Mengenalmu adalah suatu keinginan.
Menyayangimu adalah suatu kebahagian. Bersamamu adalah suatu impian. Melupakanmu adalah hal yang tidak mungkin.~
Tring tring tring
Aku terbangun dari tidur karena suara alaram yang membangunkan. Aku bersiap-siap untuk pergi kesekeloh.
Aku keluar kamar, dan menuju dapur. Ketika didapur, tidak melihat mereka semua. Kemana mereka? Aku menuju kulkas melihat sebuah kertas kecil berwarna biru dipintu kulkas, Setelah membaca pesan dari mama, aku langsung pergi kesekolah, tanpa sarapan terlebih dahulu.
Aku jalan kaki untuk menuju sekolah, sekolahan tidak terlalu jauh dari rumahku kira-kira hanya membutuhkan waktu 10menit.
Ketika Aku sampai sekolahan, sekolahan masih sepi, aku memutuskan untuk keruang kepala sekolah.
Aku harap kepala sekolah sudah datang, pikirku
Aku mengetok pintu ruang kepala sekolah tiga kali dan menunggu pintu terbuka, dan ternyata kepala sekolah sudah datang.
Rajin juga kepala sekolahnya, pikirku
"Ada apa?" Kata kepala sekolah.
Belum sempat menjawab, kepala sekolah mempersilahkan masuk kedalam ruanganya.
Aku berjalan dikoridor ditemani dengan guru yang tidak ku ketahui. Tak lama sampai dikelas dan dipersilakan masuk.
"Mohon perhatianya!" Teriak guru yang menemaniku tadi.
"Kita kedatangan murid baru, ayo perkenalkan dirimu." Lanjutnya.
"Perkenalkan nama saya Asafelix Belqi Purnomo, saya murid pindahan dari SMA Guna Bangsa." Kataku.
Yaa, aku Asafelix Belqi Purnomo, orang memanggil saya Belqi, saya murid baru di SMA Harapan Bangsa.
"Sudah?" Tanya guru itu. Aku pun mengaguk.
"Baik, sekarang kamu duduk dengan-" katanya terhenti mencari bangku yang kosong. "Safrie. Yang ada dipojok sebelah kanan." Lanjutnya.
Kemudian Aku Berjalan menuju Safrie.
"Hai, panggil saja aku Ella, jangan seperti dia yg memanggilku Safrie." Katanya sambil terkekeh.
"Hai, kenapa memangnya?" Tanyaku.
"Karena aku tidak suka. Btw nama panggilan kamu siapa?"
"Belqi. El, sekarangan pelajaran apa?" Tanyaku.
"Sejarah, Bel."
Setelah sekian lama aku memperhatikan guru yg sedang menjelaskan dengan bosan, bel istirahat pun berbunyi.
Aku membereskan buku yang berada diatas meja dan menarunya dilanci.
"Hai, gua Amara" katanya memperkenalkan diri kepadaku.
"Hai, Belqi."
"Hai, Bel aku Cantika, yang cantik seperti namanya." Katanya dengan sangat pede.
"Pede banget lu, Tik." Kata Ella sambil menoyor kepala Cantika. Aku yang melihat tingkah mereka terkekeh canggung.
"Bel, bareng yuk kekantin." Ajak Amara kepadaku. Akupun mengangguk dan ikut bersama mereka dengan rasa canggung.
"Ga usah canggung gitu sama kita." Kata Ella kepadaku.
"Hah? Iyaa." Kataku sambil menyengir.
Kita memilih tempat duduk dekat kaca yang menghadap lapangan basket. Kata Cantika biar bisa ngeliat cogan main basket.
"Kalian mau pesen apa?" Tanya Amara.
"Siomay sama es teh aja deh." Kata Ella.
"Belqi apa?"
"Samain aja deh."
"Tik, ayo." Kata Amara mengajak Cantika.
"Gua? Ih baru liat cogan, ganggu aja si!" Katanya langsung bangkit dari duduknya.
"Mohon dimaklum sama kelakuan Cantika." Kata Ella.
"Gapapa, namanya juga perempuan." Kataku sambil terkekeh.
"Dia tuh seperti pemburu cogan tahu."
"Hah? Masa?"
"Serius, setiap malam ngestalkin cogan sampe larut." Katanya sambil terkekeh.
"Wow, lu ga kaya gitu?" Tanyaku sambil terkekeh.
"Tapi ga kaya Cantika banget ya."
PAKK!!!
"Ngomongin gua ya?!" Kata Cantika, yang berhasil membuatku tersentak.
"Kurang-kurangin deh pede lu itu." Kata Ella. Tapi Cantika tidak menanggapi melainkan.
"KARAFAA!" Histeris Cantika ketika melihat 4orang datang dengan keringat yang bercucuran.
Rafa yang merasa namanya disebut ia melihat kearah yang menyebutnya, tak lama ia melihat kedepan lagi.
"Rafa." Kataku kecil hampir seperti bisikan, tetapi Ella yang berada disampungku mendengarnya.
"Lu kenal Bel?" Tanya Ella.
"Hah? Kenal siapa."
"Rafa." Belqi hanya menggelengkan kepalanya.
Belqi lupa jika Rafa sekolah disini. Dan ia bertemunya lagi disekolah baru.
Belqi menghelang napasnya lalu memakan siomay yang ia pesan tadi.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Tetapi ia masih berada dikelas.
"Bel, duluan ya." Kata Ella. Belqi mengangguk dan melanjutkan nulisnya. Dia memang lama dalam hal menulis
Belqi seselesai mencatat lalu membereskan buku-buku lalu berjalan keluar kelas.
~
Vote+comment jangan lupa kasih saran dan kritikanya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Diminticare
Teen FictionDiminticare berasal dari Italia yang berati melupakan. Melupakan sebuah masa lalu yang sangat pahit. Cerita segitiga yang dimana mereka saling kejar mengejar yang mereka cintai. Kalanjutanya? Yuk baca aja.