Why

902 133 19
                                    

Minho berjalan di sebuah komplek di distrik namdaemun, ia melihat-lihat beberapa toko berjajar rapi. Pandangannya beredar ke seluruh penjuru komplek mengamati tiap sudut bangunan untuk menemukan lelaki yang tengah ia cari beberapa hari ini. Minho sengaja mengambil libur selama seminggu untuk mencari rumah Taemin. Dari info yang ia dengar, keluarga Taemin memiliki toko bunga di distrik ini, jadi Minho selalu singgah disetiap toko bunga yang ia lewati di distrik itu.

"Aishhh.... Kaki ku pegal sekali" Minho mendudukkan tubuhnya di sebuah bangku panjang yang berada didepan toko yang sedang tutup, kakinya ia tepuk-tepuk untuk menghilangkan rasa pegal yang menjalar di otot-otot kakinya.

Srrraakkk....

"Aigoo apa anda sudah menunggu lama tuan, Mian toko kami baru sempat buka karena aku sangat kerepotan di rumah" suara seorang ahjuma yang tengah sibuk membuka tokonya, spontan Minho yang tengah duduk, kini berdiri dari tempatnya.

"Anda ingin memesan karangan bunga seperti apa tuan... Eohhh... Kau?" wanita patuh baya itu terlihat sedikit terkejut menatap Minho.

"Bukankah kau Jinki?"

"Ahh... Bibi.. Anda Eomma Taemin, benar bukan" sahut Minho senang.

"Aigoo.. Kau masih mengingat ku, ahhh.. Kaja-kaja masuklah, akan ku buatkan teh"
.
.
.

"Ohhh... Jadi seperti itu" Eomma Taemin mengangguk paham dengan apa yang Minho ceritakan.

"Jadi kau Minho, bukan Jinki?" tegas Eomma Taemin sekali lagi.

"Ne bibi, aku sungguh menyesal jika tau akan jadi seperti ini, aku fikir pertemuan ku dengan Taemin saat itu akan terlupakan baik olehku ataupun Taemin" Minho mendesah pelan, ia menyesap teh yang di sajikan oleh Eomma Taemin.

"Ck, anak bodoh itu memang gampang terkesan pada perlakuan seseorang, dulupun juga sama" Eomma Taemin menyesap tehnya sebelum melanjutkan ceritanya.

"Dulu, Taemin pernah mengalami kecelakaan, dan dia ditolong oleh seorang yang mengenakan sragam SMA yang sama dengannya. Taemin juga mencarinya, dia melakukan hal yang sama dengan yang ia lakukan padamu, dia bilang dia mencari ke seluruh penjuru sekolah, akhirnya dia menemukannya, orang itu adalah kakak kelas Taemin 2 tahun diatasnya, Taemin berniat mengucapkan terimakasih padanya, tapi dia malah menjadi bahan olok-olokan oleh temannya, karena sikapnya yang malu-malu, mungkin dia terkesan seperti ingin menyatakan Cinta pada orang itu, kkkkk" kikik eomma Taemin setelah bercerita.

"Ahhh.... Benarkah bibi?"

"Hmmm... Jadi jangan terlalu merasa bersalah seperti itu" Eomma Taemin menepuk-nepuk pundak Minho pelan.

"E.. Eoh, apa itu terlihat jelas diwajahku bibi?"

"Tentu saja, aku bisa membaca perasaan orang hanya dengan menatap wajahnya" ucap Eomma Taemin.

"Uwahhh jinja, anda hebat sekali bibi"

"Kkkkk... Biasa saja" Eomma Taemin menutup mulutnya sambil menepuk pundak Minho.

"Ahhh.. Ya, aku mau membua bouquet pesanan customerku, kau santai saja disini ne" Eomma Minho berdiri dan memakai clemek berwarna biru pastel yang tergantung di senderan kursi yang ia duduki.

"Apa ada yang bisa ku bantu bi?" tawar Minho.

"Ck, tak perlu repot-repot, kau kan disini tamu, jadi kau harus bersantai, arra"

"Tapi aku tidak enak melihat bibi bekerja sendirian"

"Ck.. Ck... Kau ini memang anak yang baik Minho, baiklah, kau bisa membantuku memotong daun-daun ini" Eomma Taemin menunjuk daun-daun segar yang akan ia susun menjadi rangkaian bunga.

MinimarketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang