Apa beda antara aku dan kita? Tentu saja kamu. Aku tanpa kamu. Sedangkan di kita selalu ada kamu. Aku bisa ada dengan sendirinya. Sedangkan kita tak akan ada tanpa adanya kamu. Karena adanya kamu di kita, aku harus sering berbagi ruang. Ruang pengertian, ruang pemikiran, dan tentu saja ruang ego yang biasa aku kuasai sendirian. Ini karena kita bukan hanya milikku, tapi juga milikmu. Kita juga bukan sekedar tentangku, tapi juga tentangmu.
Di kita, aku dan kamu harus siap mengalah. Karena benarku dan benarmu tak selalu sama. Karena inginku dan inginmu juga tak melulu persis. Tapi aku dan kamu harus sepakat untuk lebih mengutamakan kebaikan kita. Bukan cuma aku, bukan hanya kamu.
Kita adalah tempatnya aku dan kamu untuk saling ada dan saling mengakui. Saling memberi-menerima. Saling menghormati-menghargai. Di sini, hal yang baik harus serba saling. Karena itu, di kita, kesalahan harus aku dan kamu yang tanggung bersama. Karena kesalahanku berarti kesalahanmu, dan kesalahanmu juga termasuk kesalahanku. Bukankah kita juga berarti aku menjaga kamu dan kamu menjaga aku? Di kita bahagiamu juga bahagiaku, bahagiaku adalah bahagiamu. Begitu juga dengan sedih. Karena kita punya ruang untuk saling merasa.
Lalu, apakah aku dan kamu sudah benar-benar menjadi kita?aku menunggu.Adalah tunggu, ruang yang selama ini tertata rapi di hatiku, menanti kehadiran sosokmu yang entah akan seperti apa. Sosok yang nantinya akan menggenapiku. Aku tak tahu apakah kamu memang benar-benar orang baru yang belum aku kenal sebelumnya. Atau jangan-jangan, kita sudah pernah bertemu tapi belum sama-sama tahu. Ah sudahlah, kita lihat saja nanti.
Awalnya, aku kira, menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Seiring berjalannya waktu, aku baru mengerti bahwa menunggu adalah salah satu kebijaksanaan yang diajarkan Tuhan. Iya, Tuhan selalu lebih tahu waktu yang paling tepat, bukan? Kita hanya harus menunggu sampai waktu yang tepat itu tiba. Entah berapa ratus, ribu, atau bahkan jutaan detik lagi. Entah di bilangan hari, bulan dan tahun keberapa. Tapi saat itu pasti akan datang. Sepasti ketetapan-Nya yang tak pernah salah.
Maka, siapapun yang percaya bahwa Tuhan lebih tahu mana waktu yang paling tepat, harus selalu menyediakan ruang tunggu di hatinya. Tinggal masalahnya, mau diapakan ruang tunggu itu. Ada yang mengisinya dengan usaha, ada yang menjalaninya dengan tindakan yang sia-sia, ber-iri ria dengan pencapaian orang lain, atau bertanya tidak jelas entah kepada siapa kapan saat untuk dirinya tiba. Ada yang menghiasinya dengan keluh-kesah dan menyalahkan, ada juga yang mengharumkannya dengan aroma kesabaran yang menyebar layaknya udara, yang terpusat di ruang tunggu, lalu perlahan menyeruak ke ruang lain di dalam hati. Tapi apapun itu, pada dasarnya, kita semua sedang melakukan hal yang sama; menunggu ketetapan-Nya tiba.
Terkait seberapa sebentar atau lamanya kita harus menunggu, ah aku pikir Tuhan punya kebijaksanaan yang cukup untuk menentukannya. Toh selama ini Tuhan tak pernah terlambat, Dia selalu tepat waktu. Lagipula, sebentar atau lama itu harusnya tak terlalu menjadi masalah untuk mereka yang memahami bahwa hidup bukanlah sekedar kumpulan waktu. Hidup adalah kumpulan kesadaran. Karenanya, nilainya bukan ditentukan dari seberapa sebentar atau lamanya, tapi seberapa banyak kesadaran yang kita miliki tentang kehidupan itu sendiri. Kesadaran yang menjelma menjadi hikmah juga pengalaman berharga dalam setiap episode kehidupan. Begitu juga dengan menunggu. Bukan permasalahan seberapa lama waktu tunggu, tapi tentang seberapa banyak hal berharga yang bisa kita dapatkan dari proses menunggu itu sendiri.
Lagipula, siapapun kamu nantinya, seperti apapun sosok kamu yang dikirim Tuhan untuk menggenapiku, sekarang aku tak lagi merasa sedang menunggumu, sejak aku mengerti bahwa menunggu adalah bagian dari pertemuan itu sendiri. Jadi seumpama Tuhan baru mempertemukan kita setahun kemudian misalkan, maka sebenarnya pertemuan itu sudah dimulai sejak aku sadar dan mempersiapkan diri selayak mungkin untuk menyambut kamu, siapapun kamu yang akan datang itu. Siapapun kamu yang sudah Dia siapkan untukku.dan kuharap itu kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyakinan Adalah Soal Perasaan
РазноеMengawalinya dari sebuahsebuah pengalaman sahabat,dan teman teman dekat.. Sebuah cerita yg di bikin dari berbagai sumber sumber dan merangkai dgn kata dan kalimat yang mengena... Cek ceritanya di sini...