10. The Fedora Hat: Detective Issac

2.1K 340 162
                                    

STORY BY MOSAICRILE

www.mosaicrile.com/writer | Instagram, Twitter: mosaicrile

HEARTbeat: The Last Heir. Copyright © by MosaicRile

---

RISTORANTE La Caravella adalah restoran klasik kuno yang berdiri sejak tahun 60-an di Jalan XXII Marzo. Rumah makan berinterior kapal layar ini menjadi salah satu tempat yang dipilih Lucas dalam beberapa agenda rapat dan pertemuan penting. Seperti malam ini, kedatangannya disambut oleh pramusaji pria yang mengantarnya ke dalam ruang Caravella.

Ia melewati miniatur kapal kecil di beberapa tiang penyangga bangunan, memandang roda kemudi kapal yang dipajang di dinding kayu, serta mendengar sekilas irama lagu jaz yang diputar pelan. Atmosfer dan penerangan remang menimbulkan suasana romantis, tetapi ia duduk di sini untuk hal yang jauh lebih penting daripada berkencan. Pramusaji tadi menyodorkan buku menu disertai sapaan hangat juga senyum ramah. Lucas mengangkat tangan sejenak, mengisyaratkan ia akan memesan nanti karena tamu yang ditunggu belum juga terlihat batang hidungnya.

Lima menit menanti, seorang pria berjalan ke arah mejanya dengan tergesa-gesa. Lucas tidak bereaksi saat tamu itu mengangkat tangan menyapa sambil tersenyum lebar. Topi fedora yang dipakai membuat Lucas mengangkat kedua alis, topi itu nyaris menenggelamkan kepala si pemilik yang berukuran kecil.

"Kau pasti baru datang, jadi aku tak perlu minta maaf karena datang terlambat," ujar Isaac ringan.

Lucas masih mengawasi lelaki di depannya menggeser kursi sebelum duduk. Isaac bersiul dengan tangan mengacung, menggerakkan jari telunjuk sebagai panggilan kepada pramusaji yang melayani meja mereka. Teman makan malamnya kini sibuk membalik setiap lembar buku menu.

"Zuppa di pesce alla Veneziana con Crostini (sup ikan ala Venesia dengan roti goreng). Untuk minuman, alangkah baiknya ada sebotol Pinot Grigio," pinta Isaac.

Usai mencatat pesanan Isaac, pramusaji itu menanyakan makanan yang ingin dipesan Lucas. Ia mengamati daftar menu meski belum lapar, menyebutkan satu masakan yang belum pernah dipesannya setiap kali datang ke restoran.

"Terrina di astice con pompelmo (lobster dengan potongan jeruk)," jawab Lucas.

"Penyuka makanan laut, Lucas?"

"Tidak, Isaac." Lucas menjawab setelah pramusaji selesai mengulang rincian pesanan dan meninggalkan mereka.

"Kau tadi pesan lobster omong-omong." Alis Isaac terangkat naik sebelum duduk agak merosot di sandaran kursi.

"Aku mungkin akan menyukainya," jawab Lucas mengoreksi.

Isaac berdecak pelan, menarik kesimpulan sesuka hati. "Kau bukan orang aneh pertama yang menjadi klienku."

"Terserah. Aku tidak keberatan dengan pendapat itu," balas Lucas seadanya.

"Oho! Kata 'terserah' barusan kedengarannya sedikit menyeramkan," kekeh Isaac. Si detektif berdeham pelan saat Lucas memandangnya tajam. "Oke, baiklah. Sepertinya kau tipe klien yang tidak suka basa-basi. Jadi, diskusi pertama kita adalah tentang Rapat Umum Pemegang Saham. Kau sudah jadi Presiden Direktur?"

"Ya, keputusan tertulis sudah dikeluarkan."

Isaac mengangguk. "Jadi, orang yang menentangmu hari itu adalah Eugino Carlo-Rota? Kalau diingat-ingat—sepertinya hanya namanya yang kuingat—dewan lain tidak mengeluarkan suaranya terang-terangan untuk menolakmu, 'kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEARTbeat: The Last HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang