chapter 1

92 7 1
                                    

Para murid bersorak senang saat bel pulang bergema diseluruh penjuru sekolah, menandakan pembelajaran hari ini telah usai dan berlanjut lagi esok pagi.

"Baiklah anak anak pelajaran hari ini cukup sampai di sini kita lanjutkan di pertemuan berikutnya" ucap seorang guru wanita kemudian berlalu pergi meninggalkan kelas XI IPA 2.

Kelas pun riuh oleh siswa siswi yang sedang membereskan alat alat sekolahnya dengan mulut mereka yang mengoceh sana sini. Tak berselang lama kelas pun sepi menyisakan seorang siswi yang nampak sedang mamasukan buku buku kedalam tasnya. Nama siswi itu Cahaya Kirana, Aya nama panggilannya.

Setelah semua buku dimasukan ke dalam tas, Aya melangkah keluar. Lorong kelas Aya yang berada di lantai dua sudah sepi, hanya ada beberapa siswa maupun siswi yang sedang mengerjakan piketnya. Aya berjalan menuruni tangga. Meski bel pulang sudah berdering lima belas menit yang lalu, masih ada beberapa murid SMA Kemilau Bangsa yang berada disekolah dengan kegiatan mereka masing masing, seperti segerombolan siswi perempuan yang sedang duduk di kursi di bawah pohon yang berada beberapa meter di depan Aya. Lalu ada juga para pasangan yang mengumbar keromantisan mereka di taman sekolah.

Aya melangkah perlahan sambil mengunyah permen karetnya.

"Eh eh denger gosip gak sih, katanya di sekolah ini ada yang bunting" bisik seorang siswi pada teman temannya, tapi sepertinya itu buka sebuah bisikan, karena Aya dapat mendengarnya dengan jelas saat jarak Aya dan mereka hanya dua meter.

"Hahh yang bener? Siapa emang?" Tanya salah satu siswi dengan bando pink di rambutnya. Ke dua siswi yang lain pun menganggukan kepalanya penasaran.

"Itu lohh anak kelas sebelas IPS satu, temennya Aya. siapa tuh namanya.. duh lupa gue.." siswi itu terdiam sejenak mengingat ngingat. "Ahh iya Tiwi namanya. Iya Tiwi" lanjutnya membuat ketiga temannya terdiam karena keterkejutannya.

Faktanya memang benar Tiwi itu adalah teman dekat Aya. Namun itu dulu, tidak untuk sekarang. Dan Tiwi adalah siswi yang cukup populer kerena keramahannya yang membuat dia disukai oleh banyak orang. Wajar mereka merasa terkejut dengan kabar ini, Tiwi memiliki penilaian plus dari para siswa siswi SMA ini, karena Tiwi adalah gadis baik yang selalu mengumbar senyum ramahnya dan dia juga pandai bergaul, hampir seluruh sekolah mengenal Tiwi. Seragam yang dipakainya pun terbilang sopan, tidak seperti siswi siswi centil yang mencari kepopuleran dengan memakai pakaian seragam serba ketat dan mini.

Memang pergaulan sekarang sungguh mengkhawatirkan, membayangkan di umur yang masih sangat muda atau terbilang remaja kita sudah harus menanggung tanggung jawab dari sebuah kesalahan yang tidak disengaja, atau bahkan kesalahan yang disengaja.(?)

Awalnya coba coba, dan akhirnya penyesalan. Sangat klise.

Pada saat ini, privatenews banyak sekali menemui kejadian atau kasuskehamilan pada remaja putri, bahkan kasus tersebut paling banyak dialami pada saat para remaja putri belum menikah alias hamil di luar nikah. Padahal, kehamilan di usia muda memiliki resiko yang tinggi , tidak hanya merusak masa depan remaja yang bersangkutan, tetapi juga sangat berbahaya untuk kesehatannya.

Bahkan karena setres yang di alami, banyak ibu muda yang membuang bayi yang masih suci itu. Alasannya sederhana, hanya malu dan takut. Jika memang malu kenapa melakukan perbuat sepert itu?

Aya mengabaikan apa yang dia dengar, toh dia tidak peduli. Itu bukan urusannya. Tiba tiba saja keempat siswi itu memanggilnya, dan Aya menghentikan langkahnya saat ke empat siswi itu sudah ada di hadapannya, mencegat.

Wajar saja namanya disebut sebut saat mereka bergosip, ternyata salah satunya adalah Devi teman satu sekolah Aya saat SMP. Hanya sekedar saling mengetahui nama tanpa obrolan akrab bahkan tanpa tegur sapa, apakah itu disebut teman?

CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang