Dua

50 7 12
                                    

"Brakkkkk." Suara itu menyadarkan Lintang dari lamunannya.

"Apaan sih, La. Ganggu aja, ngapain juga pake mukul meja segala."

"Yee lu tuh ya, masih mending gue cuman mukul meja, coba aja lu yang gue pukul pake meja." Ucap Ila sambil memukul lengan Lintang.

Lintang hanya menjawab dengan mengacungkan jempolnya.

"Emang lu kuat, La? angkat kursi aja lu nggak bisa, apalagi angkat meja." Sahut Fia sambil menoyor kepala Ila.

"Sembarangan lu fi, gue mah kuat ya, kan gue selalu minum KUKUBIMA ENERGI ROSO!!!" jawab Ila sambil mengangkat tangannya seperti seorang petinju.

Kelima temannya pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan menertawakannya. Di antara mereka berenam, Lintang,Salsa,Ira,Vivi,Fia,dan Ila. Fia dan Ila lah yang memiliki sifat paling tolol.

"Lu kenapa, Tang? tumben ngelamun. Lagi ada masalah?" tanya Ira.

"Gapapa, Ra. Cuman gue lagi kesel aja gara-gara kakak kelas sialan tadi."

"Lu sih pake acara telat segala, udah tau hari pertama masuk, bisa-bisanya lu telat."

"Ya iya sih tapi masa hukuman gue sekejam itu. Harus muter lapangan 20 kali padahal kan gue belum sarapan."

"Udah-udah yang lalu nggak usah dibahas lagi, percuma aja kan lu inget mulu malah bikin hati lu tambah kesel, mending kita ke kantin aja daripada ntar lo pingsan kan kita semua yang repot." Ucap Ira dengan cekikikan.

"Thanks ya, Ra. Ya udah yok ke kantin."

"Eh pada mau ikut ke kantin ga?" tanya Lintang kepada keempat temannya yang lain.

"Ciee udah nggak marah marah lagi, Bu?" jawab Vivi.

"Buruan deh gue udah laper banget nih."

"Ya udah ayo." Jawab teman-temannya.

***

Suasana kantin hari ini begitu ramai, karena ini adalah jam istirahat. Lintang dan teman-temannya langsung menempatkan diri di meja yang telah disediakan.

"Mau pada pesen apa? biar gue yang mesenin." Tanya Salsa.

"Samain aja semuanya, Sal, yakan?" jawab Lintang.

Teman-temannya yang lain hanya menganggukan kepalanya. Setelah 5 menit menunggu pesanan pun datang. Semuanya langsung memakan makanan mereka masing masing.

Tiba tiba Lintang tersedak, ia terkejut ketika melihat seorang cowok yang duduk di seberang sana.

"Nih minum dulu, Tang." Ucap Fia sambil memberikan minuman.

"Lu kenapa, Tang? kok sampe keselek gitu kek abis ngeliat setan aja." Ucap Vivi sambil terkekeh.

"Gue nggak papa, cuman gue heran aja."

"Heran kenapa?" tanya Ira.

" Tuh lu liat nggak, cowok yang duduk di seberang sana, itu kan cowok yang tadi nganter gue." Ucap Lintang sambil menunjuk ke arah cowok itu.

"Lah?lu gatau?dia kan anak pemilik sekolah ini. Dia sekelas sama kita, Tang, cuman tadi kok gue nggak liat dia ya waktu di kelas." Ucap Ira.

"Serius?sekelas sama kita?dih kenapa gue harus sekelas sama cowok itu sih."

"Emang kenapa, Tang?kok keknya lu nggak suka gitu sama dia?" tanya Fia.

"Dia tu ngeselin terus juga kalo gue liat dia tu kek rasanya ada sesuatu yang aneh."

"Aneh gimana maksud lu?"

"Ya gitu dah, udah lah ngapain jadi bahas dia sih. Mending kita balik ke kelas aja."

Lintang langsung berdiri dan meninggalkan teman-temannya.

"Eh ada yang aneh nggak si? masak iya tiba-tiba Lintang kek benci banget sama tu cowok." Tanya Ira kepada teman-temannya.

"Iya deh gue juga ngerasanya aneh, gimana kalo kita cari tau aja." Jawab Salsa.

"Ya udah ntar kita bicarain lagi. Oya Fi, La, awas aja kalo lu berdua bocor, gue timpuk lu pake sepatu," ucap Vivi.

"Timpuk pake sepatu siapa, Vi?" tanya Fia dan Ila .

"Sepatu Pak Mujair."

"Ee kampret ya lu, Vi," jawab Ila sambil menoyor kepala Vivi.

"Sakit bego"

"Udah-udah yuk ke kelas, daripada ribut kek anak kecil aja lu pada." Ucap Salsa.

Akhirnya mereka kembali ke kelas bersama-sama dan meninggalkan kantin.

"Keknya gue tau siapa cowo itu sebenernya." Batin Fia

***

Gimana?udah panjang kan?wkwk
Jangan lupa voment ya:v
See youu hehe

B & LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang