2

32 16 12
                                    

'Cinta tak harus memiliki' bulshit! Pada dasarnya kamu ingin memiliki dia, namun terhalang oleh tembok yang besar. Iya, tembok. Tembok yang sampe detik ini masih ber diri kokok dan belum bisa aku runtuhkan.

~

Belqi berjalan menuju keluar sekolah lebih tepatnya ia menuju kekedai cofe langgananya. Kedai cofe tidak terlalu jauh dari sekolahannya begitupun dengan rumahnya.

Belqi melihat Rafa dan Tasya bergoncengan, ketika melihat itu, dada belqi begitu nyesak.

"Hai, Bel. Duluan ya." Kata Tasya. Belqi hanya tersenyum kecut. Yang ia lihat Rafa sangat memghindar darinya.

Belqi melanjutkan jalan menuju kedai cofe.

Belqi membuka pintu kedai cofe, ia melihat-lihat bangku yang kosong. Yaa, kedai ini sangat rame oleh anak SMA yang baru pulang sekolah. Akhirnya ia memutuskan untuk memilih diatas.

"Selamat sore mba Belqi." Sapa pelanya.

"Siang, seperi biasa ya mas." Kata Belqi. Ia tidak suka dipanggil 'mba' oleh Mas Aslan-pelayan tersebut karena ia merasa tua padahal Belqi dan Aslan tidak begitu jauh umurnya.

"Oke, 20 menit. Ini notenya mba." Katanya sambil memberikan note.

"10 menit. Stop call me 'mba' mas." Katanya sambil memelas.

"Oke 10 menit. Stop call me 'mas' mba." Kata Aslan membalikan omongan Belqi. Belqi yang menatapnya dengan malas.

Kemudia Belqi menulis dinote apa yang dia rasakan sekarang. Lalu ditempelkan ditembok. Tak lama cofe yang ia pesan datang.

"Kenapa si, Bel cemburut aja dari tadi." Kata Aslan.

Belqi menuju mejanya.

"Gapapa." Katanya singkat.

"Serius?" Tanyanya. Belqipun mengaguk. Lalu Aslan kembali bekerja.

Aslan adalah pemilik kedai cofe ini tetapi ia tetap menjadi seperti pelayan. Banyak yang tidak mengetahui itu. Belqi dan Aslan terlihat begitu dekat. Ya memang, mereka memang dekat karena mereka teman kecil dan Belqi sering sekali ketempat ini, Menurutnya ini adalah tempat bersandarnya.

Aslan sekarang berumur 17 tahun yang sekarang kelas 12. Mereka satu sekolah.

Aslan berjalan kearah Belqi. Yang sejak tadi ia hanya melamun saja. Kini pakaian Aslan sudah serapih daripada yang tadi.

"Bel, ikut yuk." Ajak Aslan langsung menarik tangan Belqi yang belum sempat bertanya.

Mereka masuk kedalam mobil Aslan. Mereka sudah memasuki mobil tetapi Aslan tidak menyalakan mobilnya itu.

"Sekarang ceritain." Katanya yang sedari tadi greget.

"Gue yakin lo pasti tau."

Aslan menarik napas lalu. "Lupain cowo berengsek kaya dia, Bel. Cowo banyak didunia ini." Katanya. Aslan sudah yakin pasti karna itu.

"Lo ga ngerti, Lan." Kata Belqi yang nyaris menangis.

"Gue emang ga ngerti, Bel. Tapi seengganya lo mikir. Emang lo ga cape? Gue aja yang ngeliatnya cape." Kata Aslan yang berhasil membuat Belqi menitikan air matanya.

Kemudian, Aslan memegang pipi Belqi dan menghapus air matanya. Lalu Belqi memeluk Aslan.

Aslan mengusap punggung Belqi untuk menenangkannya.

Ketika Belqi sudah selesai menangis Aslan menyalan mobilnya.

Sekarang mereka berada dimall sedang mengantri tiket bioskop.

Yaa, gini kebiasaan Aslan jika Belqi galau, pasti ia mengajaknya kemall.

Aslan memesan tiket bioskop film animasi yang pasti akan membuat Belqi tersenyum sengganya ia bisa melihat Belqi tersenyum sebentar dari pada terus memikirkan kebodohannya.

"Aslan." Panggil Belqi.
Setelah menonton mereka pergi kerestoran jepang. Kini mereka sedang duduk menanti pesananya datang.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kenapa lu baik banget sama gua?" Tanya Belqi yang membuat tegang Aslan tetapi ia tutupi dengan pintarnya.

"Emang ga boleh berbuat baik sama orang?"  Aslan menanya balik kepada Belqi.

"Ya, boleh. Tapiii..."
"Pesanannya udah datang, makan dulu lanjut nanti setelah makan." Potong Aslan.

Aslan dan Belqi memakan makanan yang mereka pesan. Tetapi Belqi hanya mengaduk2 makanannya dengan sendok dan berpikir

Kenapa Aslan selalu melakukan hal ini saat gua seperti ini. Gua ga mau itu terjadi. Pikirnya.

"Makan, Bel. Jangan diaduk2 gitu ih." Tegor Aslan.

Setelah selesai makan Aslan meminta Belqi untuk melanjutkan bicaranya.

"Kayanya ga usah deh soalnya udah malam." Kata belqi sambil melihat kearah jam tanganya.

"Kapan kapan kalo ketemu lagi nanti gua lanjutin." Lanjut Belqi.

Mereka pun pergi dari mall dan pergi menuju kerumah Belqi. Rumah Belqi dan Aslan tidak jauh rumah mereka terhalang 3 rumah.

"Aslan. Makasih ya." Kata Belqi sambil tersenyum manis.

"Ya sama-sama. Langsung pulang ya, Bel." Katanya Aslan pun langsung pergi dari depan rumah Belqi.

Belqi memasuki rumahnya yang masih gelap gulita. Belqi menghelang nafasnya. Lalu menyalakan lampu, dan pergi kekamar untuk mandi.

Belqi melihat kearah handphonenya yang sedari tadi nyala akibat notif line. Ia membuka linenya.

Ada 50 pesan dari 30.

Belqi melihat ia 2 diudang grup yang satunya grup 11 ips 1 dan satunya cecan hitz 11s1

Belqi me-acc keduanya lalu hanya menjadi sangat rame. Bukan dari grup 11 ips 1 tapi melainkan dari cecan hitz 11s1

Belqi melajutkan mengeringkan rambutnya. Lalu berjalan kearah balkon kamarnya. Ia melihat Mama dan Papanya memasuki rumah.

Yaa, Belqi tinggal bersama orang tuanya tetapi mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Belqi masuk kedalam kamar lagi, menutup pintu dan kaca balkon lalu ia tidur.

~

Thanks for read😄
Vote and comentnya jangan lupa ya. Saran sama kritikannya juga yah.

DiminticareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang