Suatu saat, Adlan sedang menghukum seseorang
"Ayo! Terus lo itungin tuh batu kerikil. Awas ya lo kalo sampe belom dapet 100 biji, besok lo pulang tinggal nama, ngerti?" Adlan berbicara kepada seorang itu dengan membentaknya.
Namun, Adlan tak sadar jika ada sepasang mata yang memperhatikannya.
"Sialan. Awas lu Dlan! Lo belum tau siapa gue dan siapa yang lo hukum!" seseorang itu mengucap dalam hati dan tersenyum sinis.
Ternyata, itu Gilang. Dan yang dihukum itu adiknya, Risa.Risa menangis terisak dan bicara pada Adlan.
"Kak, ini u.. u... udah seratus. A... Aa... Aaku boleh pulang kan?"
"Boleh, tapi, tunggu dulu. Lo harus nyuci ni sepatu gue yang ketumpahan saos tomat lu tadi!"
"Ta... Tapi kan kak, perjanjiannya gak gitu"
"Udah, gak usah pake tapi - tapian. Cepetan! Gue mau pulang!" Bentak Adlan pada Risa
"Iya kak!" Ujar Risa sambil menahan tangisnya dan membersihkan sepatu Adlan.
Tiba - tiba....
"Adlan..... Cukup Dlan... " Ujar seseorang itu.
"Eh, elo Kas, apa kabar? Lo ngapain ke sini? Mau jadi pahlawan kesiangan? " Ucap Adlan dengan mengejek Bhakas.
"Dlan. Lo itu seharusnya mikir! Lo udah kelewatan tau gak! Lo bukan Adlan sahabat gue yang gue kenal 10 tahun lalu! Lo berubah! Gak punya hati nurani!" Bentak Bhakas kepada Adlan. Sementara Adlan hanya diam tak berkutik.
"Udah ceramahnya?" Balas Adlan. Bhakas memasang wajah tak percayanya.
Yang diucapkan sahabatnya itu diluar dugaannya. Adlan yang dikenalnya dulu adalah seorang yang baik, ramah, tidak sombong, dan suka menolong. Sekarang malah kebalikannya.
"Oke Dlan, kalo itu balesan lo. Risa, ayo pulang bareng gue"
"Tapi kak,"
"Udah, kita tinggalin aja dia disini, SI SEORANG SAHABAT YANG LUPA DIRI! nanti dia juga kena KARMA! Yo!"Ujar Bhakas menyindir lalu menarik Risa keluar area sekolah.
Adlan masih diam mematung memikirkan omongan sahabatnya itu.
Ralat!!! Mungkin, sebentar lagi akan menjadi mantan sahabatnya. Sekarang, ia sadar, bahwa yang dilakukannya selama ini itu salah. Bhakas selalu menasehatinya, tapi, ia tak pernah mendengarkan omongan Bhakas.Adlan berlari mengejar Bhakas dan Risa yang berada menuju jalan raya. Ralat!! Sedang menyebrang.
"Bhakas!!!! Tungggguuuu!!! AAAAARRRRGGGGHHHHH!!!! "
Bruuukkkkkkk........
Sebuah mobil menghantam tubuh Adlan. Kini, tubuhnya berlumuran darah merah nan segar.
Bhakas dan Risa menengok ke arah bising itu. Dilihatnya Adlan yang terkapar berlumuran darah. Bhakas segera berlari menghampiri Adlan.
"Adlan!!!!!!!"
"Dlan, lo harus kuat ya! Kita ke rumah sakit sekarang ya! Tolongggg!!!! Tolongggg!!!!!"Adlan dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulance. Setelah itu, ia mendapatkan perawatan intensif di sana.
"Keluarga Adlan Bahari" Panggil Dokter itu.
"Ya, saya Dok" Sahut Bhakas.
"Silahkan masuk"
"Iya Dok"
...........
"Apa? Temen saya lumpuh Dok? Gak mungkin! Ini gak mungkin! Dlan maafin gue! Seharusnya tadi gue gak bilang gitu ke elo!"
Bhakas menaikkan nada bicaranya. Ia menjambak rambutnya seolah frustasi ."Maaf pak, tapi memang ini kenyataannya. Benturan keras pada kedua kakinya mengakibatkan kelumpuhan. Tapi, dia bisa sembuh asal selalu rajin terapi dan punya semangat untuk bisa berjalan kembali" Sahut Dokter itu menjelaskan kepada Bhakas.
"Ya.. Yasudah Dok, terima kasih. Kalu gitu, saya permisi"
..............
Saat Bhakas memasuki ruangan Adlan yang penuh alat.
Tiba - tiba Adlan menggerakkan tangannya dan matanya perlahan - lahan terbuka."Dlan. Lo bangun? Dokter!!! Suster!!!! Pasien sudah bangun!"
Teriak Bhakas memanggil Dokter dan Suster untuk memeriksa keadaan Adlan."Pasien sudah sadar, tapi, dia tidak boleh banyak bergerak dan memikirkan yang macam - macam dulu" Ucap Dokter itu kepada Bhakas.
"Iya Dok! "
"Dlan, gimana? Badan lo udah enakkan? "
"Enggghhh, udah Kas lumayan. Makasih ya lo udah mau nganterin gue ke rumah sakit, mungkin kalo gak ada lo, gue udah mati kali! "
"Udah, slow, gak usah dipikirin. Lo itu kan best friend gue!"
"Iya, Kas gue mau duduk. Eh... Tunggu... Kok kaki gue gak berasa apa - apa ya?
Mimik wajah Bhakas menjadi panik. Ia bingung harus menjelaskan yang sebenarnya ke sahabatnya itu.
"Gini, gini, Dlan, gue bakal ngasih tau lo yang sebenarnya. Tapi lo tenang ya!"
Adlan hanya mengangguk - anggukan kepalanya."Se... Sebenernya lo lumpuh, Dlan"
DEGGGGHHHH
"Apa? Gak - gak mungkin gue lumpuh! Gak mungkin! Arrrgghhhhhh!!! " Seisi ruangan mencoba menenangkan Adlan yang mengamuk.
.........
Sejak saat itu, ia memakai kursi roda. Yang setia mendorong kursi rodanya itu adalah Bhakas.
Walaupun dia sering diejek karena lumpuh sekarang, tetapi, sahabatnya, Bhakas dan kembarannya yaitu Absa yang bukan satu sekolahan den ha n mereka selalu setia menemaninya hingga saat ini.
Persahabatan mereka terlalu indah untuk dijadikan cerita.
Bersambung...
Hai! Jangan lupa vote + comment nya ya!
Mulai hari ini, aku mengubah paragraf menjadi seperti di atas!
Oke sekian.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tulus Untuk Adlan
Teen FictionMengisahkan tentang seorang pemuda bernama Adlan Bahari. Dia adalah murid dari SMA kartini. Disana, ia terpilih menjadi ketua tim basket. Sejak saat itu, ia dielu - elukan oleh seluruh orang di sekolahnya, didekati banyak siswi perempuan, dan sebaga...