"Gimana sih lo! Gitar lo rusak ya?! Apa lo-nya ngga bisa main gitar? Makannya jangan sok- sokan ngaku bisa main gitar kalo ngga bisa!!"
Reza ingin membalas ocehan riana itu, tapi ia urungkan karena ia tidak banyak waktu untuk meladeni ocehan cewek cerewet seperti riana.
Mereka saat ini sedang berada di aula sedang latihan untuk pensi nanti. Sedari tadi Riana terus saja mengoceh karena gitar Reza yang kuncinya eror.
"Diem lo!!" Sentak Reza yang sudah tak tahan dengan ocehannya. Riana mengerucutkan bibirnya dan hendak meninggalkan aula.
"Mau kemana lo?" Ucap reza dengan nada datar. Riana menoleh menampilkan wajah manisnya.
"Napa lo? Ngga mau kalo gue pergi? Takut kehilangan gue? Atau jangan jangan lo su-"
"Gue cuma mau bilang, gigi lo ada cabenya." Masih dengan nada dan wajah datarnya yang sedang memperbaiki gitar itu.
"Rese lo!" Umpat riana. Setelahnya ia bergegas ke kamar mandi untuk melihat giginya dan benar saja di giginya itu ada cabe. Sepertinya nyelip saat ia makan batagor Pak Mamat.
Ia memilih mendudukan diri sambil bermain benda pipih dengan lambang apel setengah gigit di kursi koridor untuk meredamkan emosinya pada Reza.
"Hei Ri, kenapa lo ada di sini? Bukannya lo harus latihan ya sama Reza?"
Ia yang merasa dirinya diajak ngobrol mendongak dan menemukan dinda.
"Males ah, gitarnya rusak. Rezanya juga diem aja, gue serasa ngomong sama tembok."
Dinda terkekeh "Maklumin aja, dia susah adaptasi jadi gitu, nanti juga dia akrab sama lo."
"Udah deh sana balik ke aula, lo pasti ditungguin sama Reza. Semangat ya kalian pasti bisa!" Lanjut dinda sambil tersenyum.
"Oke gue balik ya din, lo mau kemana abis ini?"
"Gue mau ke kelas. Duluan ya, bye."
Dijawab anggukan oleh Riana, setelahnya Dinda melenggang menuju kelas. Sementara Riana menuju aula, dan benar saja Reza menunggunya untuk latihan dan disamping Reza ada bu Fitri yang menunggu.
"Riana, kemana saja kamu?" Tanya bu Fitri
"Maaf bu tadi saya abis ke toilet. Mulai aja ya bu." Ucap Riana.
Riana menatap Reza sekilas dan mulai latihan.
"Udah bener tu gitar?" Hanya dijawab anggukan oleh reza.
"Ayo coba di mulai ibu mau liat latihan kalian udah nyampe mana." Ucap bu Fitri.
Reza dan Riana memulai latihannya, ada beberapa kesalahan saat mereka latihan dan bu Fitri nampaknya marah saat melihat mereka masih belum menguasai chemistry-nya dan belum ada feel nya.
"Masih banyak yang kurang, apalagi chemistry-nya kurang banget. Ibu harap pada saat pensi nanti kalian menampilkan yang terbaik. Ibu percaya sama kalian." Ucap bu Fitri.
"Emang kapan bu pensinya?" Tanya Reza.
"Kayaknya sih sabtu ini"
"Hah? Yaampun, serius buu duh gimana dong. Bu masa iya sabtu ini sih, sedikit banget waktunyaa sekarang udah hari selasa, duh za gimana dongg" heboh Riana.
Lebay, batin reza.
"Ya kalian harus lebih serius lagi dongg" ucap bu Fitri santai dan berlalu meninggalkan mereka.
"Duh zaa, gimana dongg gue ngga yakin kalo kita bisa lancar dalam beberapa hari ini. Masalah gitar lo yang kuncinya erorr itu, suara gue yang belum pulih duh zaa." Riana tak henti-hentinya mengocehh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengsi
Teen FictionGimana jadinya kalo 2 orang remaja yang saling sayang saling cinta, tapi sama sama keras kepala dan punya rasa gengsi yang tinggi. Apa mereka bisa bersatu? Happy Reading guys 😊