah lhoh! Ni. HP mu di bawa si Buntut, tadi ketinggalan, untung si Buntut tau. Kalau gak, raib HP mu," mbak Dwi memperlihatkan isi pesan dari mas Guntur.

  Wi. Hp nya Fani ketinggalan di dekat penjual jagung bakar. Ni aku temuin. Bilang ke Fani, besok sore aku ke rumah nya buat balikin Hp nya.

Fiuh😧! Alhamdulillah. HP ku gak jadi hilang.

                 ****

"Assalamualikum," salam seseorang dari luar rumah ku.

"Waalaikum salam." Jawab ku membukakan pintu. Ternyata mas Guntur, pasti mau ngebalikin HP ku.

ARMY-ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang