Chapter 4

77 5 1
                                    

Gadis berambut brunette itu menyusuri lorong koridor sekolah tanpa tujuan yang jelas. Well, seharusnya ia berada di kelas Arithmatika sekarang,tapi karena Mr.Ronald tidak masuk kelas Arithmatika itu berubah jadi seperti tempat perkumpulan anak muda.

Ada yang pacaran,makan,main gitar bahkan bergosip. Membuat Chole muak,terlebih karena kedua sahabatnya tidak ada di kelas Arithmatika itu. Bagi Chole,tanpa Logan dan Kylie rasanya kurang lengkap. Hanya mereka berdua yang mau berteman dengan tulus dengan Chole,walaupun keduanya berasal dari kalangan atas tapi mereka tidak pernah menghina atau mengucilkan Chole. Chole tersenyum sendiri memikirkan kedua sahabatnya itu,kemudian tanpa sadar ia sudah berdiri di depan sebuah ruangan dengan pintu besar yang di ukiri pahatan yang sangat eksotis itu,benar-benar menampilkan kesan seni yang tinggi.

Ia mengenali ruangan itu,ruangan yang selalu menjadi favoritnya untuk menghabiskan waktu senggangnya terlebih karena ruangan itu sangat sepi dan jarang di pakai karena letaknya di lantai 3 gedung sekolah dan terletak di koridor paling ujung yang membuat Chole selalu berpikir kenapa ruangan ini tersembunyi dan terpojok padahal harusnya ruangan sebagus ini tak boleh di sembunyikan. Perlahan Chole membuka pintu besar itu,pintunya berderit kecil menimbulkan bunyi suara berderit yang menggema di ruangan itu. Chole melangkahkan kakinya menuju panggung utama yang sangat luas dan megah itu,bahkan terkadang Chole merasa tak pantas berdiri di panggung semegah itu walaupun tak ada orang yang melihatnya. Gadis itu duduk di kursi yang menghadap ke sebuah piano putih yang selalu menjadi teman favoritnya.

Chole menutup matanya perlahan,kemudian mengangkat jari-jari tangannya dan menarik napasnya perlahan kemudian menghembuskannya kembali di barengi dengan tekanan jarinya yang mulai menekan tuts-tuts piano menciptakan serangkaian nada yang indah.Chole terus memainkan jarinya di atas piano itu hingga nada terakhir.

Dan saat ia berhenti,samar-samar ia mendengar dengkuran halus.

Chole mengerutkan keningnya. Ia tak mungkin salah dengar,karena indera pendengar gadis itu sangat peka. Walau tidak begitu jelas tapi Chole yakin ia mendengar suara dengkuran itu. Apa ada orang lain selain dia disini?Chole menatap sekitarnya dengan tatapan hati-hati. Kemudian gadis itu melangkahkan kakinya menuruni panggung besar dan menyusuri bangku depan tempat penonton itu.

"Hello,apa ada orang disana?" Gumam Chole sambil menyusuri deretan bangku penonton.

Pertanyaan Chole menggantung di udara seiring dengan langkahnya yang mulai menyusuri deretan bangku belakang. Derap langkahnya menggema di ruangan kosong itu dan ketika ia sampai di deretan 3 dari belakang,ia di kagetkan oleh sepasang kaki panjang yang terjulur di kursi penonton.

Chole bergidig ngeri takut-takut yang di temukannya itu adalah mayat seseorang yang di buang disini,tetapi ketika pandangan gadis itu bertemu dengan wajah pria yang tengah terpejam itu,Chole mendesahmalas.

'Teryata,si Bieber mesum itu, ugh.' gumamnya dalam hati.

Mengetahui bahwa orang terpejam itu adalah Justin,Chole langsung berbalik  kembali dan hendak pergi sebelum makhluk abstrak itu bangun dan mengganggu hidupnya,lagi.

Baru selangkah Chole melangkah,ia merasakan lengan tangannya di tarik paksa dari belakang membuat keseimbangannya runtuh dan jatuh dengan keras kebelakang tapi anehnya ia tak merasakan lantai teater yang keras tapi yang ia rasakan adalah empuk dan sesuatu yang hangat seperti napas seseorang menerpa puncak kepalanya. Dan sebelum otak genius Chole dapat memproses apa yang sedang terjadi,ia mendengar pintu masuk ruangan teater terbuka membuat Chole refleks berteriak tapi teriakannya itu sama tak terdengar karena mulutnya di tutup oleh telapak tangan. Telapak tangan?tapi telapak tangan siapa?Chole menggerak-gerakan kepalanya ke belakang berusaha melihat siapa orang yang ada di bawahnya walaupun ia sudah tahu bahwa orang itu Justin,ia hanya ingin memastikan.

A Drop In The OceanWhere stories live. Discover now