6

23.8K 2.2K 797
                                    

Semilir angin sejuk menerpa lembut wajah dan anak rambut gadis cantik dengan tinggi 172 cm itu. Ia terduduk tenang, mata coklatnya menatap lurus ke depan dengan pandangan dalam. Sesekali ia menghembuskan nafasnya pelan.

Tepat disebelahnya, ada sosok pria tampan yang juga tengah menatap dalam. Namun objek tatapan mereka berbeda. Yang pria itu tatap adalah wajah damai gadis disampingnya.

"Ma, Mingyu salah lagi ya?" tanya pria yang ternyata adalah Mingyu.

Sejenak Sungyoung kembalu menarik nafas sebelum ia menoleh ke samping, ke arah Mingyu, ke arah pria yang sudah membuat hatinya jungkir balik. Tak pernah ia rasakan perasaan seperti ini dalam hidupnya. Dimana jantungnya berdegup kencang walau hanya menatap dalam manik pria itu.

Inikah cinta?

Tidak! Ia menyangkalnya.

Ini terlalu cepat dan singkat untuk ia bisa jatuh cinta, pikirnya.

Ia juga berfikir, cinta butuh waktu dan proses. Tak mungkin ia langsung mencintai Mingyu dalam hitungan hari. Ini konyol!

"Kau.. " Mingyu menaikkan alisnya, menunggu ucapan Sungyoung yang terpotong sesaat. "Kau benar-benar bayi atau kau hanya mempermainkanku?"

"Mama selalu bertanya seperti ini. Mingyu tidak mengerti!"

"BAGIAN MANA YANG KAU TAK MENGERTI, HUH?" bentaknya kesal. Bahkan ia sampai berdiri dari duduknya dan menatap setajam mungkin ke arah Mingyu. "Kau sering bersikap menyeleneh dari bayi yang seharusnya. Kau mencurigakan! Apa kau ini pura-pura? Jika iya, kenapa harus aku? Memangnya apa yang menarik dariku sehingga kau mempermainkanku seperti ini?"

Nafas Sungyoung sedikit terengah, emosinya mendadak tersulut entah karena apa. Ini sudah kelewatan menurutnya. Ya,menurutnya! Baginya bersentuhan, ciuman, dan lain lain itu sudah terlewat dari batas wajar. Oke, katakan saja Han Sungyoung ini gadis kuno.

Grep!

Tanpa menunggu lama lagi Mingyu langsung memeluk Sungyoung seraya menangis kecil. Ia takut, cukup takut melihat 'mamanya' meledak seperti ini. Apa ia salah? Bagian mana yang salah? Mingyu terus bertanya pada dirinya sendiri.

"Maafkan Mingyu, mama. Mingyu tidak tahu jika mencium itu dilarang. Mingyu nakal, ya? Tapi itu kan karena Mingyu sayang mama."

"Tapi kau tidak perlu mencium tepat dibibirku, ditambah disana banyak orang. Aku bisa mati ditempat jika kau selalu melakukan sesuatu yang mendebarkan seperti ini secara tiba-tiba."

"Maaf maaf maaf. Mingyu takut! Jangan marahi Mingyu, ma!"

Suara tangisan Mingyu terdengar cukup jelas. Hati Sungyoung langsung luluh seketika. Kelemahannya adalah mendengar orang menangis. Maka dari itu tangannya langsung terangkat, mengusap lembut punggung bidang Mingyu. "Jangan diulangi, ya!"

Mingyu mengangguk dalam pelukannya. "Mingyu sayang mama."

Desiran angin lembut, entah mengapa juga membuat hati Sungyoung berdesir. Kenapa berada dalam pelukan Mingyu rasanya selalu senyaman ini? Ditambah ungkapan sayang Mingyu untuknya. Rasa ini, desiran hati ini, degupan jantung ini .. untuk pertama kalinya Sungyoung bisa merasakannya. Kenapa? Kenapa bisa?

*****

Terhitung sudah 3 minggu mereka tinggal bersama. Tidak ada perubahan yang terjadi pada Mingyu. Pria itu masih sama, bersifat layaknya bayi. Dan Sungyoung mulai bisa menerima bahkan nyaman dengan kehadiran Mingyu.

Jarum jam menunjukan pukul 7 malam. Karena mengerjakan tugas kuliah yang cukup banyak, Sungyoung tidak sempat untuk memasak makan malam. Maka dari itu kali ini akan mengajak Mingyu pergi ke cafe dekat gedung apartement. Sedari tadi, Mingyu terus merengek kelaparan. Huftt, benar-benar seperti orang tua tunggal.

Baby Kim (Mingyu Seventeen) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang