kedua

4 0 0
                                    

"Aku sudah terlambat,tentu aku tak ingin dihukum lagi olehnya. Oh god." Sepanjang jalan ia menggerutu tiada henti.

Benar saja,lagi-lagi ia terlambat,dengan muka memelas ia berharap,agar dosen yang dianggap tampan dan muda oleh mahasiswi disana,tak nampak sama bagi dirinya.

"Excuse me,,sir,,i am so sorry,"

"Sorry ? You are late Tara. Why you come late ? Kamu malu malukan indonesia saja !"

"I try,to not late,but.."

"Kamu mau ngasih alasan apa lagi ? Sudah,setelah pelajaran saya selesai,kamu temui saya di perpustakaan. Do you understand ? "

"Yes,sir".

"Now,sit down. And open your book. "

*****
Setelah pelajaran usai,ia pun menemui sir Nata,dengan perasaan cemas,ia beranikan kaki nya untuk melangkah.

Saat di pintu ruangan sir Nata,mungkin yang dilihat orang normal itu hanyalah pintu biasa,namun baginya itu seperti pintu masuk ke kandang macan ganas yang sedang kelaparan.

"Permisi sir" ucapnya dengan perasaan takut setengah mati. Sial..kenapa juga ia harus bangun kesiangan saat pelajaran Nata.

"Masuklah..." singkatnya ia menjawab. Oh..God ? Kenapa Sir Nata,yang tampan ini harus sebegitu menyeramkan saat bertemu gadis ini ?

"Maaf sir,tapi saya sudah berusaha untuk tidak terlambat. Tapi entah mengapa,sepertinya Tuhan sangat ingin aku terlambat"

"Huh..kamu lucu sekali,kamu terlambat tapi kamu menyalahkan Tuhan ?" Ucap Nata sambil mengerutkan dahi.
Ia tak habis pikir,bagaimana bisa seorang manusia yang lemah menyalahkan Tuhan yang telah menciptakannya.

Gadis lugu itu hanya bisa terdiam. Bukan karena takut,namun karena ia merasa harus diam,karena sir Nata memanglah benar.

"Langsung saja ke inti permasalahan. Kau seorang mahasiswa dari Indonesia. Seperti yang kau tahu,istriku juga dari Indonesia. Jadi aku tidak mau kau menjelekkan tanah kelahiran istriku. Jadi,bagaimana agar kau tidak terlambat lagi ? Aku sangat ingin mendengar pendapatmu Ms.Tara!"

Lagi-lagi Tara tak bisa berkata. Ia sangat malu,saat ia,gadis yang terkenal cerdas dan disiplin di kalangan sejagat Grecory University harus rela kehilangan predikat 'siswa teladan'nya.

"Bagaimana bila kau saja yang menjemputnya setiap pagi. Kami semua tahu,bahwa kau selalu datang saat kami semua masih sibuk menikmati mimpi kami" sahut salah seorang guru,yang sangat mengagumi sosok Tara. Ya,betapa tidak. Tara adalah sosok yang sangat berprestasi. Bahkan ia selalu mendapat nilai IPK 4,0.

"Apa ???" Tara mengerutkan dahinya dan tampak sangat tidak setuju akan usul yang diberikan Mrs. Evelyn. "Apapun caranya akan kulakukan,tapi tidak dengan cara itu."lanjutnya dengan ucapan sedikit tegas.

Sial...bertemu dengan Sir Nata sehari dalam seminggu saja sudah membuat gadis itu hampir mati,apalagi ia harus bersama pria itu selama dua tahun setengah ? Ah..gadis itu akan mati sungguhan.

Melihat gadis itu menolak dengan sebegitu kerasnya,membuat ia sadar,bahwa selama ini ia selalu dibuat kesal oleh gadis ini. Maka terlintaslah dibenaknya untuk membalasnya. "Baiklah. Kenapa tidak kita coba terlebih dahulu cara dari Mrs.Evelyn ?" Dengan senyuman lebar menghiasi wajah tampannya.

Mungkin semua orang akan terkena diabetes saat melihat senyuman itu. Tapi entah mengapa,bagi Tara senyuman itu seakan senyuman dengan penuh kelicikan.

*****
Tara selalu pergi ke coffe resto yang ada di sebelah barat daya dari Grecory University.

Disanalah,ia bertemu dengan Kevin. Seorang pria tampan yang membuat coffe resto itu selalu ramai dikunjungi gadis remaja.

Di sudut kanan selalu kosong,seakan memang telah dikosongkan,karena tau bahwa akan ada seorang gadis dengan mata lebar dan bola mata yang sehitam biji kopi akan datang.

"Huh.." Tara menghempaskan dirinya ke kursi yang selalu ia tempati.

Seorang pria datang mendekat,dan langsung menyuguhkan sebuah gelas yang berisi coffe espresso. Seakan pria itu tau dengan kebiasaan gadis itu.

Tara tanpa melihat wajah pria itupun,sudah tau bila itu Kevin. Ya..gadis itu selalu memesan pesanan yang sama selama dua semester di negara asing ini.

"Kau,tak pernah terlihat sebegitu kesalnya. Apakah masalahmu begitu banyaknya hingga menghapus senyuman indahmu seperti dihari-hari lainnya ? Ucap Kevin menggoda gadis itu agar tersenyum,sambil ia menyandarkan dirinya dikursi didepan gadis itu.

Benar saja,gadis itu tidak bisa menahan senyumannya untuk keluar dari persembunyiaannya. Dengan senyuman yang amat lebar hingga menimbulkan lubang dipipinya,yang membuatnya semakin cantik.

"Entahlah..sepertinya hari rabu adalah hari kesialanku." Ucap gadis itu dengan tersenyum menunjukkan lubang yang begitu dalam dipipinya.

"Tidak pernah ada hari sial dalam hidup ini,segala sesuatu yang terjadi selalu ada hikmahnya"

Lagi-lagi gadis itutersenyum. Yang pasti membuat siapa saja yang melihatnya akan jatuh hati.
~Tuhan,terima kasih. Karena kau telah menciptakan makhluk yang begitu indah ini. Kuharap waktu berjalan lambat,agar aku tetap menikmati keindahan ini~Kevin bergumam dalam hati sambil terus tersenyum memandangi Tara.

*****
Dengan kaos putih yang ditutupi jas hitam merk terkenal,disertai wajah tampan dan ukuran tubuh yang tinggi,lengkaplah sudah bahwa Nata memang pantas bila ia dipandangi oleh ibu-ibu yang sedang menjemput anaknya.

"Papa.." suara gadis kecil yang berasal dari sebelah kiri sedang berlari menujunya.

Anak itu Thalia,anak satu-satunya Nata,dari perkawinannya dengan anak petani Indonesia. Thalia langsung memeluk erat ayahnya yang disambut hangat oleh Nata.

"Baiklah tuan puteri,mari kita pulang keistana kembali." Ucap Nata sambil menggendong anaknya,yang memiliki wajah seperti ibunya namun memiliki mata seperti ayahnya.

Can I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang