part8-sebuah awal

1.8K 78 3
                                    

Selamat memba!!!
.
.
.
.
.
Azelia tarbangun dan merenggangkan ototnya yang pegal, bayang kan saja semalam dia tidur dengan posiai miring karena takut bersentuhan dengan Revan.

Ia melirik ke samping tempat dimana Revan berbaring semalam namun kosong.

Revan sudah tidak ada di sana lalu suara pintu kamar mandi terbuka menampakan sosok pria dewasa hanya mengenakan handuk di pinggangnya, kulitnya yang putih dadanya yang bidang badan nya yang menjulang dan mata nya yang berwarna hitam sipit serta bibirnya yang berwarna pink dan tipis begitu menggoda.

Azelia kagum matanya tak berhenti menelusuri setiap incit tubuh suaminya.dengan postur tubuh yang hampir sempurna jika saja sikap nya tidak menyebalkan dia sudah sempurna. Batin Azelia

"Gua tau gua tampan tidak usah di tatap seperti itu" ucap Revan membuyarkan lamunan Azelia

"Ciih.. pede sekali, lagian siapa juga yang ngeliatin lo" ketus Azelia menutupi ke gugupan nya.

Revan hanya mengeleng dan berjalan mendekati koper baju nya, dia mengeluarkan baju santainya kaos putih polos dan jelana jenas pendek.

Revan melirik ke arah di mana Azelia masih setia terdiam. "Ngapain masih di sini? Lo mau ngeliatin gua ganti baju?"

"Geer banget sih lo, ngapain juga gua lihatin lo ganti baju badan lo itu kayak triplek gak enak di pandang" jawab Azelia mengejek sambil beranjak menuju kamar mandi.

Revan memandang azelia dengan senyum sinisnya..

"Lihat aja, lo bakalah menyesali perkataan lo itu ini baru awal dan semua akan di mulai setelah ini, nikmati saja sisa-sisa senyuman lo sebelum senyuman lo tergantikan" guman Revan lalu ia pergi keluar dari kamar.

Azelia membuka pintu kamar mandi itu perlahan kepalanya melongok ke luar melihat keadaan sekitar..

"Ah syukur lah dia udah keluar" dan Azelia pun bergegas memakai pakaina santai nya

Azelia memakai kaos hitam yang longgar dan celana jeans biru rambut nya di ikat asal dan menampilkan pipi tirusnya wajah nya polos tanpa makeup Kecantikan yang sungguh alami.

"Pagi mah-pah" sapa Azelia sambil mengecup pipi kedua orangtuanya.

Azelia duduk di samping mama nya. Di sana juga sudah ada Revan yang memperhatikan Azelia ia sangat terkesima dengan kesederhanaan Azelia, kecantikan yang alami no makeup itu yang ia sukai dari Aazelia tapi rasa bencinya begitu mendominan sehingga ia selalu menepis rasa yang ia tidak tau itu apa semenjak pertemuan pertama nya dulu.

"Sayang kok kamu duduk nya di sini sih, sana dekat suami kamu" ucap Marisa

"Kan sama aja mah di sana duduk di sini juga duduk yang penting makan" jawab Azelia sambil cengegesan.

Antonio menggelengkan kepalanya, putrinya ini walau pun sudah menjadi seorang istri tapi tetap saja keras kepala.

Sementara Revan hanya diam dan memilih fokus pada makanannya.

____________>>_>_>


"Mah, pah Zela berangkat dulu ya mamah hati-hati di rumah dan papa jaga kesehatan. Zela sayang kalian" Azelia memeluk kedua orang tuanya sambil menangis.

"Iya sayang mama sama papa gak perlu di ingetin juga udah tau kok, kamu jangan nangis dong sekarang kamu udah jadi seorang istri dan kamu harus nurut sama suami kamu ya jangan terlalu egois"nasihat Marisa

"Iya mah, Zela akan inget pesan mama"

"Revan tolong kamu jaga putri papa ya, jangan kamu bikin dia nangis" ucap Antonio

Revan tersenyum dan mengangguk" baik om saya akan menjaga Zela" jawab Revan.

"Jangan panggil om panggil papa karena sekarang kamu adalah anak papa juga"

"Euh.. iiya p-pah" jawab Revan canggung

"Yasudah kalian hati-hati yah di jalan nanti kalo ada waktu kami akan mengunjungi kalian"

"Iya mah -pah.. assalamu'alaikum" pamit Azelia dan Revan sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

mereka masuk ke mobil dan Revan melajukan mobilnya. Sekarang mereka dalam perjalanan menuju rumah baru mereka,ah tepat nya rumah yang telah di siap kan Revan dari beberapa tahun yang lalu.

Tadinya rumah itu di siapakan Revan untuk nya dan sang kekasih hati Alena tapi semua itu harus ia kubur dulu untuk sementara sampai keadaan nya memungkinkan.

Karena sekarang dia harus mengikuti keinginan ayahnya tapi itu untuk sementara dan hanya setatus saja.

Waktu terus berlalau, kini mereka sudah sampai di rumah baru nya.

Azelia turun dari mobil ia mematung melihat rumah yang mewah itu, desain rumah itu begitu unik.

Revan melangkah masuk namun langkahnya terhenti saat melihat Azelia yang masih terbengong.

"Lo mau masuk apa mau berdiri di sana?" Ucap Revan kesal karena Azelia terlalu fokus samapi mengabaikan panggilan Revan.

Seketika kekaguman Azelia pada rumah itu buyar. "Iya aku masuk bawel, minggir" ucap Azelia ketus.

"Kamar lo ada di sebelah kiri"
"Trus kamar lo diaman?"

"Ngapain lo nanya kamar gua? Mau tidur sama gua lu cih.. in your dreams" ucap Revan sinis.

"Heh, gua nanya kamar lo itu cuma buat mastiin aja lo gak terlalu jauh supaya kalo gua nyuruh lo gak ribet"

"Gua di sini suami lo, bukan bodyguard lo dan yang harus patuh itu elo bukan gua".

"Ya tapi tetep aja-"

Ucapan Azelia terpotong "udah lah mending sekarang lo bikinin gua makanan gua laper. Karena di sini belom ada pembantu jadi lo yang ngurus rumah sama segala keperluan gua"

"Dahh.. nasibbb" ucap Azelia mendramatis.

Revan pun berlalau menuju lantai atas tempat kamarnya berada.

"Woy masakin gua makanan cepetan, gua turun makanan harus sudah selesai" teriak Revan dari atas tangga dan ia pun masuk ke kamarnya.

"Iihh dasar triplek, gua baru sampai udah di suruh masak gua juga butuh istirahat.. ah ya gua pesan ja deh, dari pada ribet kan sambil nunggu bisa sambil beres-beres" gumam Azelia dan ia segera memesan makanan.

Tiga puluh menit kemudian dia sudah mandi dan mengganti bajunya dengan baju tidur bergambar upin-ipin kesukaan nya.

Makanan pesanan nya pun sudah tersaji di meja, tak lama Revan turun dengan memakai kaos hitam dan boxer hitam.

Revan memandangi Azelia dan ia tertawa "bhahaahahahhahahahahaha lo lucu banget sih pake baju itu, udah tua juga" ejek Revan

"Serah gua lah baju juga punya gua, gua yang pake kok" jawab Azelia sambil mengerucutkan bibirnya.

"Lo gak masak?" Tanya Revan saat melihat makanan di meja bukan lah maskaan Azelia tapi delivery.

"Kalo masak gak bakalan keburu yaudah gua pesen sama aja kan?" Jawab Azelia

"Yaudah sih kayak nya emang lebih aman deliveri deh dari pada lo yang masak gua takut masakan lo beracun"

"Lagian ya siapa juga yang mau masakin lo, masak aja nih sendiri" ketus Azelia lagi karena dia sudah jengah dengan perkataan Revan.











Tbc......

Maaf typo absurd berantakan jelek gak nyambung.

Jejak kalian penyemangat saya makasih 😙😙😙😙




You Are My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang