Chapter 6 : SM Groups

1K 78 22
                                    


NEW YORK, 02.00 P.M, 28 JANUARI 2017

Bunyi derap langkah kaki mengalun tegas namun teratur menunjukan sang pemilik kaki yang sedang terburu namun tetap berwibawa dalam melangkah. Seorang pemuda berperawakan kekar berambut hitam dan berpakaian serba hitam menatap lurus lorong di depan. Mata elangnya tajam seolah akan melahap apa saja yang akan menghalang langkahnya yang terlihat sangat terburu itu.

Di belakangnya tiga orang yang tampak seperti pengawal berstelan kemeja putih, berdasi dan berjas hitam mengikuti langkahnya. Ia membelok ke kanan di pertigaan lorong tersebut dan mempercepat langkahnya saat mendapati sebuah pintu di ujung lorong tersebut. Mendorong kasar pintu di hadapannya, ia segera masuk dan menatap datar seseorang yang duduk membelakanginya.

"Ah selamat datang, Oh Sehun?" sapa seorang pria yang berdiri di samping pria yang duduk membelakanginya itu.

"Where is he?" ucap pemuda yang dipanggil Sehun itu tanpa mempedulikan sapaan sang pria yang baru saja menyapanya. Matanya terus tertuju pada kursi yang membelakanginya itu. Siwan, pria itu sedikit mendengus dan beralih menatap tuannya yang duduk di sampingnya.

"Kau sudah datang Oh Sehun?" jawab pria yang berada di balik kursi itu.

"Tidak usah basa-basi. Cepat katakan dimana dia?" balas Sehun dingin. Pria itu tertawa. Suara tawa yang tidak bisa dikatakan merdu lebih cenderung menyeramkan.

"Seperti biasa, tidak sabaran" pria itu membalik tubuhnya. Seorang pria muda yang berumur tiga puluhan. Rambut hitam miliknya dan senyuman mengerikan di wajahnya membuat tidak ada yang ingin berada di dekatnya terlalu lama. Meskipun pria itu memiliki wajah yang tampan, badannya yang berotot serta suara nya yang terkesan misterius. Aura mangerikan selalu terasa saat ia tersenyum. Sehun menatap datar pria tua itu. Mereka berdua saling tatap untuk beberapa saat sebelum akhirnya sang pria tua itu kembali tertawa.

"Jangan habiskan waktuku! Cepat katakan dimana dia?!" ucap Sehun saat mendengar tawa lelaki gila itu. Mungkin dia juga sudah mulai merasakan efek tidak enak dari tawa pria itu.

"Hei ! Bersikaplah sopan pada Tuan Donghae!" bentak Siwan yang dibalas dengan lirikan sengit tidak suka dari Sehun.

"Sudahlah Siwan-ah" ucap Lelaki gila itu yang bernama Donghae itu setelah berhenti dari tertawanya. Ia menatap Sehun sambil tetap tersenyum. "Kau belum bisa bertemu dengannya Sehun-ssi" kata tenang. "Penelitianku padamu belum selesai. Tubuhmu masih belum stabil menerima ..."

"Hentikan omong kosongmu pria busuk!" potong Sehun setengah menghardik. Siwan ingin maju menghajar Sehun karena ucapannya yang sangat kurang ajar. Namun sebuah tangan menghentikan niatnya. Siwan menoleh menatap tuannya itu dengan tatapan tidak terima. Ia hanya mendengus dan kembali menatap Sehun tidak suka. Sehun terdiam sesaat kemudian melanjutkan ucapannya. "Aku datang padamu bukan untuk menjadi budakmu." Ia menatap tajam pada Donghae. "Kita punya perjanjian. Dan aku yakin kau tidak melupakannya kan?". Senyum di wajah Donghae menghilang. Agak kesal juga mendengar ucapan kasar pria muda di depannya ini. kalau saja dia bukan sample percobaannya sudah di tembak mati pemuda di depannya itu.

"..."

"Aku sudah melakukan apa yang kau inginkan. Dan ternyata kau malah berkhianat dan menyembunyikan semua dariku. Apa kau ingin aku menembak kepalamu sekarang juga?" ucapnya dingin.

"Jaga sikapmu Sehun-ssi! Jangan seenaknya mengancam! Kau ingin mati hah!" bentak Siwan geram.

"Aku tidak ada urusan denganmu penjilat" balasnya dingin. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Siwan. "Tapi aku harus berterima kasih dengan mulut penjilatmu itu. Berkat mulut itu aku bisa mengetahui pengkhianatan Tuanmu yang kau hormati ini" ucapan dingin ini membungkam mulut Siwan. Ia berdecak sambil melirik takut pada Donghae. Donghae tidak bereaksi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Can Call Me MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang