Andai saja .... dapat kucegah
💐💐💐
Naba POV
"Apa yang sedang kamu lihat?"
Gadis itu bertanya dengan penuh rasa penasaran. Kedua matanya ikut melihat apa yang sedang gue lihat saat ini."Awan...?" tanyanya yang langsung gue benarkan lewat anggukan kepala. Dia langsung mengambil tempat di sebelah gue yang masih menatap awan-awan yang sangat cantik itu. Menurut gue awan itu unik. Ia selalu melayang-layang diatas udara. Kadang putih suci, juga terlihat hitam mengerikan.
Gue menggenggam tangannya. Ia memandang wajah gue dengan tersenyum lebar. Gue meraih kepalanya dan menaruhnya di bahu gue. Rasanya ingin awan menyaksikan kita berdua saat ini. Gue bisa merasakan hembusan nafasnya. Sekarang gue yakin dia juga masih menatap sesuatu yang selalu gue sukai.
"Raya, sebentar lagi bel masuk. Kita ke kelas yuk" gue menggandeng tangannya dan membawanya berlari menuju kelas yang lumayan jauh. Karena sekolah kami terbilang sangat luas.
Gue meninggalkan Raya yang melambai kearah gue saat dia berjalan menuju bangkunya. Lalu gue berjalan menuju bangku gue yang tidak begitu jauh dari Raya .
Gue dan Raya sudah kenal sejak awal masuk SMA. Raya Nabila Hayati, begitulah nama panjangnya. Dia adalah gadis terpintar di sekolah ini. Gue mulai menyukainya saat pernah satu ruangan bimbel Biologi, gue selalu memperhatikannya yang sangat aktif terhadap penjelasan dari guru. Kadang gue juga sering kebagian satu kelompok sama dia. Mungkin itu juga yang buat gue akhirnya deket. Dari mulai chat-an cuma nanya soal pelajaran, jadi nanyain kabar ya gitu-gitulah. Sampai sering jalan bareng.
Setelah cukup mengenalnya lama. Gue rasa gue juga mulai dekat dengannya. Maka gue putuskan pada tanggal 20 maret 2019 lalu, gue menyatakan perasaan gue.
Sekarang...akhirnya status kita sudah resmi 'pacaran'. Raya adalah pacar pertama gue. Sebenarnya gue pernah deket beberapa kali sama perempuan. Tapi baru sama Raya gue berani ngungkapin perasaan gue apalagi sampai pacaran.
#sepertiawan
Gue kembali mencari gadis gue itu dengan mengedarkan pandangan gue ke setiap sudut sekolah yang bisa dijangkau dari tempat gue berdiri sekarang. Baru kali ini deh kayanya Raya telat dan bikin gue nunggu lama. Tapi tenang aja, gue termasuk orang yang setia kok. Jadi, tetep stay.
Gue kembali mengambil ponsel dari dalam saku jas sekolah. Melihat kalau-kalau ada pesan darinya.
Tiba-tiba ada yang menepuk bahu gue dari belakang. Gue kaget hampir saja akan berlari melintasi samudra dan menembus jagat raya. Lebay dasar.
"Hai, Naba-ku" oh, akhirnya dia datang juga. Gue kembali memasukkan ponsel ke jas. Lalu membalas sapaannya yang sanggup membuat gue meleleh karena senyuman itu. Gile....manis banget!
"Juga, Riya-ku" alay emang, tapi nggak papa gue suka. Biasalah ya kalau awal-awal pacaran suka gitu. Tanpa aba-aba peringatan gue langsung membukakan pintu mobil untuk Raya. Gadis gue itu sudah duduk dengan wajah cerianya karena senang akan diajak jalan sama gue.
Selama perjalanan gue terus memperhatikan Raya yang mulai merasakan hembusan angin. Membuat rambutnya terbang indah.
"Kita mau kemana?" tanyanya saat melihat gue masih fokus dengan setir. Sambil menatap jalanan, akhirnya gue balas pertanyaannya. Sebenarnya semua ini adalah sebuah kejutan yang ingin gue kasih buat Raya.
"Ntar juga tahu"
Riya mencibirkan bibirnya. Ia sepertinya sudah terlanjur penasaran sama tempat tujuan kita nanti. Gue melihat wajahnya. Memperhatikannya sambil terus menggenggam tangannya. Hari ini gue sangat bersyukur bisa duduk berdua didalam mobil dengannya. Matanya sangat indah gue tatap. Seakan tak dapat berpaling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Awan
FantasyDisini gue berada. Disetiap sudut kelas. Gue ada tapi kayaknya nggak terlihat. secara, tubuh gue sekarang transparan. "Raya..ingat aku?" Gue hanya bisa menanyakan kalimat-kalimat ngaco karena sekeras apapun suara gue nggak bisa didenger. Gue udah ma...