Mengungkapkan Perasaan

77 12 0
                                    

    "Iya mas, mas mau pesan makan apa?" tanya pelayan.
"Saya mau pesan steak sama minumnya es jeruk aja. Oh ya, kamu mau pesen apa nov?" kata ku.
"Aku pesan jus strawberry aja." jawab novi.
"Baik mba, mas ditunggu ya." kata pelayan.
"Kamu gak pesan makan?" tanya ku.
"Gak usah aku dah makan. Kita langsung aja ke tujuan utama kita, kamu mau tanya apa tadi?" kata novi.
"Sabar dong jangan buru buru, emang kamu mau kemana sih?" tanya ku.
"Aku tuh datang kesini tanpa diizinin ayahku. Jadi aku pengen cepat kembali sebelum ayahku pulang. Karena aku takut dimarahin ayah." jawab novi.
"Kamu itu anaknya patuh ya sama orang tua." kata ku.
"Patuh gimana? Ini aja aku pergi tanpa minta izin sama ayahku." tanya novi.
"Kalo kamu gak patuh kenapa kamu takut dimarahin sama ayah kamu?" kata ku.
"Udah lah tiar, gak usah basa basi! Kamu mau ngomong apa?" kata novi.
"Oke oke, aku bicara sekarang. Pertanyaan yang tadi aku pengen nanya ke kamu saat di kelas adalah, kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya ku sambil memegang tangannya.
Entah kenapa novi tidak menjawab pertanyaan ku, ia justru diam.
"Kamu kok diam? Jawaban kamu apa?" tanya ku lagi.
"Aku butuh waktu buat mikirin jawabannya." kata novi sambil pergi meninggalkan ku.
"Nov, novi kamu mau kemana?" tanya ku sambil mengejar novi.
Namun, ia sudah terlanjur menaiki mobilnya.
"Ah! Kenapa novi malah pergi? Apa mungkin dia tidak mau menerimaku?" kata ku.
Aku pun pergi dari cafe itu dan pulang kerumah dengan hati yang masih bertanya tanya.

Keesokannya saat di sekolah aku melihat novi sedang merenung, aku pun menghampirinya.
"Nov, kamu kenapa? Masih mikirin soal kemarin?" tanya ku.
Novi malah pergi keluar kelas dan meninggalkan ku.
Aziiz datang menghampiri ku.
"Wah wah wah, enak gak sih rasanya di tolak?" kata aziiz.
"Apaan si lu? Kata siapa gua ditolak? Novi tuh masih mikirin jawaban soal pertanyaan gua kemarin!" kata ku.
"Maksud lu apa? Emang lu dah nembak novi?" tanya aziiz.
"Yaudah lah, kemarin gua nembak dia di cafe!" kata ku.
"Tapi gua yakin, novi cuma mau sama gua bukan sama lo!" kata aziiz.
"Kita buktiin aja siapa nantinya yang bakal dapetin novi!" kata ku.
Aku pergi ke mejaku meninggalkan aziiz.

Di Taman Sekolah

Novi duduk di taman sambil memikirkan tentang tiar.
Tiba tiba Aidah datang dan berkata dengan kencang.
"Heh, lu cewe gak tau diri banget ya! Lu kan dah tau gua itu suka sama tiar, tapi ngapa lo malah deketin tiar?" tanya aidah.
"Kamu kenapa sih?" tanya novi.
"Alah jangan pura pura bego! Gua tau kemarin tiar nembak lu kan! Dasar cewe gak tau diri!" kata aidah.
"Iya, emang tiar semalam nembak aku. Tapi aku belum menjawab apa apa ke dia." kata novi.
"Oh baguslah, kalo gitu sekarang juga lu bilang ke tiar kalo lo gak mau pacaran sama dia!" suruh aidah.
"Biarin aku mikir dulu!" kata novi.
"Heh, sekali lagi gua bilang sama lu jauhin tiar! Kalo gua liat lo masih deket sama tiar, gua gak akan segan segan ngelukain lu!" kata aidah.
Aidah langsung pergi meninggalkan novi di taman.

-------------------BERSAMBUNG-----------------

<<jangan lupa vote ya>>

Sahabat SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang