File 2 : Pekerjaan

36 4 2
                                    

Pagi itu Lillianne dengan malasnya bangun dari tempat tidurnya,dengan mata yang masih setengah terbuka,gadis itu berjalan ke bawah,ke ruang makan tentunya,ia tau Albert sedang memasak sesuatu untuk sarapan,karena baunya sampai ke kamar gadis itu.

"Nghh,Pagi Kak...." Sapa Lillianne sambil melangkahkan kakinya ke kursi makan setelah sampai di bawah,Albert hanya menggumam dan melanjutkan aktivitasnya membuat pancake untuk ia dan adiknya.

" Aku masih mengantuk..." Keluh gadis itu sambil mengistirahatkan kepalanya dan menutup matanya lagi,tiba tiba suara nyaring terdengar tepat disebelah telinganya otomatis membuatnya hampir loncat dari kursi makannya "Bangun Lils,hari ini hari pertamamu bekerja,mandilah dulu sebelum aku menendangmu ke kamar mandi" Ancam sang kakak,lalu kembali ke dapur.

Lillianne menghela napas 'Great,aku tak menyangka dia akan bersikap seperti ibu rumah tangga tapi sudahlah aku tak ingin membuatnya marah...' batin sang hawa yang segera pergi ke kamar mandi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Jadi,kau akan ke sana naik apa hari ini ?" Tanya Albert yang duduk di kursi makan segera setelah Lillianne membersihkan diri dan bersiap untuk pergi,gadis yang ditanya hanya mengangkat bahunya acuh lalu mulai menyantap sarapannya.

" Nona Williams akan menjemputku,kau tau lah... Sebagai formalitas" Jawabnya dengan nada datar,mendengar itu sang kakak hanya menghela napasnya dengan lelah " Kau terlalu dingin dengan wanita itu Lils,tak ada salahnya berusaha berteman dengan rekan kerja" Komentar Albert,jelas sang kakak khawatir jika adiknya tak memiliki teman sama sekali.

Lilliane memutar bola matanya sembari masih mengunyah " Aku ke sini untuk bekerja bukannya untuk bersosialisasi tapi jika itu akan membuatmu senang aku akan mencobanya" Albert tersenyum puas mendengar jawaban itu " Good Girl,Oh iya lils,kurasa aku akan pulang agak larut,hari ini aku ada rapat dengan agensi baru dan pemotretan untuk sampul majalah juga" Lilliane hanya mengangguk dan menyelesaikan makanannya "Sungguh kak,kau sangat terkenal tapi wanita itu tak tau kau siapa" Albert tersenyum "Mungkin dia tidak terlalu update mengenai hal itu" Lilliane tertawa pelan lalu membawa piring kotornya ke tempat cuci piring.

Dan tiba tiba saja,bel unit apartment mereka terdengar "Ah pasti itu nona Williams,baiklah kak aku pergi dulu" Ujar Lillianne lalu mencium pipi sang kakak dan melangkah ke luar pintu " Jaga dirimu baik baik !" Seru Albert dari dalam

Lilliane hampir mendengus mendengar pesan dari kakaknya 'Oh please what can possibly go wrong ' batinnya sambil membuka pintu dan menyapa nona Williams dengan ramahnya "Selamat pagi nona Williams !" "A-ah selamat pagi nona Blanchard,siap untuk hari pertamamu di asylum ?" Tanya wanita itu dengan gugup " Tentu ~ "

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Jadi... Siapa pasien ku ?" Tanya Gadis berambut malam itu sembari berjalan disebelah Georgia segera setelah mereka berdua sampai di mental asylum "Umm... Berdasarkan evaluasi kerjamu selama ini kau akan bekerja di bidang yang err.. lebih tinggi " Lilliane menaikkan sebelah alisnya "Maksudmu ?" Tanya sang gadis pendek itu sambil memiringkan kepalanya "Umm.. anda akan menangani pasien yang dimasukkan atas tuduhan kriminal,dewan besar tampak puas atas laporan anda saat di Amerika... Lebih tepatnya saat anda secara tidak sengaja mengurusi pasien pendertia psikopat " Wanita itu menghentikam omongannya lalu terkekeh pelan "bahkan aku tidak akan bisa mengurusi pasien seperti itu nona Blan-"

"Lillianne"

"Eh ?"

Gadis itu menghela napas lalu menatap ke arah langit langit sembari masih berjalan di sebelah wanita yang lebih tua darinya itu "Panggil aku Lillianne" dari sudut matanya, Lillianne dapat melihat wajah Georgia yang tampak tersenyum,melihat hal itu Lillianne tak bisa menahan cengirannya

"Dan ya,sekarang Corry sudah bisa dibilang stabil,namun aku tidak tau kalau dewan besar segera memindahkanku begitu saja ke London" Ujar Lillianne dengan acuh, Georgia hanya terdiam ia tampak sedang menahan omongannya,entah mengapa.

Setelah 5 menit mereka berjalan,sampailah kedua wanita tersebut di depan pintu besi yang tampak di jaga ketat,Georgia lalu berjalan ke alat pemindai mata dan setelah matanya selesai di pindai,pintu besi itu terbuka

'padahal sudah ada banyak tentara di luar pintu,kenapa harus pakai kunci keamanan menggunakan alat pindai ?'

Batin Lillianne ketika melihat prosedur tersebut

"Nona Lillianne,silakan masuk" Ujar Georgia dengan agak gugup, Lillianne hanya mengangguk dan masuk ke ruangan tersebut,dan ketika Lillianne masuk ke sana ia bertemu dengan seorang pemuda bersurai pirang yang menggunakan jas formal,bermanik hazel dan jauh lebih tinggi dibanding dengan gadis bersurai hitam itu "Ah anda pasti nona Blanchard" ujar suara baritone itu,jika saja Lillianne tidak sedang di tempat kerja,pasti ia sudah merona merah mendengar suara seseksi itu dan lagi suara seksi itu datang dari pria yang seksi juga.

Lilliane berdeham dan segera mengacuhkan pikiran tak sopannya "Y-ya itu saya,dan anda adalah ?" 'sial kenapa aku malah tergagap' Lillianne dapat mendengar pria itu terkekeh pelan uh... Suaranya seksi sekali

"Nama saya Lucas Midford,direktur mental asylum ini,senang berkenalan dengan anda nona Blanchard" Ujar sang pemuda dengan sangat licin 'sial suaranya membuat kakiku lemah' habis ini Lillianne harus segera mendiskusikan fetish anehnya dengan sang kakak,apalagi ketika ia tau kalau hati sucinya harus bekerja dengan pria setampan bosnya sekarang "E-erm ya.. senang berkenalan dengan anda juga tuan Midford" Lucas hanya tersenyum hangat mendengar suara Lillianne yang terbilang imut itu.

"Nah sekarang setelah selesai berkenalan,dibalik ruangan ini adalah ruangan pribadi pasien utama anda,tenang dia sudah di ikat dan dirantai saat anda akan masuk ke ruangannya nanti,kamera cctv pun akan selalu mengawai kalian berdua,waktu kalian hanya 30 menit maksimal,ini masih periode uji coba,jika setelah ini anda tidak ingin mengurus pasien ini kami bisa maklum dan menukar pasien untuk anda,meskipun... jika anda tidak ingin mengurusinya kemungkinan besar pihak penjara akan memaksanya untuk segera di hukum mati karena tidak ada dokter lain yang bisa menyelamatkannya..." Lillianne membulatkan matanya lebar lebar 'apakah orang di balik pintu besi ini separah itu ?' batin Lillianne,tentu ia merasa terintimidasi namun ia tak ingin menelantarkan pasien ini "jadi aku... Semacam err... Penyelamat terakhirnya ?" Tanya Lillianne dengan agak ragu "ya... Begitulah.." jawab Lucas dengan nada yang sedikit bimbang.

Dan saat itu baru pertama kalinya dalam 3 tahun terakhir, Lillianne menyesali karier nya menjadi seorang psikater

Bloody LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang