Pagi ini reza berhasil bangun pagi setelah beberapa hari lalu ia selalu bangun siang. Karena reza bangun pagi hari ini, reza menjemput dinda untuk mengajaknya berangkat bareng.
Sesampainya dirumah dinda
Ting tong
Tak perlu menunggu lama, pintu rumah dinda sudah terbuka dan menampilkan dinda yang siap untuk berangkat sekolah.
"Yuuk berangkat" ajaknya pada reza
"Bentar gue mau pamit sama papa mama lo, kangen gue" Ucap reza sembari masuk ke rumah dinda.
"Assalamualaikum om, tante?" Ucapnya dengan sopan. Ya walaupun reza dingin tapi ia masih bisa menghargai orang yang lebih tua, dan bisa berbicara lebih banyak hanya pada orang orang terdekatnya.
"Waalaikumsallam, ehh kamu zaa udah lama ga kesini." Balas papa dinda. Sedangkan mama dinda, ia sedang membangunkan anak bungsunya di kamar atas.
"Iya om, sibuk" jawabnya dengan kekehan kecil
"Iyaudah om, reza pamit ya. Salamin buat tante sarah" pamit reza sembari mencium punggung tangan papa dinda.
"Aku juga pamit ya pah, assalamualaikum" pamit dinda.
Setelah itu mereka berdua segera menuju sekolah. Sesampainya di koridor sekolah seperti biasaa reza selalu menjadi pusat perhatian dan reza benci itu. Sedangkan dinda, ia senang memiliki sahabat seperti reza.
"Din plis lo pegang tangan guee, biar ga diteriakin muluu. Risih gue!" Bisik reza pada dinda. Yang hanya dijawab anggukan dan kekehan kecil. Setelah itu dia menjalankan perintah reza, seutas senyum terukir dibibir reza. Dan yaa senyum itu membuat para fans reza semakin histeris.
"Yaahh zaa lo pake senyum segala sii, makin histeris merekaa. Lo pokoknya keluarin muka datar lo." Ucap dinda yang lebih tepatnya berbisik.
Walupun muka lo datar, lo tetap ada di hati guee
Datar aja gue suka apalagi senyum sii zaa
Dan pujian lainnya. Akhirnya mereka bisa sampai ke kelass setelah melewati banyakk teriakan yang membuat reza dan dinda menutup telinganya.
Sesampainya dikelas, tatapan riana dan reza bertemu. Masih dengan tatapan dingin dan datarnyaa, sedangkan riana menatapnya dengan penuh kesal.
"Ehh ri, lo belum gue kenalin ya sama sahabat-sahabat gue. Sini deh, lagian demen banget lo sendirian" cerocos dinda pada riana. Riana memutuskan kontak matanya secara sepihak karena mendengar ocehan dinda.
"Eum..iyaa din." Jawab riana sambil jalan menuju meja dinda dan reza cs. Sebenarnya riana ogah sekali bergabung dengan reza yang dinginnya overload menurut riana. Tapii karena ini dinda yang menyuruhnya jadi riana mau bergabung.
"Woyy, lo pada napaa dahh ko mendadak pendiem gini si?" Tanyanya pada bakti dan aji yang tumben-tumbenan hanya diam.
"Ehh zaa, lo juga ngapain berdiri mulu didepan kelas udah kek pajangan tau ga" lanjutnya sambil terkekeh. Sedangkan reza hanya mengekspresikannya dengan muka datar.
"Ehh riana, lo cantik banget dahh cocok ama gue yang gantengnya melebihi justin biber. Keknya kita jodoh." Goda aji. Yang hanya dijawab senyuman manis.
"Aelaahh ri, jangan senyum ngapaa. Gue malah tambah pingin jadi milik loo" celetuk bakti yang dibalas jitakan oleh aji.
Tawa dinda menyeluruh. "Oh iya ri..ini kenalin temen gue yang bedegul ini ajii. Yang lumayan bener nih namanya bakti dan yang inii irit banget kalo ngomong namanya reza." Dinda memperkenalkan sahabatnya pada riana. Riana berjabat tangan dengan aji dan bakti kecuali reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengsi
Teen FictionGimana jadinya kalo 2 orang remaja yang saling sayang saling cinta, tapi sama sama keras kepala dan punya rasa gengsi yang tinggi. Apa mereka bisa bersatu? Happy Reading guys 😊