S A T U

2.5K 395 45
                                    

Votes dan comments nya,

Jangan lupa share ke temen-temen lain
Add di library kalian biar up to date sama cerita ini ya.

I wish i could read your mind,
To know what you really think of me.

♡♡♡♡

Derasnya hujan mengguyur bumi, seakan ikut merasakan kepedihan hati Syena. Syena menangis meraung di atas gundukan tanah yang basah, tak lagi memperdulikan kondisi tubuhnya yang sudah kotor dan lemah.

Kedua kaka Syena yang kini memeluk Syena erat mencoba menenangkan Syena, "udah dik, kita pulang ya kasihan mama kalo kamu nangisnya gini" Syena menggeleng kuat masih meraung menangisi kepergian mamanya, setelah beberapa tahun yang lalu papanya lebih dulu berpulang.

"Engga kak, Syena mau disini sama mama!" Teriak Syena histeris, merasa tak percaya bahwa semalam adalah obrolan terakhir antara Syena dan mamanya.

"Dik, nanti kamu sakit" ucap kaka keduanya yang kini menarik paksa tubuh Syena yang masih tersungkur di atas gundukan tanah basah.

"Engga! Syena masih mau disini, Syena mau ngomong sama mama. Mama maafin Syena ma, bangun ayo kita ngobrol lagi Syena ga bakal ngantuk lagi ngobrol sama mama! Mama bangun!" Teriak Syena, kedua kaka laki-laki Syena melihat Kenzi yang berlari dengan pakaian yang basah kuyup.

"Kak?" Ke dua kaka Syena mengangguk lalu meninggalkan Kenzi dan Syena, Kenzi mendekap tubuh Syena dingin dan bergetar. Tangisan lirih terdengar mengiris hati yang mendengarnya.

"Mama bangun! Maafin Syena, temenin Syena disini, jangan tinggalin Syena!" Ucap Syena sekali lagi, dengan tubuh kotornya terkena tanah merah basah.

Kenzi yang baru saja mendapat kabar duka dari salah seorang temannya akhirnya datang terlambat, tidak ada yang memberi tahunya begitu pula Syena yang dari semalam tidak bisa Kenzi hubungi.

"Nanti kamu sakit Syena, mama pasti sedih lihat kamu kaya gini" ucap Kenzi mencoba mengangkat tubuh basah Syena yang bergetar

"Engga lepasin, aku mau sama mama!" Lirih Syena, namun tak ada kekuatan lagi saat Kenzi membopong tubuh Syena ke dalam gendongannya. Syena masih terisak di cerukan leher Kenzi, hujan yang masih setia turun dengan derasnya mengantar kepergian sang ibunda menghadapNya.

Kenzi tak perduli akan jok mobilnya yang basah karena Syena, bahkan Kenzi juga tidak mengkhawatirkan tubuhnya yang kini menggigil. Ia hanya menghkawatirkan keadaan Syena, hanya memperdulikan Syena.

Kenzi duduk di kursi kemudi dan menatap Syena yang masih terisak memandang kosong di depan. Kenzi menyentuh rambut basah Syena lembut, masih tidak menarik perhatian Syena.

"Mama pergi ninggalin aku selamanya Keen, padahal semalam masih ngobrol bareng tapi aku bilang aku sudah ngantuk, tau kalo kaya gini aku bakal nemenin mama ngobrol sampe pagi tapi-" lirih Syena mengingat kejadian semalam ketika ia baru saja pulang di sambut oleh senyuman mama nya yang selama ini menghiasi harinya, namun semalam perasaan Syena yang tengah patah hati tidak menghiraukan ucapan mamanya yang ingin bercerita, Syena dengan wajah sembab membuat mamanya khawatir menatap anak gadisnya dan di peluk lembut.

"Kamu masih punya mama untuk membuatmu bahagia, sayang. Apapun yang terjadi, kamu harus bahagia demi mama" Syena mengingat ucapan mamanya semalam, dekapan yang masih ia rasakan, senyuman yang masih ia ingat jelas, suara lembut yang masih terasa mengalun merdu memanggil namanya.

Syena kembali menangis dalam dekapan Kenzi, tidak akan ada lagi senyuman hangat yang menyambutnya, tidak akan ada lagi suara merdu yang mengalun memanggil namanya, tak akan ada lagi pelukan senyaman pelukan mamanya, tak akan ada lagi kata "pulang ke rumah" ketika mama nya sudah tidak ada di dalam rumah.

Stuck On You (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang