_____________________________________
Suara ramai begitu menguasai area salah satu ballroom Hotel ternama di Seoul.
Senyuman orang-orang disana nampak terkembang indah, terlebih untuk para Gadis yang tengah mengantri menunggu giliran untuk berbicara dengan tujuh Pria menawan bak malaikat tanpa sayap yang duduk didepan sana, seolah mempersiapkan kata-kata atau pertanyaan yang akan diajukan sebagai bahan obrolan selama kurang lebih 2-3 menitan. Cukup singkat namun sangat berkesan, dengan membawa pulang tanda tangan dan memberikan hadiah kecil untuk kenangan. Bersyukur saja kalau dari ke tujuh Pria itu akan mengingat wajah mereka dengan baik.
Fansmeeting, tidaklah awam atau asing untuk sebagian orang yang merupakan fans fanatik dari sebuah idol.
Dan hari ini adalah giliran dari BTS (Bangtan Sonyeondan), Grup yang cukup melejit abad ini. Mengeluarkan album dan mengadakan fansmeeting, seolah kegiatan yang harus mereka lakukan setelah keluar album. Melihat bagaimana perkembangannya dijagat musik dan juga menjadi obat rindu untuk fans agar menjadi lebih baik karna menunggu keluarnya album seperti beberapa bulan belakang, atau sampai mencapai tahunan. Benar-benar tren yang terbuat begitu saja."Inha?"
Jimin, salah satu anggota boy grup itu membaca selembar sticky note menempel dialbum baru Grupnya setelah seorang fans menyodorkan. Laki-laki bersurai merah jambu seperti cotton candy yang manis itu mendongak dan tersenyum lembut.
"Eoh, namamu Inha?"
Kedua mata kecilnya terlihat berbinar saat melihat wajah fans yang baru ia lihat, karna sebelumnya tadi dirinya hanya menunduk. Gadis menawan dengan surai silver grey, seolah pas dengan porsi wajahnya yang err-- haruskah Jimin mengatakan ini? Dia cantik, sangat cantik. Kedua iris hitam pekatnya, hidung kecil tingginya seolah membuat wajah Gadis itu terlihat sempurna, dan jangan lupakan bibir Cherry warna merah darah-- tunggu sebentar, apakah itu-- asli. Bukan lipgols! Ya, Tuhan. Apakah Jimin jatuh cinta?
"Maaf,"
DEG
Jimin seolah terhipnotis hingga tanpa sadar ia terus memuji dalam hati bagaimana fisik dihadapannya ini. Demi Tuhan, itu sangat memalukan.
"Maaf-- InHa? Rambutmu sangat bagus."
Jimin tersenyum lebar. Dan mulai memegang telapak tangan kanan Gadis yang ia duga bernama InHa itu, seperti yang biasanya ia lakukan kepada para Army -nama fansnya- namun pegangan kali ini sangat membuat jantungnya berdegub kencang.
"Ah, namaku bukan InHa. Aku kemari untuk adikku!"
Shit, kemari untuk adiknya? Apakah dia bukan fans Jimin juga?
Laki-laki itu terlihat terkejut dengan ekspresi konyol, sangat menggemaskan dengan tangannya masih menggenggam erat telapak tangan Gadis yang cukup mencuri perhatiannya."Oh, Benarkah? Lalu siapa namamu?"
Gadis itu tersenyum kecil. Membuat hati Jimin semakin leleh dengan degub jantung yang tidak terkendali. Tiga menitnya akan segera berakhir, itu sangat disayangakan. Sungguh! Ini keterlaluan. Jimin ingin sekali terus bertanya pada Gadis ini.
"Warmwind!"
Jimin menaikkan sebelah alisnya. Nama macam apa itu? Kenapa dia tidak mengatakan nama sebenarnya. Err, apakah itu sebuah kode morse? Ha? Morse?
"Oh! Warm wind? Kau lucu sekali. Baiklah kita tanda tangan disini."
Benar-benar. Tiga menitnya akan segera berakhir, ia harus cepat dan ia tidak rela melepaskan telapak tangan hangat ini.
Dengan tetap menggenggam telapak Gadis itu, Jimin membubuhkan tanda tangan besar diatas album barunya. Ayolah, dia tidak ingin berpisah dengan Gadis ini."Inha ingin, kau memberi kata-kata semangat disana. Dia memulai ajaran baru disekolahnya."
Jimin menuruti Gadis itu, memberikan kata-kata kecil untuk melegakan hati Inha.
"Terima kasih!"
Tidak rela. Bahkan, saat menuju stand Jungkook, Jimin masih memandangnya tidak rela, malah genggaman tangannya terasa sulit untuk dilepaskan. Ayolah, Jim! Kau--
"Jungkook-ah! Kau tanya siapa namanya."
Bisik Jimin seolah terus mengejar bagaimana Gadis itu yang memandangnya biasa saja. Well! Benar-benar biasa saja, tidak ada respon sama sekali. Seperti sebuah ketertarikan hingga pipinua bersemu merah, itu tidaklah terjadi.
"Yakk! Ini sudah bagianku Hyung. Kau tidak boleh ikut campur."
Jimin mendesis kesal. Mencoba untuk profesional, walaupun sekali-kali kedua matanya melirik kearah Gadis yang terlihat berbincang ringan dengan Jungkook.
"Rambutmu bagus Eung-- Noona?"
Gadis itu mendelik cukup terkejut. Noona? Jimin saja terlihat sedikit terkikik geli. Jungkook benar-benar sok akrab.
"Ah-- Ne!"
Lihatlah, Gadis itu nampak biasa saja walaupun telah dipuji seperti itu. Seolah tidak mengerti akan situasi ini. Jimin berpikir sudah sangat jelas sekali bahwa Si Gadis dengan surai silver grey bukan salah satu Fans per-member ataupun berfandom Army. Dia benar-benar datang hanya untuk adiknya. Cukup disayangkan.
"Terima kasih."
Ya, Tuhan! Apa yang dilakukan Jimin hingga kini ia terlihat mengikuti setiap langkah kakak dari Inga itu.
Gadis itu pergi begitu saja tanpa menunggu penutupan setelah mengantri meminta tanda tangan. Gadis Ber-dress putih anggun dengan surai sepunggungnya berwarna terang. Gadis yang mencuri hati Jimin dalam sekejap, dan Gadis yang akan hilang begitu saja. Tidak akan pernah menemuinya kembali.
Apakah Jimin harus menanyakan setiap nama Inha saat fansmeeting? Menanyakan apa mereka mempunyai kakak perempuan? Demi Tuhan! Seoul begitu luas, nama inha bercecer dimana-mana. Memggelikan sekali."Good Bye Girl!"
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Fan Sister ( Park Jimin)✔
Teen FictionSi Misterius pemilik rambut Silver Grey. ©️2018