Malam itu langit malam tampak tak bersahabat dengan gadis berambut coklat yang masih setia mengendarai motornya membelah jalanan kota London yang tampak ramai malam itu. Angin berhembus kencang membelai wajah Chole yang tak tertutupi apapun. Hari ini ia merasa amat lelah,hingga rasanya bahunya hampir merosot dan matanya sudah mulai mengantuk tapi ia harus tetap terjaga sampai tiba di flat sederhana yang menjadi tempat tinggalnya selama ini. Chole menggigit bibirnya pelan ketika merasakan tetesan air yang perlahan turun dari langit membasahi punggung dan wajahnya cantiknya. Perlahan tetesan air itu semakin lama semakin deras berganti menjadi hujan yang mengguyur kota malam itu. Chole mempercepat laju motornya dan tiba di flatnya beberapa menit kemudian.
Gadis itu memarkirkan motor tua itu disamping flatnya lalu dengan segera menutupi kepalanya dengan tas dan berlari masuk menuju flat tempat tinggalnya.Chole membuka pintu flatnya lalu segera menghambur kedalam,ia benar-benar sudah lelah dan yang di butuhkannya sekarang hanyalah istirahat dan tidur.
Chole melempar tasnya asal dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi,gadis itu mengecek keadaan adik lelakinya. Kevin. Anak itu tampak tenang dalam tidurnya. Tanpa sadar Chole tersenyum melihat wajah adiknya yang sangat polos dan damai saat tertidur. Andai Chole bisa melihat wajah damai itu setiap hari,bukan hanya dalam tidur anak lelaki itu. Perlahan Chole menghampiri adiknya dan duduk di tepi ranjang bocah berusia 7 tahun itu.
'Andai kau tahu kalau aku sangat menyayangimu,Kevin.Mungkin kau bisa berhenti bersikap dingin padaku. Aku ini kakakmu,keluargamu satu-satunya.' batin Chole sendu.
Perlahan telapak tangan gadis itu terulur mengusap helaian rambut Kevin yang berwarna senada dengannya. Andai kedua orang tuanya tidak meninggal 2 tahun lalu,andai mereka tidak jatuh miskin Kevin pasti tidak akan menjadi anak pendiam dan dingin seperti saat ini.
Chole menghela napasnya,gadis itu kemudian membungkuk dan mencium kening adiknya.
"I love you,sweet dream Kevin." gumam Chole.
Kemudian dengan langkah pelan ia beranjak menuju kamarnya yang bersebelahan dengan Kevin. Tepat setelah Chole menutup pintu kamar adiknya,bocah berusia 7 tahun itu membuka matanya perlahan dan menatap pintu kamarnya yang telah tertutup dengan tatapan kosong.
Aku terlalu kecil untuk mengerti hidup ini dan aku tak mengerti kenapa Tuhan kejam kepada kita,pada keluaraga kita. Apa salah keluargaku? Mengapa kau mengambil mereka semua dari sisiku,Chole bilang mereka telah pergi jauh ke tempat yang sangat indah dan penuh dengan keabadian bernama surga,lalu kenapa mereka tidak mengajakku dan Chole ke tempat indah itu?Apa mereka tak menyayangiku?Aku ingin mereka kembali,aku merindukan kalian,Aku rindu Mom dan Dad.
Kevin mengusap air mata yang perlahan menetes di pipi pucatnya. Walau tak pernah mengatakan apapun pada kakaknya,sebenarnya Kevin sangat menyayangi Chole melebihi siapapun di dunia ini,terlebih sejak kedua orang tua mereka meninggal,Chole sudah seperti Ibu sekaligus ayah baginya. Hanya saja Kevin tak pernah menunjukan rasa sayangnya itu langsung,entahlah semenjak kedua orang tuanya meninggal Kevin menjadi anak kecil yang sangat pendiam dan tak seperti tak berekspresi. Wajahnya selalu terlihat datar dan ekspresinya selalu tampak dingin seakan ia adalah bongkahan es yang tak tersentuh.
------------------------------------------------------------
Matahari pagi yang cukup cerah pagi itu masuk melalui celah-celah jendela kamar pria berambut coklat karamel itu membuat sang empunya menggeliat karena tidurnya terusik.
"Argggg!!" erangnya pelan.
"Who the hell who openned that fuckin window?!" geramnya sambil membenamkan kepalanya di bantal.
"Close that fuckin window,you idiot!" teriak Justin seenaknya,bahkan pria itu belum sepenuhnya sadar akibat efek alkohol yang di minumnya semalam dan hal tersebut membuat seorang pria berkulit hitam yang merupakan pelayan pribadi Justin segera menghampiri kamar Tuannya dan mengambil remote control untuk menutup jendela kaca yang menjulang tinggi dan besar didepannya walaupun sebenarnya hal yang harus dilakukannya sekarang adalah membangunkan Tuan mudanya bukan malah menutupkan tirai jendela untuknya. Pria itu menekan tombol close pada remote dan seketika jendela kaca besar itu langsung tertutup oleh tirai mewah berwarna emas terang itu.