Tanpa lama, gue bales pelukan mama.
Hangat.
Cuma itu yang gue rasain sekarang.
"Mama?" Tanya gue.
"Iy-iya maaf ya sayang, hehe" Mama melepas pelukannya.
"Mama nangis?"
"Engga," Engga nangis. Tapi kaya ngelap air mata gitu. Dasar mama :"
"Kalo mama nangis, aku ngga usah kuliah disana deh" Kata gue.
"Engga sayang, mama ngga nangis, masa anaknya mau ngejar impiannya di tangisin sama orang tuanya," Kata mama sambil senyum.
"Hehe, iya" Gue ikutan senyum.
"Yaudah dibawah udah ada temen mama sama anaknya, ayo turun"
Gue dan mama menghampiri temennya yang ada di ruang tamu.
Pas gue turun, ternyata ada kak Chanyeol sama papa juga.
Semuanya ngumpul.
"Papa," Gue salim sama papa.
Papa langsung meluk gue, dan gue bales pelukannya.
Masih hangat.
Kaya mama tadi.
Gue langsung melepas pelukannya, gue ga mau sedih-sedihan ah.
Tiba-tiba kak Chanyeol juga meluk gue.
Aduh. Baru kali ini gue ngerasain punya kakak, sebelumnya malah kayak musuh.
"Hati-hati dek," Kata kak Chanyeol.
"Iyaa, tumben lo perhatian?" Gue melepas pelukkan.
"Yee, lo kan musuh gue satu-satunya, ntar kalo lo kenapa-napa gue ngga ada musuh lagi," kak Chanyeol menjitak kepala gue.
Sakit.
Emang oon dia.
Tapi gue sayang.
"Chanyeol?" Papa melirik kak Chanyeol sekilas.
"Hehe, iya pa maaf" Kak Chanyeol cuma cengir-cengir ga jelas.
"Udah?" Tanya aunty Yerin.
"Udah, sayang kamu hati-hati" Mama memeluk gue lagi.
"Yaudah jeng, aku pamit ya, Kyungsoo bawain kopernya Seolmi"
Emang gue babu apa? -dks
Kyungsoo cuma nurut aja, dia bawain koper gue kedalam bagasi mobilnya.
Gue melepas pelukkan mama.
"Udah ya ma, mama jangan sedih, aku kan juga cuma sebentar doang disana, cuma 3 hari, nanti pulang lagi" Kata gue menenangkan mama.
"Iya, hehe, hati-hati" Kata mama.
Gue, aunty Yerin dan Kyungsoo udah di dalem mobil, tepatnya di perjalan.
- - -
Gue udah sampe bandara, gaenak banget dari tadi cuma diem.
Kyungsoo juga cuma diem, ga ngobrol.
Dingin banget emang.
Dan kini kita(gue, aunty Yerin, sama Kyungsoo) udah ada di dalam pesawat.
Dan pesawatnya udah terbang.