Gue siap bantu lo untuk bahagia
🍁🍁🍁
Satu-satunya hal yang harus Sierah hindari adalah 'Hantu'. Itu semua karena setiap ada hantu yang menghampirinya, tidak lain adalah untuk meminta bantuannya. Benci, itulah kata yang mewakili perasaannya.
Sudah berulang kali Sierah diikuti oleh makhluk aneh bernama hantu itu. Saat Serah akan memasuki gerbang sekolah ia dihadang. Sewaktu belajar di kelas dia mengganggunya dan berhasil membuat Serah diusir dari kelas. Bahkan di kantin pun hantu itu meniup-niupkan angin hingga membuatnya sangat tidak nyaman.
Sierah menyerah, Ia memasuki sebuah gudang yang begitu menyeramkan dan bagi orang lain tempat itu larangan. Tapi ini Sierah, gadis yang sudah biasa berurusan dengan hantu.
Dia mengeratkan kuncirannya, tangannya mengepal kuat. Kesabaran Sierah sudah cukup sampai disini saja. Hari ini hantu itu benar-benar membuat harinya kacau.
"Katakan! Apa maumu?"
"Lo pasti paham"
"Apa?"
"Bantu gue"
Serah terkekeh. Hal yang selalu ia dengar dari seorang hantu adalah itu.
"Lo mau kan bantu gue?"
"Tergantung"
Hantu itu mendekat seolah mengikis jarak dengan Sierah.
"Lo mau apa?"
"Kalo lo mau gue bantu. Kita harus Win-Win dong"
"Maksudnya?"
Oh...ayolah? masa hal kayak gitu saja dia tidak tahu. Sierah jelas ingin ada sebuah kesepakatan. Keuntungan untuk hantu itu, dan keuntungan baginya juga. Senyum Sierah mengembang. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana.
"Nama?" tanya Sierah masih fokus ponsel.
"Lo mau ngapain? minta nomer hp gue? pikir dong gue udah mati---"
"Berisik banget sih lo! Siapa juga yang mau nomer hp lo. Gue lupa lo udah mati pantes nggak punya otak"
Takk!
"Aww--" kepala Sierah sakit dijitak sang hantu. Benar-benar tidak tahu diri.
"Naba, itu nama gue"
"Masalah?"
Naba menyentuh lehernya merasa gengsinya muncul. Dia benci dilihat selemah ini minta bantuan seorang perempuan.
"Sampaikan ke Raya apapun yang gue minta"
Sierah mengetik hal itu di ponselnya.
"Permintaan lo apa?" tanya Naba.
"Hmm....bantu gue ngalahin Raya di kelas"
"Apa?!"
#sepertiawan
Naba POV
Sekarang gue percaya sama diri gue sendiri. Pendapat gue dan pandangan tentang gadis bernama Sierah. Gadis itu tidak mungkin tulus membantu orang lain.
Salah, hantu lain.
Gue memandangi seisi kelas Raya dan duduk diatas meja guru. Sekarang Pak Rudi sedang menulis soal di withboard.
"Lo mau ngalahin Raya? Oke! Apa yang mesti gue lakuin?" teriak gue dari posisi yang sama.
Sierah mengulum bibirnya dan meletakkan jari telunjuk di bibirnya. Takut dia sama gue, emang sih ini bukan tempat yang pas buat ngomongin perjanjian. Tapi, gue kepikiran terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Awan
FantasyDisini gue berada. Disetiap sudut kelas. Gue ada tapi kayaknya nggak terlihat. secara, tubuh gue sekarang transparan. "Raya..ingat aku?" Gue hanya bisa menanyakan kalimat-kalimat ngaco karena sekeras apapun suara gue nggak bisa didenger. Gue udah ma...