Layaknya anak ayam yang mengekor induk
Aku kecil tertatih walau terseruduk
Riang berdesak, berebut atensi induk dalam bidukAku bersyukur memiliki sosok seorang Ratu
Penguasa istana kecil, selalu sigap membantu
Tangkas mengeksekusi peran ini dan ituKadang, kau juga seperti seorang peramal
Dengan lekas kau temukan benda yang kucari, karena kau hafal
Dengan semangat aku bangkit, karena nasihat yang kau lafalNamun aku takut ketika kau menjadi Petir
Menggelegar dalam amarah, menatapku kecewa dalam getir
Betapa aku tak ingin membuatmu khawatir
Selamanya 'kan kusimpan petuahmu sebagai eliksirDari segi manapun, kau bak jelmaan malaikat
Kecantikanmu yang memikat
Kebijaksanaanmu yang penuh berkat
Pengorbananmu pun dahsyatAku terbuai dalam cintamu yang tak bersyarat
Kulewati masa, tanpa sadar hakikat
Bahwa riwayat ini, singkatDan benar, tanpa kuduga, tanpa gelagat
Kepanikan tak tertahan, melilitku di detik-detik kau mangkatKupeluk kau hangat
Kudekap kau erat
Ibuku yang kusayangi teramat sangat
Bagimu semoga berlimpah segala nikmat
Berselimut rahmat, dunia dan akhiratFatwamu 'kan kugenggam teguh
Menjelma pencerah, pelipur sanubari
Penambal ketegaran yang mungkin luruh
Pendamping sukma yang sepi sendiriArdanwangjanim
March 11th 2017
3.04 p.m.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarian Pena
PoetryGores berjejak menyirat makna Tenggelam berayun tanpa bina Bebas menapak dalam kelana Semarak dalam Tarian Pena #26 in poetry (04/25/17)