Bab 3 | Dorm

14.7K 1.1K 21
                                    

"Ada empat jenis seragam untuk keempat musim ditambah seragam olahraga, dan piyama."

Volentia hanya berjalan mengikuti Serenity yang membuka acak beberapa loker pakaian dengan telinganya, dan melemparkan beberapa pakaian pada Volentia yang berada di bawahnya. "Di setiap seragam terdapat pin w yang terbuat dari emas sebagai tanda jika aku adalah anggota afiliasi Murid Witch Academy sedangkan disampingnya adalah pin afiliasi Murid dan Lulusan Asrama Sylvester."

Volentia mengalihkan pandangannya pada dua pin yang ada di jas berwarna berwarna hitam yang menjadi almamater sekolah barunya itu. Sebuah pin w yang berada di sebelah kiri dengan ukuran besar dan sebuah pin berbentuk merpati dengan ukuran tidak begitu besar.

"Terima kasih," ucap Volentia.

"Tidak masalah ini sudah menjadi tugasku sebagai kepala asrama tempat ini. Setidaknya aku bukan Ludo, kepala asrama Strugh yang terlalu gemuk dalam ukurannya sebagai seorang gajah, atau Zoey si cantik namun ganas yang menjadi kepala asrama Lognle." Serenity berjalan melewati beberapa loker dalam sekali lompatan. "Ini dia," ucapnya menunjukkan sebuah papan bertuliskan keterangan yang ada di asrama itu.

Lantai 1 : lobi.
Lantai 2 : ruang penerimaan tamu.
Lantai 3 : ruangan berkumpul.
Lantai 4 : ruang olah raga.
Lantai 5 : taman in door.
Lantai 6 : 4 kamar asrama siswa.
Lantai 7 : 4 kamar asrama siswi.
Lantai 8 : 4 kamar siswa.
Lantai 9 : 4 kamar siswi.
Lantai 10 : 4 kamar siswa.
Lantai 11 : 4 kamar siswi.
Lantai 12 : 2 kamar pengawas.
Lantai 13 : ruang administrasi.
Lantai 14 : ruang rapat.
Lantai 15 : ruang musim dingin.
Lantai 16 : ruang musim semi.
Lantai 17 : ruang musim panas.
Lantai 18 : ruang musim gugur.
Lantai 19 : lonceng perak.
Lantai 20 : obsevatoruim bintang.

"Beberapa peraturan bisa kau tanyakan pada Zelda, tapi sepertinya ia sedang sibuk saat ini," ucap Serenity.

Pintu masuk gedung asrama tiba-tiba saja terbuka. Kali ini bukan murid laki-laki itu lagi, melainkan seorang gadis beabut pirang yang terlihat tergesa-gesa berjalan setengah berlari ke arah Volentia dan Serenity. "Volentia? Volentia murid baru?" tanyanya dengan segera. "Maaf, ada hambatan di pelajaran ramuan. Aku harap kau tidak begitu lama menunggu. Aku Oliv, Snow Olivia Aquarie. Zelda menyuruhku untuk memandumu dalam satu hari ini."

🍃

Tidak banyak yang terlihat cukup menarik perhatian Volentia kecuali ruangan berkumpul yang dapat merubah interior yang ia miliki sesuka hati ruangan itu seakan ia benar-benar hidup, atau taman in-door yang memiliki sebuah mesin penghasil asap dengan aroma yang dapat berganti sesuatu perasaan para tanaman, tapi yang paling menarik adalah ruangan lonceng perak berisi data-data para murid, dan alumnus yang ditata selayaknya deretan para bintang.

"Kamar nomor 2 Lantai 9." Oliv menunjukkan sebuah kamar bernuansa putih dengan chandeliar yang sekali lagi mengandung unsur merpati. "Zelda yang men-design segala interior asrama ini, tidak heran ia menempatkan merpati putih sebagai lambang dan julukan tidak langsung asrama ini."

"Terima kasih banyak," jawab Volentia sedikit kikuk. "Kapan aku mulai bisa mengikuti jam pelajaran?"

"Oh, untuk itu mungkin besok. Untuk sementara kau harus mengisi deretan kertas identitas diri, kemudian kita akan melakukan foto ulang sebagai angkatan ketujuh yang akan lulus dari asrama ini," jelas Oliv menunjukkan beberapa lembar kertas yang entah sejak kapan sudah ia bawa. "Aku harap kau tidak akan bosan."

Volentia membaca tulisan yang tertera diatas kertas itu secara perlahan, dan mulai mengisinya disaat Oliv sibuk mengupas beberapa potong apel merah untuk camilan mereka berdua.

Volentia.

Si pemilik nama mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang terkunci saat indra pendengarannya tanpa sengaja mendengar hal itu.

Volentia.

Suara itu terdengar lagi saat Volentia bermaksud melanjutkan kegiatannya itu.

"Siapa?" tanya Oliv beranjak dari duduknya dan membuka pintu. Kosong. Mengecek lorong penghubung antar kamar yang juga kosong karena jam pelajaran masih dimulai. "Memang sedikit horror terkadang karena sekolah ini dipenuhi banyak makhluk halus, aku harap kau tidak memiliki kelebihan di indra pengelihatan."

Volentia meletakkan kertas, dan ballpoint yang ia gunakan sebelumnya. "Sudah selesai," ucapnya menyerahkan kertas itu. "Apa maksudmu?"

Oliv kembali menutup pintu kamar Volentia, kembali duduk di tempatnya semula, salah satu kursi yang berada di dekat salah satu jendela besar. "Kelebihan seorang penyihir, seperti jika saja manusia hanya memiliki lima indra, maka penyihir juga hanya memiliki lima indra namun fungsinya dilebihkan dalam beberapa aspek. Seperti jika kau seorang cenayang maka indra pendengaranmu dilebihkan fungsinya untuk dapat mendengarkan gelombang suara yang hati atau pikiran seseorang. Setidaknya itu menurutku," jelas Oliv secara cukup rinci. "Ini."

Semangkuk apel merah yang sudah dikupas dengan rapi berada di antara Volentia, dan Oliv. "Apa kau seorang cenayang?" tanya Volentia memecah hening.

Oliv yang memakan apelnya perlahan buru-buru menghabiskan gigitan yang sedang ia kunyah. "Apa kau seorang cenayang hingga bisa melakukan itu?" tanya Oliv meletakkan apel yang belum ia makan. "Tidak biasanya ada yang mengenali seorang cenayang secepat ini."

Volentia kembali tersenyum kikuk. "Tidak, hanya saja kau mencontohkan seorang centang dalam teorimu tadi. Aku hanya asal menebak saja," jawabnya.

"Asal menebak dan beruntung," imbuh Oliv. "Seorang pelihat masa depan, apa kau juga menggunakan kekuatanmu itu untuk mengetahui hal ini?" tebak Oliv kembali mengunyah apel miliknya.

Volentia kembali tersenyum. Oliv hanya membalas senyuman itu, keheningan kembali menyelimuti keduanya, hingga Oliv mengalihkan pandangannya pada jam dinding berbentuk merpati putih yang menempel di dinding tidak jauh dari ranjang. "Saatnya pulang," ucap Oliv saat mendapatkan jika kedua jarum jam sudah menunjukkan pukul satu lebih lima belas siang. "Makan siang akan dimulai 15 menit lagi, lebih baik kita bergegas agar kau bisa berkenalan dengan yang lainnya. Sepertinya ada sedikit rapat tentang kelulusan angkatan keenam asrama ini dan beberapa asrama lain yang lebih tua, mungkin kelas tambahan akan ditiadakan. Saat yang baik, bukan?"

"Baik untuk apa?" tanya Volentia saat Oliv menarik tangannya.

"Baik agar kita bisa mencari tempat yang cocok untuk foto bersama kali ini."

--

"Nantikan saatnya dan ini akan menjadi indah."

Witch Academy [Pindah di Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang