"Riana!!"
Riana segera menoleh dan riana kaget karena yang memanggilnya adalah guru piket yang katanya siih killer.
"Ehh si bapa, hehe. Ada apa ya pa?" Tanya riana cengengesan.
"Kamu sekelas dengan reza kan? Tolong sampaikan pada reza bahwa bapa menunggunya di ruang piket." Tutur guru piket itu.
"Oke pa, akan saya sampaikan." Tuturnya.
Males bener gue ngomong sama ntuu batu es. Omelnya dalam hati. Tapi harus bagaimana lagii, menurutnyaa amanah itu sebagian dari rasa percaya seseorang yang memang ditujukan padanya. Dan ia sangat menghargai kepercayaan.
Tak berapa lama ia sampai di kelas dan segera mencari reza.
"Ji, reza mana?" Tanyanya pada aji.
"Lo nyariin reza? Gaesss kayaknya ada benih benih cinta nii antara Riana Rezaa" teriak aji, yang sudah pasti didengar semua orang yang berada di kelas maupun luar kelas.
"Ish! Apaan si lo, bukan gitu. Reza dicariin sama bapa yang jaga piket itu, gue ngga tau namanyaa" jelasnya sembari menjitak aji.
"Kirain gue lo baru taken sama reza. Dia diperpus kayaknya."
"Iyaudah gue ke perpus yaa, kalo dinda dateng suruh dia nyusul gue ke kantin. Makasiii" ucap riana agak keras karena sudah sedikit jauh daari aji.
Perpus
"Mana lagi tu orang, susah amat dicariin. Amat aja ngga susah. Eh tapi gue ngga tau si amat siapa" oceh riana yang sedari tadi mencari reza yang tidak kunjung terlihat batang hidungnya.
"Nah, itu dia!" Katanya lagi.
"Woy, za lo dicariin kemana-mana malah adanya disini. Mojok lagii, ngapain lo? Hayooo nonton video dewasa yaa? Dosa rezaa itu dosa ngga boleh--"
Mendengar celotehan riana, reza memilih memotong celotehannya.
"To the point."
Singkat, jelas dan padat. Riana samgat kesal dengan jawaban reza itu.
"Lo tuh ya, ish ngese--"
"To-the-point!" Potong reza lagi.
"Lo dicariin guru piket"
Setelah riana memberitahu bahwa reza di panggil guru piket, reza tidak mengatakan sepatah katapun. Ia hanya nyelonong pergi meninggalkan riana.
"Makasi atau apa kek!!" Teriak riana.
"Hei kamu!! Ini perpustakaan bukan pasar!!" Omel guru yang menjaga perpus. Riana hanya nyengir kuda dan setelah itu nyelonong pergi.
Di Kantin.
Setelah memenuhi amanahnya, riana memutuskan ke kantin karena cacing di perutnya sudah demo.
Ia baru ingat, ia menyuruh aji untuk mengatakan kepada dinda untuk menunggunya dikantin.
Mata hazel riana mencarii sosok dinda yang sedang menunggunya itu, dann yaa itu dia!
"Dindaa!" Teriaknyaa sembarii lari seperti dua orang saudara yang baru saja bertemu.
"Paan sii loo riii, jangan malu maluin deh" decak dinda. Seketika, siswa-siswi yang berada dikantin menoleh ke arah Riana dan Dinda.
"Udah aja sii din, biarin kita kan artis" ucapnya sembari menaik-turunkan alisnya. Riana tak sadar jikaa ada reza di antara dinda dan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengsi
Teen FictionGimana jadinya kalo 2 orang remaja yang saling sayang saling cinta, tapi sama sama keras kepala dan punya rasa gengsi yang tinggi. Apa mereka bisa bersatu? Happy Reading guys 😊