Vote dulu ya sebelum membaca:)
***
Jangan menghindar, Karena aku akan terus mendekat***
Hari ini Zilla berada di salah satu mall yang ada di Bandung. Mengelilingi gramedia untuk mencari novel yang menurutnya menarik. Menurut Zilla, novel yang menarik itu bukan karena banyaknya orang yang membaca di salah satu sosmed.
Melainkan novel yang menarik itu, dimana alur yang ada di dalam cerita itu bisa membuat pembacanya masuk kedalam cerita. Mengikuti alur, merasakan kebahagiaan yang dirasakan tokoh didalamnya. Merasakan kesedihan yang dialami oleh tokoh yang ada di dalamnya.
Zilla sangat menyukai novel dimana alur dan konfliknya sulit untuk ditebak. Endingnya betul-betul merasuk jiwa. Membaca kesedihannya bagaikan di tusuk ribuan pisau. Merasakan kebahagiaannya bagaikan berada diatas awan dengan sayap dan didampingi oleh orang tercinta.
Entah sudah berapa kali putaran Zilla mengelilingi rak buku yang berada disini. Tapi tak ada satupun yang membuatnya menarik saat membaca sinopis. Hadeh..konfliknya pasti sama kayak cerita sebelah. Ucap Zilla dalam hati saat membaca synopsis dari salah satu novel yang dia pegang.
Saat matanya tak sengaja melihat sebuah novel dengan cover seorang wanita yang memegang bunga. Menarik perhatiannya. Melihat sekilas judulnya, merelakan masa lalu. Ucapnya dalam hati, kemudian melangkah menuju rak buku itu.
Saat tangannya ingin meraih buku itu, tiba-tiba ada sebuah tangan yang juga terulur untuk mengambil buku itu. Zilla yang sedikit lagi mengambilnya, kalah cepat oleh tangan lelaki itu. Setelah mengambil buku itu, lelaki itu berbalik. Zilla menatap lelaki itu dari bawah sampai atas. Laki-laki itu hanya mengenakan baju kaos lengan panjang berwarna putih yang lengannya dilipat sampai siku dan juga celana jeans berwarna hitam.
"Eh, baju putih tunggu!" panggil Zilla membuat lelaki itu menghentikan langkahnya.
"Permisi, tapi itu buku mau gue beli." Ucap Zilla.
Lelaki itu berbalik menghadap Zilla dengan senyuman kecilnya. Zilla yang merasa familiar dengan wajah lelaki itu memicingkan matanya, kemudian...
"Lo?!" tunjuk Zilla terkejut.
Lelaki itu menampilkan cengirannya, "Eh, Zilla.. Kok kita bisa ketemu disini yah?"
Zilla mendengus, "Siniin buku itu!"
"Lah, kan gue duluan yang ambil. Main minta-minta aja."
"Tapi, gue duluan yang lihat!"
"Zilla yang galak, dimana-mana itu yang megang duluanlah yang sah." Balas lelaki itu.
"Dava!" omel Zilla.
Dava terkekeh geli, "Lo tau nama gue? Kok sweet banget sih, Zil."
Zilla melotot, "Kok lo nyebelin banget sih!"
"Nyebelin-nyebelin gini, gue ngangeinin loh, Zil. Tunggu aja, pas lo sampai dirumah ntar, lo bakal kepikiran sama gue. Terus jadi kangen sama gue deh." Ucap Dava percaya diri sambil menaik-turunkan alisnya.
"Mati aja lo!" Zilla menyentakkan kakinya kemudian berlalu meninggalkan Dava.
Dava dengan cepat menarik lengan Zilla, "Mau kemana?"
Zilla menatap tangan Dava kemudian menyentakkannya dengan kasar, "Bukan urusan lo!"
"Mau kemana?" ulang Dava.
"Kepo banget sih lo! Teman aja bukan. Minggir lo!"
"Gue tanya mau kemana?"
Zilla menatap Dava garang, "Mau ke mba-mba sana, mau minta novel yang kayak gitu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Merelakan Masa lalu (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction(SUDAH TERBIT jika ingin memesan silahkan chat) Davazka aditya putra, --Laki-laki dengan segala rahasianya dan juga Aizilla putri cendana, --Perempuan dengan segala kepolosannya. Hingga ketertarikan Dava membuat mereka memilih bersama tanpa tahu aka...