Ninth: Ternyata

14 1 0
                                    

"Ar, lo harus tanggung jawab, gimana pun juga itu salah lo". Sergah gue sesampainya di kantin.

"Iya iya, tar gue jelasin ke mereka". Jawab Arkan dengan nada pasrah.

"Yaudah lo mau minum apa? Nanti gue pesenin". Tanya gue dengan nada yang lembut.

"Es teh aja sama siomay". Jawabnya juga lembut, tapi masih dengan tampang cool.

"Ok tunggu ya".

Selagi berlari kecil gue mendatangi Stan minuman dan berlanjut ke Stan makanan setelah membayar.

***

"Eh nanti lo mau jelasinnya kaya gimana? Lo gak langsung To The Point kan?". Tanya gue sembari mengunyah Siomay.

"Ya enggaklah, takutnya pada mikir gimana nya lagi". Jawab Arkan, yang sebenarnya Merasa bingung dengan jawabannya sendiri.

"Ouh yaudah". "Nanti lo mau bilang gimana? Mending Gladiresik dulu di depan gue". Tanya gue dengan nada menginteropeksi.

'Duh Felia segala nanya begitu lagi, mana gue tau harus ngomong apa'

"Eh Hmm nanti aja deh, gue masih nyusun kata katanya dulu". Jawaban Arkan semakin membuat Felia Penasaran.

"Loh? Ouh yaudah deh". Pasrah Felia, karna tidak mau membuat Arkan tambah Bingung.

~o~o~

Setelah Bel masuk istirahat berbunyi, gue sama Arkan, Langsung menuju kelas, dengan romantisnya, kami jalan bergandengan, sembari tertawa ceria.

"Sayang, lo nanti pulang sama gue ya?". Tanya Arkan dengan nada -gue-bikin-lo-semua-pada-iri.

"Iya, tapi lo temenin gue ke Café deket halte dulu, gue mau makan Red Velvet Ice Cake?". Jawab gue tak kalah seperti Arkan.

"Ok sayang". Jawaban Arkan yang sekaligus mencium Kening gue.

'Mampus gue! Image gue sebagai WaKetOs sirna sudah, gimana kalo Adit liat, dan gue malah cap WAKIL KETUA OSIS GAK BAIK yang mengajarkan murid lainnya menjadi tidak baik'.

"Yaudah lo duluan Ar, nanti gue nyusul, mau ke toilet dulu". Ucap gue dengan nada 180° berbeda dari yang tadi.

"Iya iya". Arkan pun langsung menuju ke kelas sedangkan gue berbelok ke arah toilet perempuan.

~o~o~

"Fe-li-a A-lex-san-dra, lo tuh sebenarnya ada hubungan apa sih ama Arkan? Di kantin lo berduaan mulu, di ajakin bareng gue atau Sera pasti selalu dilarang sama Arkan?". Cerocos Alma.

"Lo pikir?". Jawab gue tanpa beralih menatap dia dan dengan nada datar.

"Ya elah Fel, lo kenapa Sentimen banget sih sama gue, cuma gegara NaBer, lo ampe segininya banget?". Geram Alma.

Brakk

"EH ASAL LO TAU, GUE BEGINI BUKAN GEGARA NABER, DAN BUKAN KARNA LO, KE-GEER-AN BANGET LO, GUE BEGINI YA KE SEMUA ORANG, BIAR GUE GAK KAYA MASA LALU GUE, YANG TERUS DI MANFAATIN ORANG, PAHAM??!!!!". Dengan ucapan gue barusan, banyak yang ngeliatin gue, dengan tatapan yang bermacam macam, dan gak bisa gue artikan, termasuk Ferdi, yang langsung tersadar akan ucapan gue barusan.

"Kenapa lo pada liatin gue? Gak suka?". Pertanyaan yang gue lontarkan langsung membuat semua murid di kelas mulai mengabaikan gue dan kembali dengan kesibukan masing masing.

***

"Lost my way a a a a ay
Found my way wa-a-ay wa-a-ay
wa-a-ay"

Feli-A-rkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang