Chapter 16

2.4K 275 54
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

"My Ice Prince"

Chapter 16

By:Cacacillya.

****

 
Naruto membuka pintu kamarnya dengan pelan. Pemuda itu nenutup kembali pintu berwarna cokelat tersebut setelah ia berada di dalam ruangan yang lumayan luas itu. Ia berjalan mendekati tempat tidurnya. Setelah sampai, ia mendudukkan diri di sisi tempat tidur. Matanya menatap isi kamar yang tidak terlalu banyak perabotan. Tidak jauh berbeda dengan kamarnya yang berada di rumah Koyuki.

Tapi, rasanya begitu berbeda. Ia merasa asing berada di dalam kamar ini. Ia sendiri tidak tahu kenapa. Yang jelas, ia tidak nyaman berada di sini. Lrbih tepatnya di rumah ayahnya sendiri.

Mungkin karena rumah ini memiliki kenangan buruk di masa lalu. Kenangan yang sampai saat ini tidak bisa ia lupakan. Mungkin tidak akan bisa.

Naruto tersenyum. Senyum kesedihan. Ia terkekeh, kekehan hambar. Kedua tangan pemuda itu mengusak rambutnya dengan kasar.

"Naru...."

Naruto mengangkat kepalanya yang tadi menunduk. Pemuda itu menatap nanar seseorang yang baru saja mengusap bahunya, dan menyebutkan namanya dengan lembut.

"Kak...."

Koyuki tersenyum teduh. "Kau baik-baik saja?" tanyanya masih dengan nada lembut. Wanita itu duduk di samping Naruto.

Pemuda berambut pirang itu tidak menjawab. Ia malah menyandarkan kepalanya pada bahu Koyuki.

"Kak ... Apa aku bisa sanggup berada di sini?" Kedua mata Naruto terpejam.

Koyuki memeluk Naruto, dan membelai rambut pemuda itu penuh sayang. "Aku yakin Naru kuat. Ada Kakak di sini bersama Naru," ucapnya.

Naruto memeluk pinggang kakak sepupunya dengan erat. Pemuda itu membenamkan wajahnya di ceruk leher Koyuki.

"Mereka memaksaku untuk tinggal di dalam neraka ini. Mereka ... mereka tidak mengerti akan ... perasaanku...." Naruto menangis setelah mengatakan kalimat tersebut.

"Mungkin ... mungkin mereka memang menyayangimu, dan ingin kau berkumpul kembali dengan mereka," bisik Koyuki pelan. Wanita itu membelai rambut blonde Naruto, mencoba menenangkan pemuda itu "Menangislah, jika itu membuatmu sedikit tenang...," lanjutnya diiringi isakan dari Naruto yang kini terdengar jelas.

Koyuki membiarkan Naruto menangis tidak peduli ceruk lehernya basah oleh air mata pemuda itu.

Drrtt... Drrttt... Drrttt....

Suara getaran ponsel yang entah milik siapa, membuat perhatian Koyuki serta Naruto yang tengah menangis teralihkan.

"Ponselmu, Naru...." Koyuki berkata pelan.

Naruto melepaskan pelukkannya. Pemuda itu menyeka air matanya yang tersisa. Lalu, dengan enggan ia meraih ponsel miliknya yang ia letakkan di atas tempat tidurnya.

Neji's incoming calling....

"Kau tidak mengangkatnya?" tanya Koyuki ketika ia melihat Naruto hanya menatap ponselnya tanpa berniat menjawab panggilan yang masuk. "Dari siapa?" tanya wanita itu lagi.

"Neji," balas Naruto singkat. Ia masih belum mau mengangkat telepon dari kekasihnya.

"Kenapa tidak diangkat? Berhenti...," ujar Koyuki dengan gumaman di akhir kalimat ketika melihat ponsel Naruto berhenti bergetar.

'My Ice Prince' (DONE)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang