4

30 5 0
                                    

....iya, Disini

💐💐💐

Naba POV

"Nggak usah ngalangin jalan juga kali" Ish... ganggu banget sih nggak tahu orang lagi merhatiin Raya.

Gue menggeser tempat berdiri gue dan beralih ke samping Raya.

"Tunggu, nama lo siapa?" terdengar suara Raya.

"Bukan Naba, kan?"

Deg!

Gue menatap gadis yang bersuara itu. Terdapat nada penasaran disana. Gue lihat wajah si anak baru itu menyiratkan tawa sinisnya.

"Bukannya itu nama cowok?" jawabnya ketus.

"Terus nama lo siapa?" tanya Raya lagi. Rupanya dia masih saja penasaran jika belum mendapat jawaban. Sngguh masih sama seperti Raya yang dulu.

"Gue...Sierah"

"Hai...Sierah" sapa Raya. Tapi gue lihat gadis itu masih diam tanpa sedikitpun niatan ingin membalas sapaan Raya. Gue yang merasa bahwa sikap anak baru itu menyebalkan tak segan mengejeknya.

"Ish... dasar gadis sombong. Gadis aneh, judes, ketus, gila, menjijikkan, keturunan jin, dug---"

"DIAM!" Teriakan Sierah mampu membuat kalimat gue terpotong. Sontak itu membuat Raya yang tak bisa melihat gue jadi berfikiran bahwa mungkin bentakan itu ditujukan padanya.

Sierah menghentakkan kakinya sangat keras menuju tempat duduknya.

"Gue salah ya?" samar-samar gue dengar suara Raya.

Gue yang berdiri didepannya hanya bisa tersenyum melihatnya. "Kamu nggak salah Raya"

"Raya, gue pinjem buku catatan fisika lo dong" kata salah satu teman Raya. Raya langsung berjalan mendekati tasnya berada. Ia melangkah mendekat ke arah gue dan seperti dugaan gue dia bukan menabrak gue, melainkan menembusnya. Seperti orang-orang lainnya yang lewat dan menembus gue tanpa menabrak. Jujur, meski sudah lama berperan sebagai hantu tapi gue masih suka baper kala hal tersebut terjadi. Apalagi detik ini Raya sendiri yang melakukannya.

#sepertiawan

Gue terus memperhatikan Putri yang masih asik menceritakan masa lalunya. Hantu yang satu ini memang suka sekali menceritakan masa lalunya. Katanya sangat bersejarah dan perlu dikenang, tapi ya nggak usah sering-sering juga kali.

"Kalian bisa bayangin guys, gimana perasaan gue. Hancur berkeping-keping, sakit banget tau..." kata Putri dibuat sedrama mungkin.

"Gue ngantuk dengerin lo cerita mulu dari tadi" celetuk Geraldi dari pojokan. Gue masih belum beranilah motong kata-kata Putri. Gue masih terbilang baru diantara mereka, alias mereka ini senior gue.

"Belum sampe ending, Ger" kata si Putri enggan mengakhiri cerita serunya.

"Apa.... gue tahu. Pasti setelah lo liat mantan lo jadian sama temen lo itu tuh, malemnya lo minum obat tidur sampe over dan yah...lo tidur terus nggak bangun lagi"

Seperti AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang