Debaran

10 0 0
                                    

***
Flashback on

Siang itu,Tara dengan nekatnya berangkat dari Indonesia. Dengan berbekal sebuah tiket dengan beberapa pakaian yang cukup bagus namun murah harganya.

Sesampainya disana,disebuah negara dengan daun maple yang menghiasi sepanjang jalan.

"Akhirnya..aku bisa melarikan diri darinya."ucap Tara dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi.

"Ah..maaf aku tak sengaja." Tabrakan yang cukup keras dari belakang terhadap pundak kecil Tara.

Tara menoleh dan ia mendapati seorang gadis sebayanya dengan wajah begitu polos bak bayi baru lahir.

"Hoh..apa kau menangis ? Apa kau menangis karena aku ? Ah aku benar-benar tak sengaja,sungguh." Ucap gadis itu dengan paniknya.

"Ah..tidak,ini bukan salahmu. Aku menangis bukan karena mu."

"Ah..benarkah ? Baiklah. Aku sedang terburu-buru,kalau begitu aku duluan ya." Gadis itu melangkahkan kakinya menjauhi Tara.

Tara sudah sampai di sebuah tempat tujuannya,sebuah rumah bertingkat di sebelah toko roti bertuliskan 'Sun Bakery'.

Disitulah Tara menetap,setelah mencari tahu tentang tempat menginap namun murah.

Flashback off

***
Tara mengikat tali sepatunya. Ia sudah siap untuk segera menuntut ilmu.

Tara melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Namun,baru beberapa anak tangga yang dilalui ia kembali menuju kamarnya.

Didepan sebuah kaca cukup besar,ia memperbaiki rambutnya. Mengoleskan lipstick merah di bibir kecilnya itu.

Ada yang berbeda dari Tara pada hari ini. Ia terlihat sangat memperhatikan penampilannya,tidak seperti Tara yang biasanya.

Disinilah Tara sekarang. Didalam sebuah mobil BMW yang harganya melebihi gajinya selama lima tahun.

Tara terus menatap keluar jendela namun sesekali melirik ke Nata dan senyuman itupun muncul begitu saja.

Sesampainya di universitasnya,Tara berjalan menapaki parkiran dengan sederet mobil yang cukup mewah namun dapat dihitung pakai jari. Karena memang sedikit orang yang memilih mobil sebagai transportasi pribadi.

Tara menyamakan langkahnya dengan orang yang ada di sampingnya.Nata.

"Ada apa denganmu ? " suara seorang pria dengan suara khasnya dengan mata sipitnya yang terus menatap kearah depan.

Tara tak merasa bahwa pria itu,Nata,sedang bertanya kepadanya.

Nata menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah Tara sambil mendekap kedua tangan didepan dadanya.
Tara pun berbalik ke arah Nata.

"Aku bertanya kepadamu,nona mahanta."

"Ooh..anda bertanya kepada saya ? Saya pikir anda bertanya dengan sesosok makhluk astral didepan anda. Ma..maksud saya anda tidak melihat kearah saya bila anda bertanya kepada saya. Maka dari itu saya tak menjawabnya."

Nata medekatkan wajahnya ke arah wajah Tara yang jaraknya tak lebih dari 5cm. Hingga mata sipitnya harus bertatapan sangat dekat dengan mata Tara.

"Iya,kau hantunya ! " ucap Nata singkat dan segera pergi meninggal Tara yang masih mematung ditempatnya.

"Huoo galak sekali. Ada apa ini ? Kenapa hatiku berdebar kencang sekali,bagaimana bila aku jantungan ? Ahh..tidak..tidak..aku tidak mau mati muda." Ucap Tara sambil memberantakkan rambutnya yang sudah susah payah ia tata serapih mungkin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang