"Ezaa!!"
Wanita yang cukup berumur tersebut mengetuk pintu dengan keras. Berusaha membangunkan Reza yangg jika tidur susah bangun seperti binatang yang berhibernasi.
"Ezaa!! Bangun naak..sudah jam setengah tujuh!" Wanita yang cukup berumur itu ialah bundanya.
"Kamu sekolah kan naak?!! Bangun cepatt!!" Lanjut bunda reza.
Dengan malas reza bangun dari tempat tidur dan berjalan membuka pintu untuk mengiyakan pertanyaan bundanya tersebut. Setelah mengiyakan pertanyaan bunda, reza bergegas mandi, memakai baju seragam dan langsung menuruni tangga.
"Bun, yah, eza berangkat yaa, eza bawa mobil ya yah?" Ujarnya sambil menuruni anak tangga.
"Kamu ga makan dulu?" Tanya bunda.
"Ngga bun, eza makan disekolah aja. Iyaudah yah, bun eza berangkat yaa, takut telat" ujarnya lagi sembari mencium punggung tangan bunda-ayahnya.
"Hati hati zaa" ucap ayahnya. Yang di balas acungan jempol oleh reza. Setelah itu, reza melajukan mobil sport miliknya itu.
Di sekolah
"Huuh! Untung aja gerbang sekolah masih kebukaa" ucap reza. Dengan senangnya reza melangkah menuju ruangan kelas. Sejauh ini tidak ada guru yang melihat reza dan pada akhirnya.
"REZA HARRY UTAMA!!!" Suara bariton yang menurut reza sangat sangar. Pak surtono. Guru yang dikenal SMA Indah Permata sangat seram.
"Kenapa pak?" Tanya reza dengan cueknya.
"Pake nanya lagi!!! Kamu itu yaa sejak kemarin selalu datang terlambat! Tidak disiplin sekali! Kamu itu sudah kelas 11 harus memberikan contoh pada ad.." omelan pak surtono terpotong karena ada seorang anak perempuan sedang mengendap-ngendap.
"Hei kamu!! Kamu terlambat yaa!! Cepat kemari!!" Tegas pak tono.
"Saya pak?" Ucap gadis tersebut sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Iya siapa lagi kalo bukan kamuu!! Cepat kemari!!" Ucap pak tono lagi.
Reza disitu hanya diam dengan wajah datarnya. Tapi sesekali mencuri pandang untuk melihat gadis itu, reza akui bahwa gaids itu memang cantik. Tapi siapa tau sifatnya tak secantik wajahnya.
Yaa ketahuilah, reza sangat pemilih dalam hal perasaan. Reza tidak ingin salah pilih, reza selalu ingat kata ayahnya. Jika memilih pasangan jangan lihat dari fisik tapi dari hatinya. Dan reza sedang berusaha menjalankan saran itu, agar reza tidak patah hati nantinya.
Khem.
Deheman itu membuyarkan lamunan reza.
"Reza dan kamu anak baru! Saya hukum membersihkan aula sekolah sampai bersih!"
"Yaah pak, saya baru disini, masa pertama masuk sekolah disini udah kek penjaga sekolah yang harus beres beres lingkungan sekolah" gerutu gadis itu.
"Tidak ada pembantahan!!"
"Cepat jalankan hukuman kalian sekarang juga!!! SEKARANG!!"
"Baik pak" ucap reza final.
Di aula
Suasana aula sunyi. Bahkan sangat sunyi, hanya ada suara gesekan dari meja&kursi yang sedang dirapihkan oleh reza. Sedangkan gadis itu, dia membersihkan seluruh aula sampai benar benar bersih.
Khem!
Suara itu. Suara itu bukan milik reza, tapi milik gadis yang sedang bersamanya saat ini.
"Kenalin, gue Riana Dwi Meliana." Ucap gadis yang ternyata bernama riana, sambil menjulurkan tangan.
Sementara reza tetap fokus membereskan meja&kursi tanpa menghiraukan uluran tangan riana.
"Woii, lo budeg atau gimana?" Tanya gadis itu lagi
"Siapa yang nanyain nama lo?" Reza mulai angkat bicara.
"Yaa, gue kan cuma mau kenalin diri doang!" Ucap riana membela dirinya.
"Ter.se.rah dan. Ga.peduli." ucap reza dengan penekanan. Setelah itu pergi meninggalkan riana di aula.
"Dasar songong loo!!" Teriak riana.
*Di kelas*
Reza sudah berada di kelas saat ini, dan ia sekarang sedang hoki karena guru ter-killer disekolah sedang tidak masuk kelas.
"Wiih rezaa, lo telat lagi? Parahh loo seminggu telat berapa kali lo? Tumben banget lo kek gini" tanya bakti.
"Iya gue kesiangan" jawabnya singkat
"Dinda mana?" Tanyanya pada aji.
"Lagi ke toilet diaa." Jawabnya tanpa menoleh karena sedang main game.
Baru saja reza ingin keluar menyusul dinda, guru ter-rajin di sekolah sialnya masuk kelas. Dan reza pun mengurung niatnya itu.
-☆-☆-☆-
Dinda bergegas menuju kelas setelah keluar dari toilet.
Tiba-tiba dinda teringat pada reza yang sedari tadi belum menemuinya. Biasanya reza menemuinya terlebih dahulu dan menunggunya di loker milik dinda. Tapi sekarang reza belum menemuinya. Dinda berusaha berfikir positif, mungkin reza telat."Aww"
Suara ringisan itu membuat lamunan dinda buyar dan segera membantu orang yang jatuh sembari meminta maaf.
"Aduhh, maaf yaa tadi gue ngelamun jadi ga liat ada lo." Ucap dinda dengan nada lembut
"Iya gapapa ko" ucapnya
"Eh lo murid baru ya? Hm, kenalin nama gue dindana azzahra." Ucap dinda memperkenalkan dirinya, sembari menjulurkan tangan.
"Eh iya gue Riana Dwi Meliana" jawab riana, tak lupa sembari menjabat tangan dinda.
"Eh iya, lo masuk kelas mana? Biar gue anterin." Ucap dinda ramah.
"Hm, gue masuk kelas XI-IPA-3, emang gapapa gitu lo anterin gue? Trs lo gimana, ngga masuk kelas?"
"Ngga papa ko, lagian kita sekelas." Jawab dinda sambil tersenyum manis.
Hening sesaat. Sampai akhirnya suara dinda memecah keheningan.
"Ri, lo cantik ya, baik lagi, keliatannya juga alim." Puji dinda sembari terkekeh kecil. Ya, memang begitu dinda selalu berbicara apa adanya. Kecuali tentang perasaan.
"Ah, ngga lah biasa aja.. lo juga cantik ko, ramah lagi. Beruntung yang jadi sahabat lo" balas riana. Yang di jawab kekehan kecil dari dinda.
Sesampainya didepan kelas. Dinda terlebih dahulu masuk dan berbicara pada guru yang sedang mengajar di kelas mereka. Sampai akhirnya riana masuk ke dalam kelas dan semua cowok yang berada di kelas melongo tanpa berkedip. Ya, kecuali reza.
"Eum..ha-hai, selamat pagi, gue Riana Dwi Meliana, kalian bisa panggil gue Riana." Ucap riana agak gugup.
Laki-laki yang berada di kelas sekarang sedang memperhatikan wajah cantik Riana."Za, liat deh cantik banget tu anak baru" ucap aji sembari menyenggol sikut reza yang sedang sibuk mencatat.
Karena penasaran reza mengangkat kepalanya untuk melihat secantik apa anak baru itu.
Riana? Ah males banget njir! Gerutunya dalam hati. Setelah melihat murid baru yang ternyata riana, reza memutarkan bola matanya malas dan kembali berkutat pada catatannya.
-----
A/n :
Hai haii..mau nyoba panjang niihh, gimana? Kepanjangan atau kesedikitan?
Terus gimana ya kalo mereka sekelas? Apa reza tambah males sama riana? Atau malah tambah deket?Please vote and coment guys, coment dan vote kalian selalu aku tunggu buat penyemangat nulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengsi
Teen FictionGimana jadinya kalo 2 orang remaja yang saling sayang saling cinta, tapi sama sama keras kepala dan punya rasa gengsi yang tinggi. Apa mereka bisa bersatu? Happy Reading guys 😊