1. Percakapan Pertama

47 5 0
                                    

"Entah ini perasaan apa. Yang ku tau hanyalah, jika bertemu tatap dengan mu aku merasa senang. Merasa ingin selalu berjumpa dengan mu lagi, lagi, dan lagi"

-Lost His Struggle

                                  ¤ ¤ ¤

"Levana yah?" Tanya Dito saat sudah menemukan orang yang sedang dicari nya. Yang sedang berada dipojok kantin bersama sahabat nya, Sevana.

Levana sempat tak percaya jika orang yang sedang bertanya pada nya adalah Dito. Ah ralat. Lebih tepat nya Dito Erlangga.

"I-iya?" Jawab Levana gugup, dan lebih menjurus ke pertanyaan.

Dito menampilkan senyum manis nya didepan Levana. Dan itu membuat Levana senang bukan main. Rasa nya saat ini juga, diri nya ingin memakan nasi padang sebanyak-banyak nya.

"Lo kembaran nya Vano kan yah? Tadi Vano minta tolong sama gue buat ngasih tau lo, kalo hari ini dia nggak bisa pulang bareng lo karena ada rapat basket," jelas nya panjang lebar.

Levana masih fokus menatap wajah Dito dengan semangat 45 didalam tubuh nya yang membara. Membuat Dito bingung karena melihat nya aneh seperti itu.

"Yauda, makasih yah," kata Levana untuk berusaha setenang mungkin.

"Eh Sevana! Dicariin sama Rizki noh, kata nya kangen," ledek Dito.

Sevana menatap ke arah Dito dengan tatapan meledek nya. "Bilangin balik aja, gue juga kangen gitu yah," sahut nya jahil.

"Tar sekalian deh gue bilangin juga, diajak ke KUA sama lo," kemudian Dito langsung berlalu pergi meninggalkan mereka tanpa menunggu jawaban Levana ataupun dari Sevana.

Levana menatap Sevana girang. "Gue nggak nyangka sumpah. Kalo seorang Dito bakalan mau ngomong sama gue. Gue seneng banget Sevana," Levana reflek langsung memeluk sahabat nya itu dengan sangat erat karena sangking senang nya.

"Lo gila yah? Gue nggak bisa nafas conge!" Seru kesal sambil melepaskan pelukan Levana.

"Dito makin ganteng yah Sev kalo lagi senyum kayak tadi," kata Levana memuji.

Sevana menatap Levana malas. "Ganteng apanya sih? Orang idiot gitu dibilang ganteng," sergah nya.

"Baru kali ini gue sama Dito ngobrol bareng. Yah, walaupun dia cuma menyampaikan pesan dari sih Vano! Intinya gue seneng banget Sevana," girang nya lagi membuat Sevana memutar bola mata nya jengah.

"Orang gila mah bebas," sahut Sevana malas.

                                💦💦💦

"Udah belom?" Tanya Levano saat melihat Dito sudah kembali duduk disamping nya.

Dito kembali memainkan ponsel nya. "Udah. Kembaran lo aneh," kata nya tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar ponsel nya.

"Aneh gimana?" Tanya Levano heran.

"Aneh lah. Masa gue cuma ngomong apa yang tadi lo bilang sambil senyum. Terus masa dia girang kayak seneng gitu? Aneh kan? Padahal gue nggak ngapa-ngapain," jelas nya membuat Levano berkata dalam hati.

'Coba aja lo tau, kalo Levana suka sama lo. Mangkanya dia girang kayak gitu' batin Levano bicara.

Levano menatap Dito sekilas. Kemudian kembali menatap komik yang sedari tadi dibaca nya.

"Walaupun dia aneh, tapi dia punya satu seribu cara buat orang nyaman kalo lagi dideket nya," Levano mengulas senyum tipis nya.

"Orang kayak gitu mah banyak kali diluaran sana juga," Dito terkekeh pelan.

"Tipe cewek yang lo suka gimana Dit?" Tanya Levano berusaha mengorek sedikit tentang Dito.

"Gimana yah? Yah gitu aja sih. Sama aja," jawab nya simple.

"Gitu aja sama aja gimana maksud nya conge?" Tanya Levano gemas karena tingkah laku sahabat nya yang kelewat idiot ini.

"Gue sih bukan tipe cowok pemilih kalo soal cewek. Intinya yah kalo gue suka, ya gue suka. Tapi kalo nggak suka, mau dipaksa gimanapun ya tetep aja gue nggak akan suka. Mau tuh cewek sekalem ataupun secantik siapapun," jawab Dito lebih serius.

Levano menatap Dito jahil. "Berarti kalo ada cewek yang suka sama lo, susah dong yah buat ngedeketin lo nya gimana," Levano tertawa pelan.

"Lo kira gue sejahat itu apa, sampe nggak ngehargain perasaan cewek," Dito menonjok pelan lengan Levano.

"Ya seterah deh. Idiot mah bebas," ledek Levano yang berhasil membuat Dito menjitak nya kesal.

"Woy!" Ladit menggebrak meja dengan sangat kencang. Membuat siempu nya marah bukan main.

"Untung nggak punya riwayat penyakit jantung gue," Dito mengelus dada nya sabar dengan tingkah laku aneh nya Ladit.

"Bisa nggak sehari aja nggak bikin gue jantungan?" Tanya Levano kesal.

Ladit mendesis pelan. "Kembaran lo susah banget sih buat dideketin nya?" Tanya nya kesal.

"Untung kembaran gue masih bisa ngebedain yah, yang mana monyet yang mana manusia," perkataan Levano berhasil membuat Dito tertawa lebar.

"Secara tidak langsung, lo mengatai sih Ladit ini monyet dong Van?" Tanya Dito memancing.

Levano hanya tertawa tanpa menjawab pertanyaan jahil Dito.

Sejujur nya, Levano sempat merasa kesal saat Dito dengan seenak nya mengatakan bahwa kembaran nya aneh. Iya, Levana!

Ingin rasa nya dia memberi tahu sahabat nya ini tentang perasaan yang dimiliki oleh kembaran nya. Tapi bagaimana mungkin, diri nya memberitahu Dito jika Levana menyukai nya. Bisa-bisa sehabis pulang sekolah, Levana menggantung diri nya hidup-hidup di atas pohon kelapa samping kolam.

"Nanti gue yang nganter Levana pulang yah Van," kata Ladit tiba-tiba dengan nada memohon.

"Coba aja sono kalo Levana nya mau," sahut Levano menantang.

Ladit menyeringai. "Kalo nanti Levana mau pulang sama gue, berarti gue di izinin yah buat seterus nya ngedeketin dia?" Tanya Ladit serius.

Dito menatap Ladit kasian. "Iyah udah sono, ajak Levana pulang bareng. Suruh gue gitu. Nanti dia pasti mau," usir nya.

"Kalo Levana nya mau yauda. Tapi kalo nggak, ya enggak. Awas aja sampe lo paksa-paksa!" Ancam Levano.

"Gue ke kelas Levana dulu yah, ngajak dia pulang bareng," tanpa menunggu jawaban dari sahabat-sahabat nya, Ladit sudah berlari menuju kelas Levana yang berada tepat disamping kelas nya sendiri.

"Hari ini ada rapat futsal juga kan?" Tanya Levano pada Dito

Dito mengangguk pelan. "Kan minggu depan ada lomba basket sama futsal. Mangkanya hari ini rapat."

"Jadi kapten basket cape juga yah," kata Levano pelan.

"Jadi kapten futsal juga cape. Tapi yah gitu. Seru!" Seru Dito sedikit senang. Levano mengangguk membenarkan perkataan Dito.

                                💦💦💦

Maaf yah kalo part 1 nggak jelas gini, wkwk😁
Maaf kalo ada typo atau kesalahan lain nya di cerita ini yaa😅
Sekali lagi gue tekanin yah. Tinggalin jejak kalian, oke? Jangan lupa apalagi sampe bosen buat voment cerita ini yaa🙋

Byeee~ ketemu di part selanjut nya yaa👋👋

Lost His StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang