PART 2 : Siapa dia?

56 6 3
                                    


Tring..... Tring... Tring...

Bel istirahat berbunyi, semua siawa berlari ke luar kelas dengan sangat bersemangat. Ya, siapa sih yang gak suka kalo waktu istirahat?

Dikantin.....

~ Adinda ~

Aku melangkahkan kaki menuju ke kantin yang ada di dekat Musholla. Kebetulan, itu kantin yang lumayan sepi. Kantin itu bernama Kantin Bu Sri. Kantin itu menjual nasi goreng.

"Bu, saya pesen nasi gorengnya satu!"

"Iya, bentar ya neng" Kata ibu kantin.

"Jadi berapa Bu?" Tanyaku sambil mengambil nasi goreng yang ada di tangan Ibu kantin.

"Jadi Rp. 10.000,00 aja neng"

"Makasih Bu" Balasku sambil memberi uang kepada ibu kantin.

Skip

Setelah aku menyantap nasi goreng itu. Aku melangkahkan kaki ku ke arah perpustakaan sekolah. Aku ingin mencari buku tentang cara membuat pusisi yang baik.
Setelah mendapatkan buku yang aku cari, aku melangkahkan kaki dan duduk di bangku yang berada di pinggir lapangan sekolah. Saat aku menengok ke pojok sekolah, dekat gudang, aku melihat orang yang berkursi roda sedang menyendiri. Tunggu! Sepertinya ia teman sekelasku tadi yang diejek oleh teman - teman lainnya. Kasihan dia, aku harus jadi temannya!
Aku pun melangkah mendekatinya.

"Hai, aku Adinda murid baru di kelas kamu itu. Emm... Kamu kenapa sendirian?" Tanyaku padanya sambil mengulurkan tanganku padanya.

"Adlan, penting banget ya lo nanya itu?" Jawabnya tanpa membalas uluran tanganku dan dengan nada dingin dan wajah datarnya.

"Eh, enggak, aku cuma mau tau aja kenapa kamu tadi..... "

"Hei... Adlan, lu dicariin ternyata di sini sama murid baru. Wezzz ngapain, PDKT?"

Seseorang memotong ucapanku. Ternyata, dia temannya Adlan. Namanya... Bhakas. Setauku, ia cukup populer karena ia menjadi ketua tim basket saat ini. Aku hanya tau itu saja dari Devi.

"Eh, kamu tau nggak? Itu tuh Bhakas, ketua tim basket di sekolah kita. Cool banget ya!" Ucap Devi sambi menunjuk Bhakas yang sedang merapikan rambutnya.

Ucapan Devi terngiang di kepalaku.

~ Author ~
"Eh lu Kas, yaudah kita pergi yo!" Ucap Adlan.

"Ayo dah. Misi duluan ya!" Balas Bhakas sambil berpamitan kepada Adinda. Ya... Bagaimanapun juga Bhakas Masih punya sopan santun.

"I.. Iya" Balas Adinda juga.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Di pojok kelas.....

"Eh, Dlan cewek itu lumayan ya mukanya!"

"Maksud?"

"Ya, kayak mengingatkan gue sama seseorang"

"Siapa? Oh.. Tunggu.. Tunggu.. Aurel?"

DEGH
seketika Bhakas mematung mendengar ucapan Adlan barusan. Seperti ditusuk oleh pisau yang sangat tajam.

"Dlan, gue gak mood tiba - tiba. Udah gue mau belajar dulu" Kata Bhakas datar.

"Yah, sorry jangan baper. Iya gue gak ngomongin dia lagi"

Setelah itu terjadi keheningan cukup lama diantara mereka berdua. Dan....

"Dlan"

"Apa Kas?" Adlan menoleh.

"Kayaknya mulai detik ini gue bakal cuek sama cewek manapun. Cewek wataknya kayak gitu semua!"

"Wezzz.. Bro, bagus.. bagus.. Dari dulu dong" Kata Adlan sambil menepuk bahu Bhakas yang agak menunduk.

Bhakas tersenyum kecut. Ia mengingat masa lalunya bersama Aurel yang membuatnya kecewa.

Flashback
3 tahun yang lalu saat Bhakas menduduku kelas 9 di sebuah SMP di Jakarta.
Disaat Bhakas dan Aurel menjadi sahabat. Mereka amat dekat, hingga suatu saat...

"Emmm.. Aurel... Gue mau ngomong sama lu"

"Kenapa Kas?"

"E... Gini kita kan udah lama sahabatan"

"Ya?"

"E.. Emm... L.. Lo.. Mau gak ja... Jadi pacar gue?"

DEGH...

Bersambung

Edit :
Terima kasih untuk seseorang yang sudah membantu memberikan ide cerita lewat bbm 😂 sekali lagi makasih.



Cinta Tulus Untuk AdlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang