part-10

2.3K 92 31
                                    

Hai haii...... apa kabar semua?? Hahahha insya alloh sehat yaa 😊. Akhirnya setelah sekian lama bersemedi saya bisa up lg cerita ini, meski nggak akan sering tapi saya usahaan biar update ya 😆 semoga pembaca gak bosen nunggu lama.





Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
Revan masih tak beranjak dari atas ranjang sambil memainkan ponsel nya, ia sedang asyik ria membalas chat dari Alena.

Malam ini Revan dan Azelia menginap di rumah Arkhana, ya jika saja bukan karena paksaan dari orang tuanya mereka tidak akan menginap dan harus satu tempat tidur.

Azelia keluar dari kamar mandi setelah memebrsihkan diri, lilitan handuk di kepalanya membuat ia terlihat menggoda di hadapan Revan. Ia berusaha meredam sisi lain dalam dirinya, yang kini tengah bergolak antara bertahan mengabaikan atau beranjak menerjang nya.

"Lo gak mau mandi?!." tanya Azelia saat ia melihat Revan masih serius dengan ponsel nya.

Revan melirik sekilas Azelia lalu kembali fokus pada ponsel nya. Ada rasa sakit di hatinya saat Revan mengabaikan nya, namun ia tidak mau ambil pusing karena hal ini akan biasa ia terima sampai mereka bosan dengan sandiwara yang mereka jalani kedepan sesuai dengan apa yang telah mereka sepakati. Azelia mulai membuka lilitan handuk di kepalanya, setelah pertanyaan nya tak di respon.

Semua itu ternyata tak luput dari pengamatan Revan, sebenar nya ia sudah tidak membalas lagi chat dari Alena, ia sengaja memainkan ponselnya hanya untuk pengalihan dari Azelia yang menurut nya begitu menggoda. Tak tahan dengan pemandangan di depan nya ia beranjak ke kamar mandi untuk meredam gairahnya sendiri yang kini sedang bergolak.

Sementara Azelia masih cuek saja dengan apa yang ia lakukan.

"Dasar batu." Gerutu Azelia saat Revan telah menghilang di balik pintu.

Setengah jam berlalau Revan keluar dari kamar mandi dengan sudah berpakaian lengap, gairahnya sudah sedikit mereda setelah ia mengguyur tubuhnya dengan air dingin.

Kening Revan berkerut kala melihat Azelia yang kini sedang serius di depan laptop nya, Revan mengeringkan rambut nya yang basah dengan handuk yang melilit di pundak nya. Waktu menunjukan pukul sebelas malam, namun Azelia masih berkutan di depan laptop nya. Tak menghiraukan Revan, Azelia masih tetap fokus pada layar persegi kesayangan nya.  Mata Revan menelusuri tubub Azelia dari balik punggunv nya. Menatap intens setuap lekuknya, saat kedaraan nya mulai pulih ia menggelengkan kepalanya dari pemikiran mesum yang tanpa ia sadari menyelinap dalam otak nya.

"Kau tidak tau aturan ya?." Tanya Revan spontan, ada rasa jengkel di hati nya saat melihat istri ah ralat Azelia masih bekerja seperti sekarang.

Azelia menghentikan aktifitasnya ia menoleh pada Revan dan mengerutkan kening nya, seolah bertanya _kau bicara padaku?_. Namun Revan tak lagi meneruskan perkataan nya, ia lebih memilih mengabaikan Azelia yang kebingungan dengan sikap nya.

"Aneh banget sih." Gerutu Azelia saat Revan mengabaikan nya lagi, namun meski ia bersuara pelan Revan masih bisa mendengar gerutuannya di balik kesunyian malam mereka.

"Lo bisa gak sih nunda pekerjaan lo sampe besok? Gua risih kalo tidur gua keganggu." Ucap Revan walau sedikit beralibi.

Azelia tersentak mendengar penuturan Revan. Maklum saja ini kali kedua mereka tidur dalam satu kamar."Lo tuh berisik banget si, kalo mau tidur ya tinggal merem aja gak usah pake acara nyolot segala kayak gitu, lagian yang kerja juga gue bukan lo.. " sungut Azelia, yang kesal dengan tingkah Revan yang so berkuasa.

Revan bungkam seribu bahasa namun ia beranjak dari tempat tidur nya dan menghampiri Azelia. Matanya menatap tajam seakan ingin menerkam nya hidup-hidup. "Lo nggak ada sopan banget ya sama suami, cih!, ngaku anak nya Antonio Arkhana tapi kelakuan lo gak ada sopan santun nya." Cibir Revan setelah jarak di antara mereka menipis.

Tubuh Azelia menegang melihat reaksi Revan, dia memang tidak terlalu biasa dekat dengan laki-laki. "Eh, mudur lo ngapain deket-deket." Ucapnya saat Revan semakin mendekat. Lalu ia berdiri ingin menghidari Revan. Dan ternyata apa yang Revan bayangkan benar, sedari tadi ia memerhatikan baju yang Azelia pakai t-shirt putih yang agak transparan serta celana pendek di atas lutut nya yang semakin menampakan kaki jenjang Azelia yang putih tidak mulus karena ada bekas luka di kaki sebelah kirinya.

Luka itu Revan masih ingat, ternyata luka itu membekas sampai saat ini. Ia kembali menatap wajah Azelia, dan entah dorongan dari setan yang mana, ia menempelkan bibirnya pada bibir Azelia dan membuat tubuh Azelia tersentak menegang dengan spontan.

Lumatan demi kuluman yang Revan lakukan dengan penuh gairah pada bibir Azelia menjadi menggebu. Sementara Azelia hanya diam tidak menolak atau pun membalas, ia terlalu shok dengan apa yang Revan lakukan.  Saat oksigen di paru-parunya mulai menipis Revan melepaskan ciuman nya. Ia kembali menatap Azelia yang sama terengah lalu memeluk nya.

Azelia tidak bisa menolak atau pun menghindar tubuh nya terlalu lemas karena ciuman Revan barusan.

"Tidurlah.." bisik Revan di telinga Azelia, setelah itu ia keluar dari dalam kamar meninggalkan Azelia yang mematung tak bergeming.




Tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Are My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang