Part 4, The Scary Person

415 16 0
                                    

Sejak kejadian sore tadi, aku lebih ketat mengawasi para krucil yang nakalnya gak ketolong ini. Aku sama sekali tak melihat jiwa itu lagi, tapi kurasa aku harus waspada. Ini udah jam 6 lagi, udah makan, krucil dah pada jam bobok, dan aku memutuskan menjaga mereka, padahal para kakakku dan orang tua lagi nongkrong di sungai deket rumah kecil ini. Setidaknya senakal apapun mereka, aku tetep sayang kok, hehehe....
Kulihat sebuah tikus dengan warna putih bersih berlari kearah rumah kecil itu, tanda buruk!
"Uncle! Ada tikus, tangkepin uncle" teriakku pada Om Charlie, "Dimana Ann?" Kata om, aku menunjuk dan setelah diperiksa tak ada satupun hewan, padahal rumah itu tak memiliki pintu lain selain pintu depan! Ternyata betul itu ulahnya!

Kulihat sebuah tikus dengan warna putih bersih berlari kearah rumah kecil itu, tanda buruk!"Uncle! Ada tikus, tangkepin uncle" teriakku pada Om Charlie, "Dimana Ann?" Kata om, aku menunjuk dan setelah diperiksa tak ada satupun hewan, padahal rumah...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huaaaa mama!!! Ada orang di pintu mom!" Teriak Rein sambil menangis. Aku yang sedang berbaring tengkurap segera sadar apa yang terjadi, namun sebelum meraih adik sepupuku itu, tante Inggrid sudah datang menenangkan Rein.  Aku melihat ke arah pintu, He's here!!! Dia ada disini! Menatap adikku dengan tatapan dengki. Aku hanya menatap tajam padanya dan kembali tengkurap memainkan handphoneku... 1...2....3.... lagi??? "Hiks mommy!! Mommm! Aku ingin tidur dengan mom!" Teriak si kecil Patrick lagi. Kejadian yang sama, dia muncul lagi di pintu. Aku segera memanggil tante Natalia, ibu Pat, untuk menenangkan anaknya. Kejadian yang sama terus terulang pada krucil bergantian.....

Semua sudah mendapat bagian diganggu dia, sepertinya bagianku terakhir, dan benar saja! Badanku kaku seiring matanya memerah dan mengeluarkan darah, wajahnya yang semula hanya pucat kini berdarah. Sh*t! Aku gak bisa menggerakan badanku! Mulutku pun kaku untuk berbicara!... aku berusaha mengontrol pikiranku, kutahu jika pikiranku melemah maka dengan mudah ia dapat mengambil alih tubuhku, aku membalasnya, aku menatap tajam juga kearahnya, tanganku kaku namun sepertinya berhasil! Aku mulai dapat mengendalikan jariku, dan dengan segera, aku meraih rosario yang selalu aku bawah kemana-mana

Dengan ini, aku mengusirmu oh kekuatan jahat, dengan Allah Tuhanku besertaku, aku mendoakanmu diterima disisi-Nya, yang Maha Kuasa, dengan bantuan malaikat surgawi, hilanglah oh roh jahat yang mengusik hidup manusia, semoga dosamu diampuni! Maafkan orang yang mengganggumu! Tenanglah di alam sana!

Bisikku sambil meremas erat rosarioku, dan berhasil!!! Perlahan matanya yang semula memerah seperti berdarah mulai kembali normal, wajahnya yang pucat seperti kapas mulai berwarna lebih seperti manusia! Kulihat pancaran matanya berterima kasih, aku hanya tersenyum dan berkata dalam hatiku, sama-sama, kini waktumu sudah habis di dunia, pergilah pada bahagia abadi di sana! Kulihat tubuhnya mulai memudar dalam beberapa waktu dengan senyum terulas dari wajahnya...

I Can See ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang