#CHAP01
"Kuambil gitar dan mulai memainkan
Lagu lama yang biasa kita nyanyikan
Tapi tak sepatah kata yang bisa terucap
Hanya ingatan yang ada di kepalaHari berganti angin tetap berhambus
Cuaca berubah daun-daun tetap tumbuh
Kata hatiku pun tak pernah berubah
Berjalan dengan apa adanyaDi malam yang dingin dan gelap sepi
benakku melayang pada kisah kita
Terlalu manis untuk dilupakan
Kenangan yang indah bersamamu
Tinggalah mimpi
Terlalu manis untuk dilupakan
Walau kita memang tak saling cinta
Tak kan terjadi ... (diantara kita)"
Alunan musik akustik aku lantunkan dari suara gitarku, gitar pemberian ayahku yang sekarang berada di Bandung. Akupun menuruni tangga panggung Cafe dan segera menuju backstage."Aisyah, suaramu memang indah"Ucap lelaki bernama Ari.
"Ahaha, thanks Ari"
"Mau ku antar pulang?"Tanya Ari.
"Ha? Aku sudah di jemput, ada Azka di depan Cafe. Terimakasih ajakan nya"Ucapku sambil berlari kecil menuju depan Cafe.[Ari Pov]
Namaku Ari Irham aku adalah pemilik Cafe di Tebet Jakarta, tempat berkerja Aisyah Sadega. Aku sudah lama tertarik dengan Aisyah walaupun she's so freak. But, aku sangat tertarik dengan nya dan sangat menginginkan nya.Malam semakin larut sisa hujan sore tadi masih membekas di titik area kubangan jalan Jakarta. Nampaknya ramalan cuaca yang di baca Aisyah memang terjadi, bahwa akan terjadi hujan yang cukup lebat menguyur Jakarta. Suara motor Azka tiba-tiba berhenti tepat di depan Aisyah berdiri.
"Sudah lama syah?"
"Aku baru keluar kok Ka. Yuk nanti keburu deres hujan nya"Jawabku sambil memakai jaket parasit.
Suara motor Azka adalah iringan lagu bagiku, disinilah aku merasa nyaman. Di belakang jok motornya, dimana aku bisa memeluk nya dari belakang dengan erat. I'm so happy with him. Bagiku senyum Azka adalah segalanya, aku rela melakukan apapun asal Azka tetap memberikan kenyamanan nya untukku, meski aku harus menjadi yang kedua.[Azka Pov]
Namaku Naufan Raid Azka, biasa dipanggil Azka. Aku bekerja di salah satu perusahan iklan di Jakarta. Aku sudah lama menjalin hubungan dengan Aisyah Sadega, adik juniorku sewaktu aku kuliah. Akupun sangat mencintai Aisyah dan aku juga berharap Aisyah memiliki rasa yang sama denganku."Udah sampe, kamu jangan telat makan"Ucap Azka.
"Iya, makasih ya ka. Aku masuk dulu"
Akupun masuk ke dalam kos-kosan ku yang letaknya di lantai 2.
"Tumben jam segini udah sepi"Gumamku.
Aku celingak-celinguk kebingunan melihat kondisi kos ku yang tidak seperti biasanya.
"Derr...!! Baru sampe kak?"Tanya seorang bocah kecil mengagetkanku.
"Tarra! Bikin kaget aja, yang lain kemana? Tante Riska, Yofi ?"
"Mereka tadi baru pergi kak, katanya ada kuliah tambahan gitu"Ucap Tarra.
"Lagi-lagi mereka Ke Club malam dengan izin ada kuliah tambahan"batinku.
"Oh, oke yaudah kakak masuk dulu ya mau tidur capek"
"Oke kakak!"
.
.
.
Tiba-tiba aku terbangun mendengar suara mobil dari luar kosku. Akupun langsung membuka pintu balkon kamarku dan melihatnya. Ternyata itu Riska dan Yofi tapi tunggu, mereka diantar seorang lelaki. Ari!
"Ada hubungan apa mereka? Mereka terlihat sama-sama sedang mabuk"Gumamku.
Akupun langsung turun kebawah dan membantu Riska dan Yofi agar bisa masuk ke dalam kos.
"Riska Yofi kalian ini ya, udah dibilang berkali-kali jangan suka ke Club"
"Aaaaahhhh... my sistaa i laff yuu sistaaaa..."Ucap Yofi sambil cengengesan.
"She is beautiful, damn"Ucap Ari sambil memegang sebotol Vodka dan mendekatiku.
"Jangan deket-deket, kamu pulang Ari! Riska Yofi masuk ayuk"Ajakku sambil menggandeng Riska dan Yofi.
Tiba-tiba tangan Ari menarik pundakku dan membalik kan tubuhku tepat di depanya, kini wajahku dan wajahnya saling berhadapan dan sangat dekat.
"Are you kissing me?"Ucap Ari sambil mencoba mencium bibirku.
"Fuck off! Pergi dari sini!"Akupun langsung mendorong tubuh Ari sampai jatuh dan aku langsung menarik Riska dan Yofi masuk kedalam Kos.
Riska dan Yofi kini sudah tertidur pulas setelah memuntahkan semua isi dalam perutnya di kamarmandi. Sementara Ari masih berada di luar kosku sambil sesekali meneguk Vodkanya, namun selang beberapa saat Ari pun pergi sambil mengendarai mobilnya.Drttttt...drtttt suara handphoneku berbunyi sudah pagi rupanya. Aku mencoba membuka mataku dan melihat sekeliling kamarku.
"Semalam? Apa mimpi?"Tanyaku pada diriku sendiri.
"Good morning my sister, this is breakfast to you"Ucap Riska membuka pintu kamarku.
"Semalam?"
"Maaf kak, Riska ke Club lagi soalnya di ajakin temen Riska"
"Berarti semalem bukan mimpi?"
"Hello, wakeup my sista. Semalem itu real facta. You know?"
"Damn. Shit. Fuck Off! Berarti ketika Ari mencoba menciumku itu Nyata?"batinku mulai bergejolak.
"Oke gue makanya nanti aja, sekarang mau mandi dulu"Jawabku sambil meloncat dari kasurku.Pagi ini aku memutuskan untuk masuk kuliah, di jam pertama ada Dosen super killer Dosen pengampu mata kuliah Pancasila.
And Finally, jam pertama sudah selesai dan aku tidak ada jadwal kuliah lagi setelah ini.
Aku pun mencoba menghubungi Azka untuk segera menjemputku. Tak ada jawaban dari Azka, aku beberapa kali mengirimkan pesan via line dan whatsapp tapi berujung nihil.
Aku menunggu Azka di pertigaan arah menuju Kampusku. Di Halte tepatnya, aku membeli sebuah Air Mineral di warung dekat Halte. Setelah menunggu beberapa menit Azka tak kunjung datang dan aku pun memutuskan untuk pergi dengan Angkutan Umum, tiba-tiba
"tittttt...titttt"suara klakson mobil dibelakangku mengagetkanku.
Aku pun sontak menengokan kepalaku ke sumber suara. Kaca mobilpun turun dan aku melihat seorang lelaki sedang duduk menyetir disana.Ari!
Aku bingung bukan kepalang, takut kalau Ari mengingat kejadian semalam. Kejadian saat Ari hampir mencium bibirku. Aku tau kalau Ari dalam kondisi mabuk, tapi tidak menutup kemungkinan Ari juga akan ingat dengan kejadian itu.next?
Like,support and Komen guys 😎
Happy reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is A Source Happiness [MBSH]
Short Story#PROLOG Namaku Aisyah Sadega aku adalah mahasiswi jurusan Hukum di Perguruan Tinggi di Jakarta. Aku tipe orang yang simple, dan easy going. Hobbyku adalah Traveling gak jarang kalau waktu libur kuliah walaupun cuma 1-2 hari bakal aku gunain buat tra...