Visit

138 18 3
                                    

Hari senin, hari yang cerah untuk memulai kehidupan. Mungkin tidak bagi sebagian orang yang merasa hari senin adalah hari sialnya, dengan alasan jadwal yang padat atau malas memulai pekerjaan setelah libur.

Secangkir coklat panas tanpa gula dicecap hati-hati, mencoba menikmati tiap kepahitan didalamnya. Pemandangan dari balkon yang menghadap langsung ke laut lepas, memberi kesan tersendiri bagi orang yang menikmatinya.

Tatapannya terhanyut oleh ombak yang terus menggebu, menghantam karang besar yang kokoh. Ia menghela nafas, matanya tertutup saat suatu hembusan angin menerpa wajahnya,

"hmm, pagi yang sangat memuaskan," ia menyunggingkan senyum, berdiri, dan masuk ke dalam kamar meninggalkan cangkir berisi setengah coklat panas sendirian.

Sebuah ruangan minimalis berlapis wallpaper merah marun dan silver menghiasi kamar seorang Kim Taehyung.

Ia menghempaskan tubuhnya ke ranjang king sizenya dan memainkan ponselnya.

Klik,

Tuut..

Tuut..

Tuut..

Nada panggilan yang panjang menandakan kalau ia sedang menelfon seseorang. Tak lama, panggilannya terjawab,

"yeoboseyo?" suara di seberang membuka suara.

"Ah, Jungkook? Hari ini mau tidak pergi bersama? Aku bo-.."

"maaf, ini bukan Jungkook, tuan muda sedang mandi, akan saya sampaikan pesan anda.. jika boleh tahu, siapa nama anda?"

"Kim Taehyung, bilang saja dari tuan Taehyung yang tampan" ia tersenyum miring lalu berdiri di depan cermin besar yang tepat di depannya, ia menggerling.

"...siapa yang menelefon?... Ah, ini, katanya dari tuan Taehyung yang tampan" suara yang lebih kecil di sebrang berkata demikian, dan Taehyung langsung tahu kalau itu Jungkook. Taehyung puas, tentu saja dengan panggilannya di seberang 'tuan Taehyung yang Tampan'. Gemerasak suara di ponselnya membuyarkan kepuasannya.

"Ya! Kim Taehyung!" Suara namja yang lebih halus dan memekakan telinga akhirnya muncul, itu yang ditunggu Taehyung.

"Kau mau tidak?"

"Mau apa? Bicara yang jelas! Jangan buang waktuku!" Jungkook terdengar menggerutu.

"Temani aku ke museum tengah kota, jam 8 aku sudah di depan rumahmu" liriknya ke arah jam di atas tempat tidurnya.

"Mwo?! Aku belum pakai baju! Teganya kau-" ucapannya terpotong.

"Jangan buat aku menunggu!"

Biibb! Sambungan terputus.

Taehyung menghela nafas, melirik ke jam yang sebenarnya sudah pukul 7.30. Taehyung mengganti baju handuknya dengan kaus krem lengan pendek polos dibalut mantel coklat muda dengan celana jeans hitam yang agak kebesaran. Tidak lupa ransel hitam kecil yang dalamnya terdapat semua yang ia perlukan, juga itulah tujuannya. Ia berkaca,
"Sempurna!" katanya, diiringi dengan kedipan sebelah matanya juga jentikan jari tangan kanan yang tidak bunyi sama sekali.
--ia memang payah dalam menjentikkan jari--.

Ia turun ke parkiran. Jam menunjukkan pukul 7.45, 15 menit lagi jam 8, ia harus cepat ke rumah Jungkook karena apartemennya dan rumah Jungkook agak jauh sekitar 3,5 km. Ia masuk ke dalam mobil ford hitamnya dan segera melakukan apa yang harus dilakukannya.

Taehyung tinggal di apartemen lantai 20 dari 25 lantai di dekat pantai, tempat yang sangat ia impikan karena mengingat masa kecilnya yang tinggal di kota. Kehidupan kota kadang memojokkannya, membuatnya tersudut diantara beribu manusia, ia merasa muak lalu ia mulai bermimpi bisa punya kehidupan yang lebih luas dan bebas, dan kau tau, impian Taehyung terwujud.
.

A Piece of Art [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang