Satu

1.1K 52 6
                                    

Cinta itu abstrak. Kau tak mampu melihatnya tapi kau mampu merasakannya.

***

Hari ini Aizilla putri cendana mulai memasuki masa dimana semua mahasiswa dan mahasiswi yang telah mengalami libur panjang sangat malas untuk ke kampus.

Bukan hanya anak sekolahan yang malas untuk pergi ke sekolah. Anak kuliahan juga seperti itu. Bukan hanya laki-laki saja, perempuan juga. Terbukti saat Zilla yang harusnya sudah berada di kelas bersama dengan dosen dan juga teman-temannya, dia malah asyik-asyikan bergelayut manja di balik selimut bermotif Spongebob miliknya.

Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Zilla. Ketukannya sangat pelan, membuat Zilla semakin memejamkan matanya.

"Zil.. Zilla.. Bangun, Nak!"

Sebuah teriakan tapi sangat lembut dari mulut perempuan yang mengalun merdu di telingaZilla membuatnya membuka mata. Namun, seperkian detik kembali memejamkan matanya.

Tak lama, terdengar ketukan pintu. Kali ini dengan suara yang berbeda dan juga ketukan pintu yang intonasinya naik beberapa oktaf. Bahkan sebenarnya tak pantas untuk di sebut sebuah ketukan, melainkan gedoran.

"Aizilla putri cendana. Cepat bangun! Kamu mau kuliah atau kamu mau berhenti kuliah?!"

Pertanyaan dari suara bariton yang sangat tegas membuat Zilla membuka mata. Bukan hanya membuka mata, melainkan juga terduduk di tempat tidurnya. Buru-buru Zilla mengecek jam yang berada di dinding kamarnya. Jam 08:35. Membuat seketika bola mata Zilla rasanya ingin keluar dan jantungnya seakan ingin terjatuh dari posisinya.

Okey ini lebay! Tapi coba kalian pikirkan, jika kalian sudah telat selama satu jam lebih. Bagaimana? Sudah kalian pikirkan?

"Ayah hitung sampai tiga. Kalau kamu tidak keluar ayah ak—"

Sebelum Dirlan —Ayah Zilla melanjutkan perkataannya, Zilla lebih dulu bangun dan membuka pintu kamar. Melihat Dirlan yang sudah berkacak pinggang sambil menggelengkan kepalanya, yang hanya di balas cengiran oleh Zilla.

"Baru bangun?!" Tanya Dirlan sambil melipat tangannya di depan dada.

"Yah, kan aku udah telat sejam lebih nih. Gimana kalo aku nggak usah ke kampus? Soalnya dosen aku killer, Yah." Tawar Zilla ke Dirlan sambil memasang wajah memelas.

"No, no, no!" Ucap Dirlan sambil menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajahZilla. "Sekarang.. Kamu mandi, makan abis itu kekampus. Ayah tidak menerima penolakan. Karena di tolak itu sakit!"

Setelah Dirlan mengatakannya, dia langsung berbalik meninggalkan Zilla yang sudah menatapnya seakan bertanya-tanya, Apakah ayahku sudah minum obat?

Zilla kemudian berbalik dan tidak lupa menutup pintu kamarnya dan berjalan ogah-ogahan ke kamar mandi. Setelah mandi, memakai pakaian. Rambut panjangnya dia biarkan tergerai indah. Di ambil handphone diatas nakas. Ada banyak panggilan tak terjawab dari sahabat-sahabatnya dan juga ada beberapa pesan masuk serta notifikasi dari aplikasi Line.

Zilla membuka aplikasi Line sambil berjalan menuruni tangga. Ternyata di grup Line khusus dia dan sahabat-sahabatnya sudah 999+. Unfaedah pikirnya.

EVIL 😇

Anastasia renova : Zil, lo dimana sih? Ini dosen udah masuk daritadi!

Clara sadewiriani : Weh, kunyuk! Di read doang anjir!

Aizilla putri : B aja kelles -,- Kangen lo pada?

Balas Zilla sambil terkekeh geli.

Clara sadewiriani : G. tq!

Merelakan Masa lalu (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang