Pagi hari ini, tepatnya pada hari minggu, jalanan kota dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang. Cuaca pun sangat cerah dihiasi dengan teriknya sang mentari.
Seperti biasa, Lintang dengan sepedanya melaju dengan lambat melewati jalan raya yang begitu padat. Hari ini, ia akan pergi ke taman kota menikmati sejuknya udara di pagi hari. Hanya membutuhkan waktu 5 menit akhirnya ia sampai juga.
"Tumben taman sepi, biasanya penuh rombongan cewek, cowok alay." Ucapnya dengan mengusap keringat di dahinya.
Setelah menaruh sepedanya di tempat parkir, ia membeli minum dan duduk di dekat air mancur. Tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh seseorang.
"Ngapain lu disini? Nunggu angkot lagi kek waktu itu?" tanya cowok itu tiba-tiba.
"Lah lu ngapain disini, lu ngikutin gue ya?" jawabnya dengan terkejut.
"Jadi orang nggak usah kepedean, gue emang sering kesini kali. Dah gue cabut dulu." Ucap cowo itu sambil berlari.
"Demen banget ketemu sama tuh orang, kalo sampe 3 kali jangan-jangan ntar gue jodohnya, amit-amit dah." Omel Lintang dalam hati.
Tak mau memikirkan lama-lama, akhirnya Lintang memilih untuk jogging di sekitar taman. Saat sedang asyik-asyiknya, matanya tanpa sengaja melihat Fia, sahabatnya sendiri, bersama cowok yang baru saja ia temui. Tentu saja ia bingung, bagaimana bisa mereka saling mengenal satu sama lain, saling melempar canda tawa. Tak mau ambil pusing, akhirnya Lintang memilih untuk mengambil sepedanya dan bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, ia masih saja memikirkan kejadian yang baru saja ia liat di taman tadi.
"Kok bisa ya?" pikirnya.
Daripada ia terus-terusan memikirkan hal itu, Lintang pun memutuskan untuk menelpon Ira.
"Hallo, Ra. Lagi sibuk nggak?" tanyanya saat telpon sudah tersambung.
"Oit, Tang. Nggak yaelah, kek sama siapa aja." Jawab Ira sambil terkekeh.
"Tau nggak sih, tadi gue kan lagi lari-lari di taman kota, tiba-tiba--" Belum sempat Lintang selesai bicara tapi sudah dipotong oleh Ira.
"Tiba-tiba apaan, ah gue tau nih. Jangan-jangan lu ketemu cowok yang di kantin itu ya?"
"Iya sih bener, tapi ini ada yang lebih parah! Fia ternyata kenal sama tuh cowok terus akrab banget anjir." Teriaknya.
"Sodaranya kali makanya akrab," jawab Ira dengan cuek.
"Palalu sodara, keknya nggak deh."
"Terus ape? Pacar? Nggak mungkin lah, lu tau sendiri tipenya Fia kek gimana."
"Lah, who knows kan? Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, Ra."
"Ya udah lah daripada mikirin yang nggak-nggak, mending kita besok tanya langsung aja ke orangnya."
"Oke dah, ya udah gua tutup. Bye Ira jelek mwah."
"Ett kampret, lu yang jelek ya anj--"
Sebelum Ira makin ngomel-ngomel nggak jelas, Lintang langsung menutup telpon dan bergegas untuk mandi.
***
Keesokan harinya, atau lebih tepatnya hari Senin, adalah hari yang ditunggu-tunggu Lintang. Biasanya, hari Senin justru sangat dibenci oleh kaum pelajar. Alasannya simple, kenapa Lintang menunggu-nunggu hari itu. Jiwa keponya tentang pertemuan sahabatnya tempo hari membuatnya penasaran. Ia sampai rela bangun pagi-pagi demi bertemu Fia, karena ia tau, sahabatnya itu pasti rajin sekali datang pagi-pagi.
"ASSALAMUALAIKUM SEMUANYAAA!!!" teriak Lintang kepada teman-temannya, walaupun seisi kelas masih sepi, hanya beberapa saja yang baru datang.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Farel selaku ketua kelas di X MIPA 2, lebih tepatnya kelas Lintang dan sahabat-sahabatnya.
"Pagi bener lu datengnya dah," ucap Fia yang sedang membaca novel.
"Oiya dong, gatau juga nih kesambet apaan gue," balasnya sambil cekikikan. "Eh iya, mau ask dong, Fi."
"Nanya ninggal nanya, mumpung masih gratis sebelum disuruh bayar sama Pak Jokowi lu."
"Yeh kampret, btw lu kemaren abis jalan sama cowok ya?" tanyanya sambil menaikan alis.
"Kemaren pagi?"
"Iya, sama cowok yang di kantin itu kan?"
"Heem, kok tau? lu liat? kok nggak manggil gue sih?"
"Nggak lah yakali, ntar dikiranya gue ngikutin dia. Lu jadian ya sama dia?"
"Jadian?Nggak anjir. Ngaco lu kalo ngomong." Jawab Fia sambil menonyor kepala Lintang.
"Kasar yeee bambang, terus dia siapa lu?"
"Dia itu--"
"HOIIIII!! pada ngomongin apaan nih, seru amat kayak mak-mak ngerumpi," kata Ila dengan suara cemprengnya, membuat Fia dan Lintang terkejut sekaligus omongan Fia jadi terpotong karena ulah Ila.
"Bisa nggak sih, nggak usah teriak. Gedek gue denger suara lu," ejek Lintang.
"Iya tuh, ganggu aja sih lu," kata Fia.
"Ye apaan sih, sewot banget ini orang berdua ya, cepet tua kalian baru tau rasa."
"Ngacaaaa, lu sama gue mudaan gue woiii!! HAHAHA" jawab Fia sambil tertawa dan lari dari Ila.
"Anjirrrr Fiaaa, awas lu."
Terjadi lah kejar-kejaran antara Fia dan Ila. Lintang hanya bisa melihat mereka dengan tersenyum, walaupun ia harus rela menunda rasa penasarannya karena digagalkan oleh Ila.
***
Selamat membaca semuanya, semoga suka🌙😉
KAMU SEDANG MEMBACA
B & L
Teen FictionSay it before you run out of time. Say it before it's too late. Say what you're feeling. Waiting is mistake. -Lintang Azalea