" Selamat kau mendaptkan promosi untuk bekerja di london"
Lillianne berdecak tak suka melihat e-mail itu untuk yang ke sekian kalinya ' selamat ??! Selamat pantatmu ! ' batinnya sambil mengerang kesal,well setidaknya kakaknya ikut- ah coret itu- setidaknya kakaknya mengorbankan diri untuk hidup bersama gadis mungil itu.
"O-oi Lils kau akan menghancurkan handphone mu jika kau terus mencengkramnya seperi itu" ujar Albert -sang kakak- sambil menatap adik tercintanya dengan khawatir
Lilliane menjadi dirinya sendiri hanya mendengus tanpa menggubris omongan sang pemuda bersurai langit malam itu,dan itu menyebabkan sang kakak memukul kepala adiknya.
"O-ow Albert jangan kasar seperti itu !" Ringis Lilliane sambil menutupi kepalanya dengan tangannya sendiri "salahmu sendiri bertingkah seperti seorang bocah !" Omel pemuda yang 4 tahun lebih tua darinya itu.
Seriously.bahkan di depan publik pun mereka tak akan segan untuk bertengkar.
Mengeluarkan suara 'tsk' dari mulutnya, Lilliane menyilangkan tangannya di depan dada sambil menoleh ke arah lain.
"Semua karena promosi sialan itu aku harus kembali ke kota terkutuk ini" ujar sang pemudi dengan nada penuh rasa benci,menyadari hal itu Albert menghela napas lalu merangkul adiknya "Kau masih belum bisa melupakan kejadian itu ?" Tanya sang pemuda,berhati - hati agar tidak menyinggung perasaan adiknya,Lillianne mendesah pelan lalu mengangguk.
"Lilliane itu sudah 10 tahun yang lalu,kau harus bisa melupakannya... Mengingat setelah itu banyak pria yang memujamu di mana mana" hibur Albert sembari mengelus kepala sang adik.
Albert mencintai adiknya sampai mati,tentu saja dalam hubungan kakak - adik (tidak juga sih). Hal ini membuat hati Albert perih karena habis kejadian itu Lillianne pulang dengan tubuh yang bergetar luar biasa dan mata yang sembab,menandakan trauma yang luar biasa,itu sebabnya ayah dan ibu mereka memutuskan untuk pindah ke negara lain untuk mengobati trauma sang gadis itu.
Albert masih ingat benar bagaimana Lilliane menangis di pelukan sang kakak sambil meraung raung menandakan perihnya hati sang gadis polos itu,oh betapa Albert ingin mencekik pria sialan yang telah membuat malaikat kecilnya nya merana seperti itu,betapa ia ingin merusak wajah pemuda bernama Leo ini dengan cara yang bahkan tak akan terpikirkan oleh manusia.
How dare he.
Pindah ke Amerika pun awalnya serasa percuma untuk Lillianne,minggu minggu pertama Lillianne menandakan mengalami depresi ringan dan Anorexia* ,kondisi tubuh dan mentalnya sangat lemah.
Namun,dunia masih baik sepertinya,semuanya berubah setelah setahun Lillianne tinggal disana,membuat teman baru dan bertemu dengan psikater untuk menyembuhkan kejiwaannya,itu sebabnya Lillianne ingin -dan sudah- menjadi psikiater handal,untuk menolong orang orang dari rasa sedih mereka.
Semuanya berjalan lancar.
Sampai berita sialan itu masuk ke kotak masuk e-mailnya.
"Aku tau Al... Namun... Rasa sakit itu masih menghantui" gumam Lillianne dengan pelan sambil menyenderkan kepalanya ke bahu kakaknya
"Tapi Lils-" belum sempat sang kakak menasehati adiknya mobil sedan berwarna hitam berhenti di hadapan mereka berdua,lalu seseorang,seorang wanita tepatnya keluar dari mobil itu,wanita itu memiliki rambut coklat yang di sanggul dengan sepasang manik berwarna coklat gelap,dari penampilannya sepertinya ia berumur 30-an.
"Ah,anda pasti Dr. Blanchard" ujar sang wanita dengan sopan "namaku Georgia,Georgia Williams senang bertemu dengan anda langsung nona Blanchard" ujar Georgia sembari mengulurkan tangannya,otomatis Albert segera melepaskan rangkulannya agar Lillianne dapat menjabat wanita itu "Senang berjumpa dengan anda juga Nona Williams" ujar Lilliane dengan sopan sembari menjabat tangan sang gadis setelah selesai berjabatan Georgia mendaratkan tatapannya kepada Albert yang dari tadi merasa di abaikan "A-ah aku tak tau anda membawa suami anda nona" Gugup Georgia.
Lillianne hanya memberikan tatapan aneh kepada Georgia,benar benar tidak mengerti dengan apa yang wanita berisi itu katakan.
Berbeda dengan Albert yang segera saja menghela napas mendengar komentar itu "Aku bukan suaminya Miss,aku kakaknya namaku Albert Blanchard" ujar Albert dengan nada yang bosan,ini tentu saja membuat Georgia malu bukan main "A-ah maafkan aku,aku tidak tau" ujarnya dengan gugup.
Yah... Tidak bisa disalahkan juga sih... Selama menunggu Georgia di bandara Albert dan Lillianne bertingkah seakan akan mereka berdua adalah pasangan.
Sebelum Georgia membuat dirinya makin malu,wanita itu segera mempersilahkan kedua kakak - beradik itu masuk ke dalam mobil dan mengantar mereka ke apartment tempat Lillianne dan Albert tinggal selama di London.
××××××××××××××××××××××××××××××××
Anorexia : masalah kesehatan jiwa yang mana pengidapnya terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika mereka terlihat gemuk. Saking takutnya, mereka bahkan selalu menganggap tubuhnya masih kurang kurus atau masih gemuk meski kenyataannya tidak seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Love
RomanceLillianne Alexander Blanchard, gadis berusia 23 tahun,bersurai hitam panjang dan bernetra merah,badannya mungil dan merupakan seorang psychiatrist di sebuah mental asylum di London. Kehidupan yang cukup normal bukan ? N. O. P. E. Semuanya berubah...