Semangat Baru

7 1 0
                                    


Pagi hari aku bergegas untuk bangun dan segera mungkin untuk membantu tante Lidya untuk menyiapkan sarapan. Saat kakiku akan melangkah ke dapur, Tom tiba-tiba muncul dihadapakan ku.  "Ahh maaf aku tidak melihatmu" ucapku kaku. "Ohh tidak apa-apa santai saja Lis, kau ingin kemana terburu-buru seperti itu?" 

"Aku ingin kedapur..." kenapa aku jadi panik seperti ini ucapku dalam hati. Aku berjalan mendahului Tom, aku tidak ingin banyak berkomunikasi dengan dia, tapi ini kan rumahnya.. oh come on ada apa denganmu Lis.

"Tante, apakah ada yang Lysa bantu? " Oh ya bantu tante menata makanan ini lysa di meja makan ya ucap tante Lidya.

"Baik tante, oh ya Lysa ingin bertanya untuk  masalah itu tante " tanya ku dengan memberikan kode yang sepertinya hanya aku dan tante lidya yang tahu.


"Lysa, tante belum bisa melepaskan kamu tinggal sendiri di kota ini,ya meskipun tante sudah berjanji mengijinkan kamu bekerja tapi menurut tante kamu harus menunggu terlebih dahulu sampai kuliah kamu selesai ."

Benar kan, selalu saja tante Lidya tidak mengizinkanku untuk bekerja, padahal aku merasa sudah saatnya aku membalas semua kebaikan tante Lidya kepadaku selama ini.

"Tapi tante, Tom sudah kembali dan ini waktunya Tom dapat berkumpul dengan keluarga intinya tante. Lysa tidak mau nantinya dia merasa Lysa telah merebut kasih sayang dan perhatian dari tante." ucapku mencari alasan yang mungkin bisa di pertimbangkan oleh Tante Lidya

"Kamu ini kenapa harus berfikir sejauh itu, Tom sudah dewasa dan dia pasti akan mengerti. Sudah ayo kita sarapan, kamu tolong panggil Tom untuk kesini kita makan bersama.

"Ma, I'm here" ucap Tom langsung duduk di kursinya

Aku pun kaget, jangan bilang dia mendengar semua pembicaraanku dengan Tante Lidya. Tapi sepertinya dia biasa-biasa aja. Oke baiklah lupakan saja Lys, dia pasti tidak mendengarnya.

Kami pun mulai memakan sarapan kami masing-masing. Tante Lidya berbincang dengan Tom sedangkan aku hanya fokus untuk menghabiskan sarapan yang ada dihadapanku. Aku ingin cepat-cepat meyelesaikan sarapanku dan segera bergegas ke kampus.

"Oh ya Lysa, kamu nanti ke kampus tidak usah naik mobil angkutan, biar Tom yang mengantar kamu ya."

Ada apa ini, aku ingin menghindar tetapi kenapa Tante Lidya... ahhh aku ingin teriak rasanya. Bagaimana jadinya aku hanya berdua di mobil dengan Tom

"Iya Lys, bareng saja denganku kebetulan hari ini aku ingin keluar. Kita berangkat bersama saja" ucap Tom sambil menyelesaikan sarapannya.

"mm baiklah" aku sudah tidak tahu harus berkata apa lagi. 

~~~

"Ayo Lys, masuk kenapa hanya berdiri saja? " Tom sudah akan masuk ke dalam mobil  sedangkan aku masih bingung apakah aku duduk di belakang saja karena sangking paniknya harus duduk satu mobil dan berdampingan dengan Tom yang mengendarai mobilnya.

"Ya kau pikir aku si supir mu, kenapa kau duduk dibelakang?" ucap Tom sambil memberikan senyum manisnya. Oke sadar Lysa, jangan membuat dirimu semakin tampak bodoh. Aku pun keluar dan kembali masuk di pintu mobil depan.

"Nah ini baru benar, apakah kita boleh berjalan sekarang?" 

Aku pun hanya mengangguk memberikan jawaban.

~~

Di dalam mobil, aku berusaha sekuat tenaga agar tidak menimbulkan suara apapun juga. Aku merasa ingin meledak kenapa aku ada disituasi seperti ini. Aku merasa tidak nyaman, aku tidak ingin Tom beranggapan aku aneh but ya aku memang aneh.

"Oke Lysa, sudahi sekarang. Kau kenapa sangat kaku sekali. Apa kau takut denganku? Banyak sekali yang ingin kutanyakan padamu. Tapi pasti kau akan bingung untuk menjawabnya. Dan sekarang bolehkan aku memintamu untuk menemaniku nanti sesuai kau pulang kampus ?"

"Ak,.. k..uu ?" 

" Ya temani aku nanti. Aku akan menjemputmu, sekarang beritahu aku no teleponmu agar aku bisa menghubungimu nanti" Tom sambil mengeluarkan handphonenya dan memberikan kepadaku. Aku pun memberikan no teleponku pada Tom

"Ok sekarang aku punya no telepon mu, aku akan menghubungimu nanti ya.

Dan kita sudah sampai.."

"Ahh yaa terima kasih ya.. mm  terima kasih sudah mengantarkan ku"

"iya, sudah sana kau masuk, sepertinya teman kampusmu ingin sekali menerkamku." senyum Tom

Dan ya benar saja, mahasiswi semua menatap sinis kepadaku dan memberikan tatapan memuja pada Tom. Ok aku harus berjalan seperti biasanya acuhkan mereka semua dan berjalanlah secepat mungkin.

Tapi entah mengapa langkahku hari ini terasa berbeda dengan tiap langkahku pada hari-hari sebelumnya.

Hari ini aku merasakan sebuah gejolak didalam dada yang tidak dapat aku utarakan. 













Love YouWhere stories live. Discover now