Naruto©Masashi Kishimoto
'My Ice Prince'
Chapter 18
'Good Bye, My Ice Prince'
By:Cacacillya.
***Ps: Ending ini sedikit berubah, dibagian akhir, silahkan dibaca jika berkenan^^ arigatou gozaimasu:)
Sorry untuk beberapa komentar aku hapus^^ tapi termakasih sebelumnya:)
Akan ada epiloguenya, tapi entah kapan publish, tunggu wee ya:v
....
'Bunga putri malu itu akan terus menunduk malu, meskipun tidak ada tangan-tangan usil yang menyentuhnya.''Cahaya matahari tertutup bulan, insan bumi tak lagi mendapat cahaya darinya.'
'Kaki yang menginjak duri semakin terasa sakit, seolah bukan hanya duri yang diinjaknya.'
_______________
....My Ice Prince....
_________
__________________________________
"Ada apa dengan putra kami, Dokter?" tanya Mikoto dengan nada panik.
Dokter Keithy hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Mikoto.
"Apa dia baik-baik saja?" Ibu dari Uchiha Sasuke tersebut kembali mengajukan pertanyaan.
Sang Dokter masih diam membisu dengan wajah resah gelisah.
"Tolong katakan, Dokter! Jangan diam saja!" sentak Mikoto.
Namun, Dokter Keithy masih tetap diam tidak menjawab.
"DOKTER!"
Akhirnya Dokter itu menggeleng lemah.
"Maaf...."
Hanya itu yang keluar dari mulut Dokter Keithy. Wajah Dokter wanita itu terlihat lesu.
Satu kata yang mampu mengubah segalanya.
Sepasang suami istri serta dua remaja lelaki itu membelalakkan mata mereka. Shock. Tidak bisa mempercayai pendengarannya sendiri.
"Do-do-dokter...."
"I-itu mu-mustahil...."
"Mohon maafkan saya."
Wajah Dokter Keithy terlihat putus asa.
"Do-dokter ... hanya becanda saja, kan?"
"Katakan jika semua ini bohong!"
"Katakan dia baik-baik saja! Katakan, Dokter! Katakan!"
"Adikku baik-baik saja, kan, Dok? Dia sehat, kan? Kami masih bisa melihat senyumannya, kan, Dok? Jawab saya, Dokter! Jangan hanya diam dan mengucapkan kata maaf! Itu tidak berguna!""K-kak, O-obito...."
"Dia sedang tidur, kan, Dok? Iya, kan? Jawab!"
"Maafkan saya. Tolong maafkan saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
'My Ice Prince' (DONE)√
FanfictionMengejarmu bagaikan mengejar balon yang terbang ke angkasa. Mempertahankanmu bagaikan mempertahankan rasa sakit saat kaki berjalan di atas duri. Memiliki dua hati, tidak bisa aku lepaskan dan memilih satu. Aku mengejarmu, Pangeran esku. Aku memp...