Started With Kiss

18K 227 4
                                    

"Vin, kapan dong kita ML lagi?"

Suara perempuan yang cemperng nan manja itu memasuki gendang telingaku. Yang ditanya malah terkekeh kecil, lalu menggeleng pelan. "Gaada ML sama sembarang cewek, sekarang. Tar cewek gue marah."

Si cempreng hanya mendesah manja, lalu mengecup pipi Kevin-cowok yang tadi dipanggil Vin. Mereka lalu mengobrol ringan, sesekali tertawa pelan.

Aku mendengus, lalu kembali membaca tulisan-tulisan yang berada dalam novel yang kubaca. Saat ini, aku sedang duduk di bangku yang tersedia sepanjang koridor kampus. Jam istirahat sudah berbunyi beberapa detik yang lalu, dan katakan saja jika aku adalah cewek yang cupu. Bagi penglihatan beberapa orang, sih, ya begitu. Namun, aku tidak sepolos kelihatannya. Benar-benar tidak.

Embusan napas hangat yang menerpa telingaku membuatku harus menggeser kepala dan mengalihkan perhatianku pada seseorang yang telah meniup telingaku dengan kurang ajar.

Melihat sang pelaku kejahatan tersenyum, aku mendengus kesal dan kembali membaca buku, tanpa menghiraukan Kevin-ya, pengganggu itu-yang kepalanya masih sangat dekat denganku.

"I want to kiss you," dia berbisik pelan ditelingaku. Dan aku sukses merinding saat giginya menggigit cuping telingaku.

Aku menatapnya marah, dan dibalas dengan seringaian miliknya. "Gue lagi baca."

Kevin mengangkat sebelah alisnya, lalu merebut buku yang ada ditanganku, membuatku kembali mendengus. Kevin ikutan mendengus saat aku hanya memelototinya. "Come on, Devina. Cuma beberapa menit, kok. Abis itu, lo bebas ngapain."

Aku menatapnya lama. Dengan mata memincing curiga, tentunya. Dia hanya tersenyum manis, mengedipkan matanya so imut, lalu menaik turunkan alisnya. Aku mendengus kembali, lalu mengangguk pasrah. Demi kebebasan, akan kulakukan.

Dan persetujuanku membuat wajah Kevin berseri. Orang yang tadi diajak making love oleh seorang perempuan di kampus ini, menarik tanganku untuk menyeret tubuhku sesuai langkahnya.

Aku tidak mengerti. Apa sebenarnya yang dia inginkan dariku? Aku hanya tahu, dia adalah anak baru di kampus ini, dan kebetulan satu fakultas denganku, juga satu kelas.

Namun tiba-tiba, dia mengumumkan bahwa dia adalah kawan dari mantan pacarku, Arya. Dan ternyata, dia juga selalu mengikuti pesta kampus, sehingga dikenal oleh banyak perempuan di kampus ini. Bukan hanya dikenal, sih. Mungkin, setengah dari kawannya pernah berhubungan intim dengannya. Melihat dari banyaknya orang yang mengajaknya berhubungan intim, entah mengapa aku tidak kaget mengetahuinya.

Dia membawaku ke ruang lab. Aku hanya mengikutinya, lalu duduk di atas meja panjang yang kebetulan sedang kosong. Saat mataku melirik sekitaran, sebuah benda kenyal dan lembab yang menyentuh bibirku membuat aku mengerjapkan mata.

Kevin tidak sabaran. Padahal, ini ketiga kalinya dia menciumku.

Aku lalu menelan ludah, kemudian memejamkan mata dan membalas ciumannya.

Kevin mengeram. Dan aku tahu jika itu tidak baik karena dia semakin gencar menciumku, seolah ingin melahapku. Tangannya kini melingkari pinggangku, lalu menarik tubuhku sehingga aku harus turun dari meja. Dia terus menarik tubuhku, memelukku erat hingga aku harus mendongakan kepala agar lebih mudah untuk membalas ciumannya.

Napasku mulai habis, dan Kevin masih gancar menciumku seolah tidak ada hari esok.

"Kevin-" aku memanggilnya, saat mulutnya sedikit menjauh dari bibirku. Namun, gagal. Kevin terus menciumku, padahal sebentar lagi aku akan kehabisan napas. "Gue gak bisa napas."

Akhirnya, ciuman Kevin terhenti. Bibirnya terbuka setengah, dan masih berada tepat di depan bibirku. Dia tersenyum, lalu menyatukan kening kami. "Ini udah ketiga kalinya lo ciuman sama gue. Kenapa lo gak bisa berlatih aja, sih?"

Short Story of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang