Di sela-sela waktu istirahat, Jaehyun datang menghampiriku. Memberikan sebuah botol air minum dari tangannya.
"Minumlah." ujarnya. Aku tersenyum tipis menanggapinya.
Di depan sana, tidak jauh dari tempat aku duduk sekarang, anak-anak lain sedang bersenda gurau.
Aku tidak bisa mengalihkan perhatianku pada seseorang yang sedari tadi diam di antara mereka.
Mataku mengamati setiap gerak geriknya, layaknya seorang ibu yang memantau anaknya di taman kanak-kanak.
"Jangan dipikirkan, Chae. Suatu saat, Jungkook yang dulu pasti kembali." Lagi, Jaehyun seolah memberiku semangat.
Tapi aku tidak dapat menghentikan pergerakan kepalaku. Menggeleng ke kanan dan kekiri.
"Aku tidak yakin, Jae. Dia bahkan sangat menyeramkan sekarang. Jauh di luar dugaanku."
Aku dapat mendengar Jaehyun menghela napasnya berat. Salah satu tangannya meraih pundakku dari belakang. Mengusapnya seperti memberi semangat.
"Gwenchana."
Tapi buru-buru kutepis tangan Jaehyun. Bahkan aku dapat merasakan kalau dia cukup terkejut.
Maafkan aku Jae
Aku hanya merasa tak enak setiap kali orang lain memandang ke arah kami.
Terutama orang itu.
Aku tidak ingin menyakitinya dua kali.
• • • • •
Yugyeom dan Mingyu berulang kali membuat suasana menghangat dengan candaan mereka.
Bahkan Yuju dan Myungho sampai tertawa terpingkal-pingkal melihat betapa konyolnya dua anak itu.
Di tengah-tengah tawa mereka, Eunha diam-diam memerhatikan sosok Jungkook yang sedari tadi menunjukkan reaksi yang berbeda dari yang lainnya.
Dia tidak tertawa sedikit pun. Bahkan seorang Junhoe yang dikenal kaku, masih tertawa dengan gurauan mereka.
Eunha beberapa kali menangkap Jungkook memandang ke arah lain. Entah ke luar jendela, ke arah pintu, atau... ke arah Chaeyeon dan Jaehyun.
Ingin sekali rasanya Eunha mempertemukan ketiga manusia bermasalah itu dan menyelesaikan masalah mereka. Namun rasanya tidak mungkin setiap kali ia teringat sikap acuh Jungkook.
"Ya.. ya.. ya.. apa Hyung dan Noona tahu, menurut kabar, ada orang yang dapat menjadi penerus Park saem."
Seungkwan kembali dengan gosip hariannya. Mereka langsung mendekatkan kepala mereka ke arah Seungkwan. Termasuk Eunha.
"Nugu nugu nugu?" Tanya Mingyu antusias.
"Jungkook Hyung."
Sorot mata mereka seketika itu berpindah ke arah lelaki yang sedari tadi memilih diam di belakang mereka.
Bom atom baru saja dijatuhkan. Jungkook hanya menatap Seungkwan sengit.
Tidak ada yang menyangka Seungkwan akan memberi umpan pada seekor singa. Savage. Sindirannya tidak salah. Justru Jungkook yang terpukul habis di pertarungan inin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Count On Me | 97 Line [✔]
Fanfiction"Bisakah kau berhenti berpikir kau adalah yang terbaik?!" -Eunha- "Tidak seharusnya kau berurusan dengan orang sepertiku" -Jungkook- Bisakah kami saling melihat satu sama lain? Menghilangkan rasa benci diantara kami. Membangun sebuah arti yang sesun...