Part 6, A Warning For Our Family

392 11 1
                                    

"Oma?" Kataku menatap tante Imel, tante hanya tersenyum, atau kurasa harus kusebut oma karena kuyakin oma sudah berada dalam tubuh tante... oma menjulurkan tangannya dan mengayunkannya membuat gerakan memanggil mommyku, putri sulungnya.
"Vall, mamah pengen ngomong sama oma Theresia, dan panggil Charlie ke sini" tentu yang dimaksud oma adalah om Charlie.
Mommy langsung meminta daddy untuk menjemput oma Theresia, tante mommyku, dan om Charlie
"Mah... mengapa mamah pergi secepat itu?" Kata mommyku dengan air mata yang sudah menggenang.
Omaku meninggal pada umur 45 tahun. Saat itu aku bahkan belum lahir.
"Itu sudah takdir mamah, Vall. Kamu udah tua loh, malu gih nangis depan anak-anak udah pada gede gitu, Vall." Kata oma tersenyum dan menggenggam tangan mommyku.
Ternyata oma Theresia, dan om Charlie sudah sampai. Oma Theresia langsung memeluk tubuh tante Imel yang sudah dirasuki oma, lebih tepatnya nama omaku adalah Mathilda. Setelah berbincang tentang hal-hal orang tua, oma memanggil om Charlie.
"Char, sini mamah pengen ngomong sama kamu." Kata omaku, "Di hatimu terdapat sebuah beban berat Charlie, pastikan Natalia mengurusmu dengan baik, Char. Jika ia mengurusmu dengan baik, mamah yakin kamu dapat sembuh dan tidak menyusul mamah nak. Hidupmu masih bisa lebih lama demi Angel dan Pat." Kata omaku mengelus dada putra sulungnya juga.
Wajah om langsung pucat
"Gak mah, gak mungkin Char sakit! Gak mungkin! Imel, udah bohongnya Mel, ini bukan Mamah, aku gak akan percaya!" Kata om Charlie.
Oma hanya tersenyum dan tiba-tiba tubuh tante Imel roboh, oma sudah keluar dari tubuh tante. Om Charlie yang marah langsung berlari keluar dan pulang kerumahnya.
Kupikir pasti suatu saat tante akan sadar akan kesehatan om yang notabene adalah seorang perokok dan peminum. Aku hanya dapat berdoa demi yang terbaik

I Can See ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang