part 5

94 15 2
                                    

Author POV

Nafissa menelpon Farah.

"Halo, assalamualaikum lo bisa jemput gue gak? "
"..."
"Didepan lorong rumah gue aja"
"..."
"Iya, ntar gue ceritain"
"..."
"Iya cepetan"

5 menit kemudian datang motor menghampirinya.

"Farah, lo lama banget! "
"Ini juga udah cepet sa, paling juga 5 menit "
"Yaudah gue nebeng lo hari ini"
"Ok, yuk naik"

15 menit kemudian nafissa dan farah sampai di sekolah.

"Eh sa lo hutang cerita ya sama gue, gak biasanya lo minta jemput sama gue" Suara farah yang minta penjelasan.
"Iya ntar gue ceritain dikelas" Jawab nafissa.

Nafissa POV

Saat gue dan farah sampai dikelas, gue liat anak-anak pada rame di depan kelas. Dan ternyata cuma karna ada kak azam, ketua ekskul rohis di sekolah gue. Kak azam nyaris sempurna menurut gue, karna selain tampan, dia juga sholeh. Bahkan gak jarang banyak anak sekolah ini yang ikut ekskul rohis cuma karna ingin ketemu kak azam.

"Eh sa, itu kak azam kan? " Tanya farah
"Iya" Jawab gue.
"Ya ampun sa, ganteng bangetttt"
"Biasa aja, gantengan juga reno"
"Yee, lo sirik aja"
"Bodo" jawab gue dengan ketus.
"Sa ikutan ekskul itu yuk"
"Aduh fa, makasih sayangnya gue gak minat tuh"

Tiiiinggg...

"Eem baiklah karna bel sudah berbunyi, jadi bagi siswa yang belum sempat daftar, nanti pulang sekolah langsung aja datang ke masjid, trimakasih atas partisipasi kalian, terima Kasih wassalamualaikum" Suara kak azam

Dia berjalan keluar kelas dan melewatiku, aku sempat melihatnya dan dia tersenyum kepada ku, aku juga tersenyum. Ternyata senyumanya sangat manis, pantas saja banyak yang suka padanya.
 
Skip di kelas.

Tiiiinggg...

Bel keluar main berbunyi.

"Sa ke kantin yuk, sekalian lo ceritain soal yang tadi pagi" Suara farah yang mengajakku ke kantin.
"Ya udah, ayo"

Sampai di kantin, ternyata semua bangku sudah penuh.

"Kita mau duduk dimana sa? Udah penuh banget" Suara farah.
"Iya nih"
"Sa itu kak azam kan, dimejanya ada kursi kosong pas 2 tuh"
"Malas ah"
"Terus mau duduk dimana? "

Gue ngeliat sekeliling, ternyata emang bener gak ada kursi kosong lagi selain di meja kak azam yang ada 2 kursi.

"Yaudah ayok" Ajak ku langsung menggandeng tangan farah.

Gue dan farah berjalan menuju meja kak azam.

"Assalamualaikum kak" Suara farah.
"Iya, waalaikumsalam kenapa? " Jawab kak azam.
"Kita boleh duduk disini gak, soalnya semua kursi udah penuh? "
"Ya ampun duduk aja lah, kita berdua gak masalah kok, iya kan? " Sambil melihat ke temanya meminta pendapat.
"Makasih kak" Jawab farah dan kak azam hanya tersenyum.
"Lo mau makan apa sa, biar gue beliin" Tanya farah.
"Emm... Samaan aja kayak lo"  Jawab gue.
"Yaudah tunggu bentar ya, gue beliin" Sambung farah dan langsung pergi untuk membeli makanan.

"Eh, kamu yang tadi pagi gak dikelas X ipa 2 itu" Tanya kak azam memecah keheningan.
"Iya kak" Jawabku dengan senyuman.
"Oh, siapa nama kamu? " Tanya kak azam lagi.
"Nafissa kak, panggil nafi atau sasa aja kak" Jawab ku.
"Oke nafi"

Farah datang dengan membawa 2 porsi mie ayam dan 2 air mineral.

"Nih sa gue beli mie ayam dan ini minumnya"
"Makasih fa"
"Yups"

Gue mulai memakan mie ayam, tapi tunggu dulu ada yang aneh, kenapa kak azam ngelirik gue terus, yaampun kok gue jadi grogi gini. Gak biasanya gue jaim gini. Dan sepertinya farah menyadari kejaimanku.

"Sa lo kenapa? Gak biasanya lo makan jaim gitu? " Tanya farah
"Siapa yang jaim coba? " Tanya gue balik.
"Ya lo lah, atau karna ada kak azam ya? " Tanya farah.
"Apaan sih lo! " jawab gue, dan gue ngeliat ke kak azam dan dia hanya tersenyum.

"Eh udah ya kakak mau masuk ke kelas, emm... Nafissa sama siapa nama kamu? " Tanya kak azam kepada farah.
"Farah kak" Jawab farah ke kak azam.
"Oh ok, nafissa sama farah kakak ke kelas dulu ya? "
"Iya kak" Jawab farah dan gue hanya tersenyum.

"Eh sa, kok kak azam tau nama lo? " Tanya farah ke gue saat kak azam udah pergi.
"Tadi dia nanya"
"Oh, yaudah lo ceritain ke gue kenapa lo tadi pagi minta gue jemput"

Gue ceritaiin semuanya ke farah, mulai dari rencana gue yang mau jengukin reno pulang sekolah, abi yang tau gue pacaran, terus abi yang nyuruh gue buat mutusin reno, sampai gue yang kesel dan langsung keluar rumah gitu aja.

"Oh gitu, terus rencana lo gimana? " Tanya farah.
"Gue gak tau fa, gue aja masih bingung mau gimana lagi"
"Tapi sa lebih baik lo ngikutin kata abi lo, menurut gue abi lo pasti tau yang terbaik buat lo"
"Jadi menurut lo, gue harus mutusin reno gitu? " Tanya gue.
"Iya"
"Tapi fa, gue udah nyaman banget sama dia"
"Ya udah, sekarang keputusan ada sama lo, lo maunya gimana? "
"Gue masih mau pertahanin reno, soal abi ntar gue coba ngasih pengertian ke abi, dan semoga abi gk marah"
"Iya sasa, gue yakin kok sama keputusan lo"
"Iya fa, makasih ya lo emang sahabat gue"
"Iya sa sama-sama"
"Eh, btw ntar lo temenin gue jengukin reno ya? "
"Yaa, gak bisa sa, gue harus bantuin ibu buat nganter pesanan roti"
"Huh, tau deh yang sekarang sibuk banget sama bakery barunya"
"Sa mulai deh"
"Iya iya fa, gue ngerti kok"
"Jadi ntar lo pergi sama siapa? "
"Sendiri mungkin"
"Yaudah hati-hati ya"
"Iya"
"Yaudah kekelas yuk? "
"Yuk"

______________

Assalamualaikum 😊😊

Update kan

Warnai bintang putih itu ya

 👇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menanti Ketetapan-MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang