Bila bukan jodoh, tuhan tidak akan membiarkan mu selamanya berada dalam rasa pada seseorang.
~
Sudah seminggu Belqi sekolah di SMA Guna Bangsa. Ia senang karena teman-temannya sangat baik kepadanya.
Sekarang hari sabtu, sekarang ia libur. Dan Ia bingung mau kemana dan ngapain.
Handphone Belqi geter karena ada telfon masuk, ia melihat nama yang tertera, Aslan.
Yaa, Aslan yang menelfonnya. Belqipun mengakatnya.
"Halo."
"Bel, nanti malam ada acara ga?" Tanya Aslan to the poin.
"Kenapa emang?"
"Mau ngajak lu jalan, mau ga?"
"Belum lama lho kita ke Mall nonton terus gua ditraktir sama lu, terus sekarang mau ngajak gua jalan. Bosen gue, Lan sama lu." Kata Belqi sambil terkekeh.
"Halah ga usah sok-sokan bosen lo, kangen aja belagu."
"Najis, Lan jijik." Katanya sambil terkekeh.
"Mau ga?" Tawar Aslan lagi.
"Emm, yaudah deh daripada garing dikamar."
"Yaudah, nanti gua jemput jam 7. See u." Kata Aslan, Belqi mematikan telfonnya lalu membaca novel biar tidak terlalu bosan.
Belqi baru membuka novel handphonenya bergeter lagi.
"Halo ada apaan lagi, Lan." Cerocos Belqi.
"Lan-Lan. ASLAN!" Teriak dari seberang sana.
"Ih berisik, Put. Congor lukan gede banget segala teriak!" Omel Belqi.
Ya, yang menelfon bukan Aslan lagi melainkann sepupunya Aslan-Putri. Putri dan Belqi sangat amat dekat dikarenakan mereka dari kecil selalu barengan terus sampai sekarang. Yang membedakanya hanya sekolah.
"Bodo amat. Ketauan banget abis telponan sama Bang Aslan." Katanya sambil terkekeh.
"Kenapa emang iri?"
"Wailah b aja dong mba. Udah si sama Bang Aslan aja dari pada sama sibajingan."
"Elu aja sama Aslan."
"Kalo boleh mah gua mau aja." Katanya sambil terkekeh.
"Banyak bacot lu, mau apaan nelfon gua."
"Jalan-jalan yuk."
"Kapan? Kemana?"
"Sekarang. Kemall. Sekarang lagi ada film bagus lho." Katanya. Belqi melirik jam sekarang jam 09.00.
"Yaudah tapi sampe sore aja ya."
"Sampe malem lah abis dari mall kita ke-" belum sempat Putri selesai ngomong Belqi memotong.
"Gua ga bisa udah janjian."
"Ish, setiap malam minggu Always ngedate sama siAlan."
"Yaudah ikut aja." Ajak Belqi.
"Soridori rasa stoberi gua ga mau jadi nyamuk yaw."
"Yaudah deh besok aja nontonnya, sekarang ga jadi ga mood gua sama lu." Lanjutnya langsung mematika sambunganya.Belqi menggelengkan kepalanya akibat tingkah laku sahabatnya yang terlalu kekanak-kanakan.
Belqi melanjutkan baca novel. Dan tanpa ia sadari ia tertidur pulas.
Belqi membuka matanya dan melihat jam dinakasnya. Sekarang jam 17.40. Ia kaget dan langsung segera kekamar mandi.
Belqi siap-siap membutuhkan waktu kurang lebih satu jam. Belqi membuka handphonenya. Yang terdapat 1 pesan masuk dari Aslan.
Aslan.
Gua udah sampe didepan rumah lu.Satu menit yang lalu.
Belqi segera turun. Dan keluar rumah untuk menemui Aslan yang sedang menunggunya.
"Dari tadi?" Tanya Belqi yang langsung dipersilahkan masuk kedalam mobilnya.
"Engga kok baru." Kata Aslan yang sambil melihat kearah Belqi, yang begitu cantik pada malam hari ini.
"Kita mau kemana?"
"Sesuatu." Katanya sambil tersenyum.
"Btw, lu tadi cerita ya sama sikutu." Lajutnya."Kenapa? Dia ngamuk-ngamuk ya ke elu." Kata Belqi sambil tertawa. Belqi sudah yakin pasti Putri akan ngamuk-ngamuk ke Aslan karna tidak jadi jalan-jalan dengannya.
"Dicakarin malahan." Katanya sambil tertawa.
Mereka yang dalam perjalanan ngomborol samapai tak terasa bahwa mereka sudah sampai.
"Aslan." Panggil Belqi ketika turun dari mobil.
"Gua udah lama banget ketempat ini. Thanks yaaa." Lanjutnya. Aslan pun mengangguk.Mereka memasuki pasar malam yang diadakan 1 tahun sekali ditempat-tempat tertentu.
Mereka pun menaiki wahana yang ada disana.
"Sumpah asik banget melebih dufan." Kata Belqi sambil tertawa.
"Bel, mau nyoba itu ga?"
"Mau!!"
Mereka kearah permainan boneka. Belqi memainkan permainan itu sudah tiga kali tetapi tidak mendapatkan boneka yang ia inginkan. Karna Belqi menyerah, Aslan pun mencoba dan mendapatkan boneka yang belqi inginkan.
"Ni, buat lu." Kasih Aslan.
"Buat gua, Lan? Ih makasih tambah ganteng aja deh kalo kaya gini." Kata Belqi sambil tertawa.
"Aslan, Belqi." Panggil seseorang.
"Eh, hai Ka Tas. Sama siapa kesini?" Tanya Belqi.
"Sama Rafa. Kalian tu ya makin jadi aja kenapa ga jadian aja coba." Kata Tasya.
"Kapan-kapan jadianya." Kata Aslan sambil tertawa.
"Kapan-kapan mulu lo mah ah, Lan." Kata Rafa yang baru datang langsung nyamber kaya petir.
Belqi yang tersenyum kecut melihat pasangan yang berada didepannya. Aslan yang menyadarinya langsung membawa Belqi pergi.
"Udah ga usah sedih." Kata Aslan sambil mengacak-ngacak rambut Belqi.
"Ihhh. Jangan di acak-acakin dong. Nanti kalo ga cantik lagi gimana." Katanya sambil cemberut. Aslan pun tertawa mendengar itu.
"Emang lu cantik?" Kata Aslan sambil tertawa.
"Ish."
"Mau itu ga?" Tunjuk Aslan.
"MAU!"
"Yaudah yu kesana."
Aslan memberikan satu gulali kepada Belqi.
"Makan gulali yang banyak biar manis." Katanya sambil terkekeh."Udah manis si." Kata Belqi sambil memakan gulali.
"Aslan foto yukk." Ajak Belqi.Mereka berfoto-foto. Lalu pergi kerumah karna ini sudah malam. Dan untungnya tidak menghabiskan waktu banyak untuk kerumah.
"Aslan. Makasih banyak ya, hari ini gua seneng banget meskipun tadi ketemu mereka tapi gua tetep seneng kok." Kata Belqi yang ingin turun dari mobil Aslan.
"Iya sama-sama. Bagus deh kalo begitu." Kata Aslan sambil tersenyum manis.
"Yaudah gua turun ya. Bye." Kata Belqi turun dari mobilnya Aslan.
Belqi memasuki rumahnya yang terdapati orang tuanya sedang berada diruang tivi.
"Hai ma, pa." Sapa Belqi.
"Dari mana kamu?" Tanya papanya.
"Jalan-jalan lah masa dirumah terus. Bosen dong."
"Aku langsung keatas ya ngantuk. Bye." Kata Belqi menaiki tangga lalu memasuki kamar tidurnya..
Haloo. Maaf jika gaje, maaf jika ada yang salah. Maaf jikaa banyak typo.
Ok thank's for read. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan.
-vote
-coment:-saran and
-kritkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Diminticare
Teen FictionDiminticare berasal dari Italia yang berati melupakan. Melupakan sebuah masa lalu yang sangat pahit. Cerita segitiga yang dimana mereka saling kejar mengejar yang mereka cintai. Kalanjutanya? Yuk baca aja.